--Go--

1.1K 166 97
                                    

Pagi datang lagi. Aku tiba di kantor Agensi Detektif lima belas menit lebih cepat dari biasanya. Memperhatikan ruangan ini perlahan terisi oleh para pegawai sambil memikirkan beberapa hal acak dan mengetiknya, berharap suatu hari ide yang muncul akan menjadi sebuah kisah.

Kubayangkan beberapa bentuk adegan, menuliskannya---merangkai dan menggambar lewat kata-kata. Itu adalah hal paling sederhana yang selalu berhasil meningkatkan mood.

Dazai dan Kunikida tak datang ke kantor, mungkin pagi ini langsung menyelidiki kasus Hiromi Yuuka.

Jujur, suasana lebih hening saat Dazai tidak hadir. Namun, entahlah. Ada beberapa yang ingin kutanyakan pada pria berperban itu---okey, bukan 'beberapa', tetapi 'banyak'!

Hm, sepertinya mustahil.

Mereka berdua baru kembali setelah lewat jam makan siang. Entahlah, aku juga baru kembali dari menyelesaikan pekerjaan kecil bersama Tanizaki.

"[Name]-san, seleramu sangat bagus!" puji Naomi saat membongkar beberapa belanjaan.

"Eh, begitu, ya ...." Aku tersenyum tipis, sedangkan gadis berambut hitam itu masih dengan senyum cerianya seperti biasa.

"Um!" Dia mengangguk. "Nii-sama~ lain kali kau yang harus memilihkan baju untuk Naomi~!"

"Naomi--!"

Aku mengabaikan sisanya, kembali ke mejaku. Masih ada laporan yang harus dikerjakan ....

Haah ....

"[Name]-chan~!" sapa Dazai ceria. Aku kembali menghela napas dan menoleh.

"Kau tahu? Aku sudah memecahkan kasus itu, loh! Semuanya!" 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau tahu? Aku sudah memecahkan kasus itu, loh! Semuanya!" 

"Yang benar?" Menaikkan alis, kulirik Kunikida yang ... juga tampak terkejut?

"Kau serius?" tanyaku lagi dengan wajah datar.

"Serius ... kau tidak percaya padaku, [Name]-chan~?" Dazai merengek, ekspresinya begitu terluka.

Sebelum sempat menjawab lagi, Kunikida sudah berdiri sambil menaikkan kacamatanya dan memberi tatapan tajam pada Dazai. "Jangan omong kosong, Dazai! Kita bahkan belum menemukan apa pun!"

"Heeh~?" Dazai menatap rekan berambut pirangnya dengan heran dan takjub di saat bersamaan, "Kunikida-kun tidak menyadarinya~? Padahal aku yakin itu sudah sangat jelas ...."

Ekspresinya menyebalkan, sungguh ... dan nadanya--

"Apa?!" balas Kunikida setengah berteriak.

"Orang itu." Ekspresi Dazai kini berubah, ada senyum tipis yang sinis di wajahnya.

Kunikida menatap rekannya dengan penasaran, apa yang Dazai sadari saat mereka menyelidiki kasus itu bersama?

Yah, sebenarnya, kecuali Ranpo yang sepertinya sudah tahu jawaban kasus ini dan aku yang sibuk membuka bungkus permen, perhatian mereka terarah pada Dazai. Sangat jarang pria itu bicara serius. Namun, saat serius, hawa di sekitarnya benar-benar berubah.

Your Dream [Re-publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang