Bagian Tak Berjudul

1.8K 207 44
                                    

Mantan anggota organisasi kriminal yang sekarang malah menjadi detektif?

Jangan bercanda, aku tidak percaya cerita aneh macam itu! Kenapa sampai berpikiran begitu? Karena di depanku sekarang adalah orang paling aneh yang pernah kutemui, Dazai Osamu-san.

Yaah, kalau itu tentang Dazai-san, pastinya cuma bagian dari lelucon dan omong kosong lainnya ....

Aku mengalihkan pikiran aneh itu dan memandang ke luar jendela.

🌨️


Aku hanya gadis biasa, datang dari Tokyo dan entah bagaimana berakhir di Kota Pelabuhan yang indah ini, Yokohama.

Lantas, dengan upaya menegangkan berhasil lulus tes masuk untuk menjadi anggota dari Agensi Detektif Bersenjata. Hal yang kuimpikan sejak menginjak tanah Yokohama ini.

"Ah~ [Name]-chan~ kau terlihat indah bagaikan bunga yang mekar di musim panas ...." Tanganku digenggam, manusia setengah mumi berusaha membuat suasana romantis.

Tentu, usahanya akan sangat berhasil, jika saja--

"Maukah dirimu yang indah ini bunuh diri ganda bersamaku? Oh, wahai bungaku yang cantik~?"

--dia tak mengatakan itu di akhir kalimatnya.

"Menyerahlah, Dazai-san!" Menarik paksa tanganku, ekspresi Dazai begitu kecewa, tetapi segera berubah menjadi netral dalam hitungan detik.

Pria cokelat itu kembali duduk normal di depanku, mengaduk-aduk kopi yang tadi di pesannya. Ah, kami ada di Kafe Uzumaki saat ini.

"[Name]-san, kau harus bersabar ...."

Mengabaikan komentar dari Atsushi dengan anggukan samar, perhatianku entah mengapa kembali tertuju pada pria yang kini duduk dan dengan serius membaca bukunya.

Sepertinya dia seumurku, punya kebiasaan aneh, tidak terlalu mengesankan, tetapi cukup tampan. Aku tak bisa menyangkal yang terakhir, sungguh. Entah kenapa, wajah yang dibingkai surai cokelat itu punya daya pikat tersendiri.

Aku menyukai sesuatu hal tentang itu.

"Apakah akhirnya kau menyadari pesonaku ini, [Name]-chan?"

Entah berapa lama aku melamun sambil bertopang dagu dan memandangnya, sampai suara tenang laki-laki itu mengagetkanku.

"Tentu saja tidak!" Aku memalingkan wajah, tetapi sekilas melihat matanya masih fokus pada buku bersampul merah dan putih itu. Entah apa yang dibacanya, aku tak peduli.

Dazai terkekeh saat membalikkan halaman bukunya.

Orang ini, jika dalam pose seriusnya seperti ini ... kenapa dia harus bertingkah menyebalkan setiap saat?!

Apa benar orang ini ... pernah bekerja untuk mafia?

Pemikiran itu kembali terlintas. Aku memang belum pernah mengkonfirmasinya, dan tak ada pengakuan juga dari Dazai. Yang jelas sulit percaya orang yang tampak luarnya sedikit idiot ini ....

Sudahlah, tak penting juga.

Mengakhiri sesi melamun, kuhabiskan tegukan terakhir dan bangkit untuk kembali bekerja di lantai empat gedung ini.

Sepertinya Dazai masih akan menghabiskan waktunya di kafe. Kudengar dia sering menghilang atau membolos bahkan saat rapat penting.

Di dalam, hanya ada Ranpo yang asyik membaca koran sambil makan camilan, juga Kunikida yang sepertinya mencatat sesuatu lagi di buku hariannya.

Your Dream [Re-publish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang