Tania pun meminjam stetoskop Joana untuk memeriksa detak jantungnya yang berbeda sari sebelumnya.

"Tania??", Ucap Joana.

"Tania kamu kan belum pulih", ucap dr. Rafi.

"Stetoskop .. cepat ..", ucap Tania.

Joana pun yang sempat ragu karena tahu apa yang terjadi akhirnya memberikan stetoskopnya pada Tania. Tania pun dengan segera memeriksakan detak jantungnya. Ia mencoba mendengarkan dengan teliti pada detak jantungnya.

Sungguh sulit di percaya, ini adalah katup mekanik. Sungguh terasa jelas pada telinga Tania. Ia sangat merasa terpukul dengan kenyataan ini. Tiba-tiba datang dr. Bara yang terkejut melihat Tania berada di ruang data pasien dengan stetoskopnya di telinganya.

"dr. Tania…?? Kapan kamu sadar?? Ayo kita ke kamar..", ucap dr. Bara.

"Kenapa ada suara seperti jam dari dada saya???", Ucap Tania.

"Kami memakai katup mekanik", ucap dr. Bara dengan tenang.

"Kenapa?!!", Ucap Tania.

"Apa aku nyuruh kamu pakai katup mekanik!!?", Ucap Tania emosi.

"Lukanya terlalu parah..ketika kita membuka dada kerusakan karena infeksi sudah sangat parah..operasi sekali lagi akan sangat berbahaya..aku gak punya pilihan lain..", ucap dr. Bara.

Tania pun dengan perasaan yang sangat marah pada dr. Bara akhirnya memutuskan pergi tania mengucap sepatah kata pun.

"dr. Tania…. dr. Tania..", panggil dr. Bara. Tapi Tania tak menghiraukannya.

***

Tania terus saja termenung dan terdiam di kamarnya. Sang ibu yang sudah ada di kamar terus saja meminta maaf karena ia menyetujui pemasangan katup mekanik itu. Ia pun mengatakan bahwa Tania masih bisa hamil walaupun memakai katup mekanik. Akan tetapi Tania tetap terdiam.

Terdengar suara mengetuk pintu dan itu adalah dr. Bara. Sang ibu pun memberikan waktu bicara untuk mereka berdua. dr. Bara pun meminta maaf pada Tania. Tetapi respon Tania tidak seperti yang dr. Bara harapkan.

"Aku gak punya pilihan lain ..", ucap dr. Bara.

"Jika kamu gak ada pilihan lain .. kenapa kamu harus minta maaf?", Ucap Tania.

"Jika kamu di operasi lagi.. maka kamu bisa meninggalkan Tania..gimana bisa aku pakai katup jaringan..", ucap dr. Bara.

"Barapa?? 100%?? Jika kamu pakai katup jaringan, apa aku akan mati di operasi selanjutnya?? Kenapa kamu gak jawab!!", Ucap Tania.

"Gak.. gak 100% ", ucap dr. Bara.

"Ini tubuhku.. bukan tubuh kamu.. ini punyaku… aku percaya sama kamu.. aku percaya di operasi sama kamu… tapi kenapa kamu lakuin ini sama aku..bukan satu.. tapi dua katup sekaligus Bara…!!

"Dan mulai sekarang..aku harus meminum obat.. jika terbentur akan menimbulkan lebam.. kalau berdarah tidak mudah berhenti.. kalau sedang sibuk dengan pasien gimana kalau aku lupa minum obat…  aku harus terus memonitor darahku.. dan khawatir ada kerusakan otak… dan yang paling parah adalah suara seperti jam di dalam jantung ini.. apa aku masih bisa jadi dokter dengan suara jam itu menggangguku setiap memakai stetoskop pada pasien…aku yang rasain bukan kamu…kamu membunuh mimpiku di atas meja operasi itu...", ucap Tania.

dr. Bara terdiam, ia tak mungkin berkata apapun saat Tania seperti ini. Ia ingin menjelaskan semuanya namun kondisi dan perasaan Tania saat ini tak memungkinkan dirinya untuk menjelaskan pada Tania. Ia pun memilih untuk diam tak berusaha membela diri.

Dokter Tania (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang