Bagian 11

928 54 7
                                    

Tania berusaha menstabilkan keadaan pasien. Tapi ternyata di bagian punggung pasien terjadi pendarahan akibat cukup hebat, ia pun menyuruh supir ambulans agar bergegas ke rumah sakit dan Tania pun ikut di dalamnya.

Dengan rasa tak tega pada ibunya, ia meminta ijin pamit dan akan segera kembali setelah mengantar pasien itu ke rumah sakit. Ibu Linda hanya melihatnya tanpa mengatakan sesuatu.

Saat di perjalanan Tania bertanya rumah sakit mana yang terdekat untuk membawa pasien. Ternyata rumah sakit itu rumah sakit Harapan. Tania terkejut karena rumah sakit itu adalah tempat ia magang.

Setelah sampai disana, dr. Bara dan dr. Kiki sudah menunggu pasien di depan pintu UGD. Mereka tidak menyangka bahwa disana ada Tania. Tania langsung menjelaskan kondisi sang pasien dan langsung pamit untuk pergi.

Akan tetapi dr. Bara melarangnya pergi dan menyuruhnya masuk dan memberi tindakan untuk pasiennya itu. Tania yang awalnya hanya terdiam pun dan ragu untuk masuk akhirnya memantapkan hatinya kembali ke rumah sakit.

Setelah mengoperasi pasien kecelakaan tadi, Tania, dr. Kiki dan dr. Bara keluar dari ruang operasi. Akan tetapi ibu Linda sudah menunggu Tania di depan. dr. Bara dan dr. Kiki pun pergi duluan meninggalkan mereka berdua.

Tania yang merasa tidak enak pada sang ibu, langsung meminta maaf atas keputusannya itu. Tapi sang ibu malah membawa tas berisi baju Tania dan memuji atas apa yang Tania lakukan saat di jalan tadi. Sang ibu merasa sangat bangga dengan apa yang dilakukan anaknya tadi. Tania tak menyangka dengan pernyataan sang ibu, ia langsung memeluk sang ibu.

Tania bertemu dengan sahabat-sahabatnya, mereka sangat senang melihat Tania kembali ke rumah sakit. Apalagi Fahmi saking senangnya, ia langsung memeluk Tania.

Tania pun langsung bertugas seperti biasanya, memeriksa keadaan para pasiennya. Dan saat perjalanan menuju UGD ia berpapasan dengan dr. Rafa. Tania bukan senang malah merasa tidak enak pada kekasihnya itu karena kejadian tempo hari.

Tapi dr. Rafa tak mempermasalahkan kejadian itu. Ia malah mengajak Tania makan malam. Tania pun langsung memberikan senyuman malu pada kekasihnya itu. Dari kejauhan ternyata dr. Bara memperhatikan mereka, ia menghela nafas dan wajah cemburu terpancar dari wajahnya. Ia pun langsung pergi meninggalkan mereka berdua.

Malam pun tiba, Tania dan dr. Rafa pergi makan malam. Tania sangat senang saat itu, ini adalah kencan mereka untuk pertama kalinya. Sedangkan di tempat lain ternyata dr. Bara pun pergi bersama dr. Manda.

"Tumben ngajak keluar???", Tanya dr. Manda.

"Hmmm ahh yang bener??", Ucap dr. Bara.

"Biasanya aku yang ajak kamu.. hmm ada apa.. laga laganya kamu lagi suka sama seseorang??", Ucap dr. Manda.

dr. Bara hanya tersenyum dengan ucapan dr. Manda.

"Ngomong-ngomong kamu bisa tahan satu rumah sakit sama Rafa gimana??", Ucap dr. Bara mengalihkan.

"Sebenarnya… tak mudah untuk satu tempat kerja sama.mantan… tapi ya… kita sebagai dokter harus profesional.. tak peduli dia siapa… tapi yang paling menguatkan aku sampai saat ini adalah bersikap baik buat dia… lama-lama dia akan luluh dengan kita bersikap baik… jadii.. kamu juga.. bersikap baiklah sama dia…", ucap dr. Manda.

Di tempat lain saat Tania dan Rafa dalam perjalanan pulang, dr. Rafa tiba-tiba memeluk Tania. Satu kata yang terucap dari mulut dr. Rafa yaitu "Rindu". Tania sangat bahagia saat itu, ia mendapatkan lelaki yang benar-benar mencintai dia.

Keesokannya, Tania menjalankan rutinitasnya seperti biasa memeriksa para pasiennya. Saat hendak memasangkan selang pada pasien, dr. Bara pun datang. Tania yang melihat ada dr. Bara sedikit gugup, namun dr. Bara kali ini mencoba bersikap baik pada Tania atas saran dr. Manda.

Dokter Tania (COMPLETED)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon