Bagian 6

1.1K 54 3
                                    

Di awali dengan betapa sibukmya UGD di Rumah Sakit Harapan tempat tempat Tania dan kawan-kawan bertugas. Kemudian Joana stand by di samping pasiennya menunggu kedatangan dokter yang lebih senior.

Begitu juga dengan Tania yang stand by di samping pasiennya.

"Tania... pasienku menderita usus buntu.. dan hari ini aku akan mengoperasinya .. wahh senangnya...", ucap Joana sombong.

Biasanya operasi usus buntu menjadi kesempatan bagi para dokter tahun pertama untuk pertama kalinya menggunakan pisau bedah pada pasien dengan pengawasan tentunya.

"Pasienku juga sepertinya di diagnosa usus buntu dr. Jo.. ", ucap Tania sambil senyum.

Senyum bangga joana pun langsung pudar. dr. Raka lebih dahulu memeriksa pasien Joana .

"Ini usus buntu kan dok??? Tanya dr. Joana.

"Ini bukan usus buntu dr. Joana!!", ucap dr. Raka.

dr. Joana sangat kecewa apalagi setelah dr. Raka mendiagnosa bahwa pasien Tania menderita usus buntu.

Saat di ruang sterilisasi sebelum operasi ketika sedang cuci tangan, Tania sengaja batuk-batuk disamping dr. Raka. Ia mengerti apa maksud Tania.

"Kamu mau melakukan operasi tahap pertama?? Ngiris kulit dan bersihin??", Tanya dr. Raka.

"Iya dok.. mau..", ucap Tania semangat.

Tania melakukan operasi dengan lancar dan hal iti membuat dr. Raka tenang. Karena merasa lelah tidak tidur 40 jam, dr. Raka pun duduk sebentar lalu tertidur. Dan akhirnya Tania mengoperasi dari awal sampai akhir, padahal harusnya tahap awal saja.

Begitu Tania selesai operasi tahap pertama, dia pun membangunkan dr. Raka. Namun dr. Raka hanya berkata lanjutkan saja dan tidur kembali.

Seusai operasi, Tania mengunjungi pasien operasinya dengan sering karena khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Awalnya si pasien baik-baik daja dan terlihat sangat normal, tapi kemudian suatu hari si pasien mengalami nyeri hebat pada perutnya.

dr. Raka memeriksa pasien namun tidak menemukan keanehan. dr. Raka pun meminta pasien menahan rasa sakitnya karena mungkin ini karena pasien belum buanh angin saja.

"Dok.. pasien benar tidak apa-apa???", Tanya Tania cemas.

Tania khawatir kalau dirinya melakikan kesalahan saat operasi. Tapi dr. Raka langsung marah dan meyuruh Tania jangan bicara masalah itu lagi.

Tania pun mendapat sms dari Rania yang mengabatkan bahwa ibunya ada di Rumah sakit harapan untuk berobat. Tania langsung berlari ke ruang periksa dokter untuk mengintip ibu dan Rania.

Tania menelepon sahabatnya.

"Ibu kenapa Ran??", Tanya Tania.

"Katanya perutnya sering sakit Tan..", ucap Rania.

"Kenapa gak ke rumah sakit lain...???", Ucap Tania.

"Dari kliniknya rujuk kesini Tan.. ", ucap Rania.

Pembicaraan mereka pun terhenti ketika ibu Linda di panggil untuk masuk ruang periksa.

Kemudian ada pertemuan antar dokter. Prof. Teguh bicara soal Radit yang telah membaik kepada Prof. Gunawan. Dokter-dokter lain pun mengucapkan selamat pada Prof. Gunawan atas kesembuhan cucunya atau anak keponakannya itu.

Kemudian ada dokter lain yang mengatakan bahwa Prof. Teguh juga seharusnya diberi selamat. Prof Taguh malah langsung pamer kalau sekarang media ramai membicarakan soal operasi Radit yang pertama kali di Indonesia dan memiliki kesulitan paling tinggi.

Dokter Tania (COMPLETED)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora