Bagian 18

1.1K 53 9
                                    

Pendarahan sangat hebat membuat dr. Bara sangat panik. Apalagi tekanan darahnya menurun dan terus menurun, ditambah organ jantung Tania terluka. Kepanikan dr. Bara semakin menjadi-jadi. dr. Bara terdiam, padahal dr. Kiki dan Wira sudah beberapa kali memanggilnya tapi tak ada respon.

Tiba-tiba terdengar suara Tania memanggil dr. Bara. Tak lama kemudian ia pun tersadar dari lamunannya. Ia sungguh bingung, di satu sisi ia tak mau kehilangan Tania di meja operasi dan di sisi lain ia sudah berjanji tidak akan memasang katup mekanik pada jantung Tania.

Setelah berusaha menghentikan pendarahan, hasilnya pendarahan pun bisa teratasi dengan baik. Akan tetapi kerusakan Jantung Tania sudah sangat parah dan  tidak bisa untuk memakai katup jaringan. Apabila memakai katup jaringan tidak akan menjamin Tania selamat dalam operasi kali ini.

dr. Bara pun meminta dr. Kiki untuk menyiapkan katup mekanik. dr. Bara pun keluar ruang operasi untuk menemui ibu Linda. Ia meminta persetujuan ibu Linda untuk memasang katup mekanik pada jantung Tania.

"Maaf bu.. kita tak punya banyak waktu.. jadi saya langsung to the point..", ucap dr. Bara.

"Iya dok..", ucap ibu Linda.

"Saya akan memakai katup mekanik pada Tania..", ucap dr. Bara.

"Apa??? Jika anda memakai itu.. dia akan sulit melahirkan.. ", ucap ibu Linda.

"Itu tak selalu benar bu.. tapi untuk mengandung itu benar.. ini akan susah untuk mengandung…tapi ini tidak 100%.. hidup dr. Tania tergantung dari keputusan ini… sebenarnya keadaan kritis dr. Tania sudah terlewati karena lukanya terlalu serius...operasi yang ketiga di dalam kondisi ini, jika kita pakai katup jaringan, dan membuka dadanya yang ke empat kali bisa mengakibatkan kematian di meja operasi.. kerusakan jantung Tania sudah terlalu parah...saya tahu ini keputusan yang sulit bagi anda  dalam waktu yang singkat..  tolong berikan kami ijin bu.. dia tidak boleh dibuka lagi dadanya. .", ucap dr. Bara.

Ibu Linda pun sedih ketika dr. Bara berbicara demikian, tapi keputusan harus segera di putuskan. Akhirnya dengan terpaksa demi keselamatan sang anak, dr. Bara pun lalu pergi melanjutkan kembali operasi Tania.

Dengan wajah yang sangat bersalah pada Tania, ia pun segera menyuruh dr. Kiki mempersiapkan katup mekanik untuk Tania. Ia melakukan ini semata-mata tak ingin kehilangan Tania dan memutuskan mengingkari janjinya pada Tania.

dr. Bara pun menggunakan dua katup mekanis sekaligus agar dada Tania tidak akan di buka lagi dan di operasi lagi yang dapat membuatnya meninggal dunia.

Dengan sangat fokus dan sangat teliti, dr. Bara mengeluarkan katup jaringan lalu memasang katup mekanik pada jantung Tania. Ia tak peduli apa yang akan Tania lakukan padanya, yang terpenting saat ini adalah menyelamatkan Tania.

Operasi Tania pun berjalan dengan lancar. dr. Bara dan ibu Linda secara bergantian menunggui Tania sadar dari masa kritisnya. Tania pun tersadar setelah 3 hari oasca operan dan ketika sang ibu yang menungguinya.

Dengan wajah yang pucat ia menanyakan pada sang ibu apakah operasinya berjalan lancar. Sang ibu hanya menjawab operasinya lancar dan tak ada masalah apapun.

Lalu ibu Linda menyuruh Tania untuk beristirahat lagi. Tania pun tertidur lagi, sang ibu hanya dapat memandanginya. Ia tak tega memberitahukan bahwa sekarang jantungnya terpasang dua katup mekanik.

Setelah sang ibu pulang dulu, Tania terbangun. Dan menyadari tak ada siapapun di ruangannya. Ia pun mencoba bergerak ke posisi duduk.

"Kemana dia pergi ya.. ko belum jenguk aku…", ucap Tania yang merasakan sakit di dadanya.

Ketika ia sedang memegang dadanya, ada yang berbeda dari sebelumnya. Menyadari hal itu ia menguatkan dirinya untuk bangun dari tempat tidur menuju ruang data pasien. Disana ada Joana dan dr. Rafi.

Dokter Tania (COMPLETED)Where stories live. Discover now