Bagian 15

924 44 3
                                    

Keesokan harinya, tak disangka Joana dan Fahmi memiliki hubungan spesial. Mereka hari demi hari semakin dekat. Akan tetapi Fahmi masih saja minder karena dia bukan orang kaya seperti Wira. Akan tetapi Joana tak peduli akan hal itu meskipun ia sebenarnya suka lelaki kaya.

Di tempat lain, Tania pergi untuk memeriksakan keadaanya di rumah sakit lain. Ternyata sel darah putih yang tadi meningkat sekarang sedikit turun dan tingkat infeksi masih di angka 40.

Dan menurut Tania itu menjadi kabar baik untuknya. Tapi Tania masih harus disuntik untuk daya tahannya. Ia pun berjanji akan minum dan di suntik tepat pada waktunya. Ia pu IPn merasa sedikit tenang. Ia pun segera pergi ke rumah sakit harapan karena ada jadwal pemeriksaan bersama dr. Bara.

Sampai disana, ia pun langsung bertugas seperti biasa memeriksa pasien bersama dr. Bara, dr. Kiki dan Wira. Setelah selesai mereka pun berpisah. Ketika Tania dan dr. Bara hendak naik lift, dr. Bara mengajak Tania nonton film di bioskop.

"Kamu libur hari Minggu ini kan??", Tanya dr. Bara.

"Iya dok..", ucap Tania.

"Luangkan waktu, ada film yang mau ku tonton", ucap dr. Bara.

"Apa dok??", Ucap Tania.

"Ada film yang mau ku tonton.. jika ada film yang mau ku tonton,, aku harus menontonnya.. jadi luangkan waktu...", ucap dr. Bara so cuek sambil masuk ke dalam lift.

Setelah pintu lift tertutup, dr. Bara senyum-senyum sendiri. Ini pertama kalinya ia mendekati seorang wanita. Saat sekolah dan kuliah yang ada di fikirannya hanya belajar tak ada waktu untuk cinta dan kali ini ia mendekati Tania. Dan Tania merasa bingung ada apa dengan sikap dr. Bara yang akhir-akhir ini sedikit aneh.

Ini waktunya Tania memeriksa keadaan pasien. Akan tetapi pasien itu tengah tidur. Dan Tania hanya memeriksa infusan dan alat detak jantung saja. dr. Bara pun datang dan akan memeriksa pasien. Tapi Tania meminta memeriksa pasien setelah bangun karena ia baru saja tertidur. dr. Bara pun membicarakan hal lain.

"Bukanya jam 3 sore.. jadi datanglah sekitar jam 2..", ucap dr. Bara.

"Dokter... hmmm hari itu banyak yang harus kulakukan... aku harus pulang juga..."ucap Tania.

"Siapa bilang kamu gak bisa pulang.. pulanglah setelah menonton filmnya..", ucap dr. Bara.

"Maafkan saya dok... tapi kenapa anda gak pergi dengan dokter Zahra...maaf dok.. ", ucap Tania.

"Tania...kamu gak tau kenapa aku ngelakuin ini... apa kamu lakuin ini karena gak tau.. aku ngajak kamu ngedate...kenapa aku harus pergi sama dr. Zahra..?? Sekarang kamu udah gak pacaran lagi kan sama dr. Rafa...? Kamu mau nonton filmnya apa gak?? ", Ucap dr. Bara.

"Maaf dok..saya hanya ingin fokus pada studi saya.. saya gak mau ngelakuin hal lain selain itu..", ucap Tania menolak secara halus.

"Oke... itu bagus.. Bekerja keraslah..", ucap dr. Bara dengan senyum terpaksa lalu pergi.

Sungguh ini membuat dr. Bara patah hati. Ajakannya di tolak oleh Tania. Dan berfikir lebih baik menyerah mendekati Tania atau sementara tidak memperdulikan Tania.

Di tempat lain, ada seorang anak yang hendak menyebrang hampir tertabrak mobil. Dengan sigap dr. Rafa menolong anak itu dan membuat dr. Rafa cedera. dr. Rafa pun segera di bawa kerumah sakit.

Setelah melakukan berbagai pemeriksaan, ternyata dr. Raga tidak mengalami patah tulang rusuk melainkan ada tumor paru-parunya. Sungguh ini membuat syok dr. Rafa.

Tania bertemu dr. Bara setelah penolakan itu terjadi. Tania pun seperti biasanya menyapa dr. Bara. Tapi tak ada tanggapan dari dr. Bara. Ia hanya memeriksa rekam medis di komputer lalu pergi kembali. Tania pun terdiam dan bertanya pada dirinya sendiri apakah dr. Bara begitu marah padanya.

Dokter Tania (COMPLETED)Där berättelser lever. Upptäck nu