Bagian 1

2.9K 87 4
                                    

Pagi itu sangat cerah, ketika itu Tania sedang memeriksa seorang pasien. Saat itu memang ada kegiatan pengobatan gratis di sebuah desa. Pasien yang di tangani oleh Tania adalah seorang bapak-bapak. Namun ada yang membuat Tania tercengang ketika sang pasien itu malah meminta resep obat kuat. Akan tetapi Tania menasehati bapak itu supaya berolahraga dan berhenti merokok.

"Aduuhh pak… sebaiknya bapak itu olahraga .. dan satu lagi jangan banyak merokok…!!!", Ucap Tania.

"Saya mohon Dok… tolong kasih resep itu aja…besok ulang tahun istri saya…saya ingin memberikan kado spesial untuk dia.. ya… ituuuuu… hehehe", ucap pasien.

"Dengarkan saya ya pak… kalo seorang istri itu pasti akan lebih bahagia kalo suaminya berhenti merokok dan rajin olahraga dari pada minum obat kuat..!!", Ucap Tania tegas.

Bapak itu pun akhirnya tidak bisa berkata apa pun lagi dan pergi meninggalkan Tania.

Setelah selesai melakukan pengobatan gratis, Tania mentraktir teman-temannya makan sebagai acara perpisahan karena ternyata diam-diam Tania mengambil program magang di rumah sakit besar di Jakarta dan diterima.

Tiba-tiba ada seorang yang datang dan berteriak minta tolong pada Tania dan teman-temannya bahwa ada seseorang yang patah kaki. Tania dan teman-temannya pun langsung buru-buru lari  hendak menolong orang itu.

Namun saking terburu-buru, ketika sedang berlari Tania menabrak seseorang sampai stetoskopnya terjatuh.

"Brruuuggghhh!!!"

"Maaf.. maaf..", ucap Tania yang langsung terus berlari.

Orang itu terus saja melihat Tania dan menemukan stetoskop Tania yang terjatuh di depannya.
Setibanya di tempat pasien yang patah tulang tadi, Tania langsung mengintrogasi sang pasien.

"Pak.. apa yang lebih dulu jatuh lutut??? Apa ini yang sakit.. ??  Bagian mana yang sakit pak???", Tanya Tania.

"Dada", jawab singkat sang pasien.

"Apa bapak punya sakit jantung atau diabetes??", Tanya Tania.

Tapi jawaban sang pasien hanya menggeleng. Tapi yang jelas kakinya patah jadi harus menunggu. Ambulans datang. Di tengah kebingungan, tiba-tiba orang yang tadi di tabrak Tania datang dan menyelonong memeriksa keadaaan pasien patah tulang tadi dengan memakai stetoskop milik Tania.

"Eehh, kamu siapa?. Itu stetoskop saya!", ucap Tania.

Orang itu tidak memperdulikan celotehan Tania. Ia tetap fokus memeriksa pasien. Saat Tania masih menggerutu kepada orang tersebut, tiba-tiba pasien susah nafas dan membuat Tania panik. Kemudian ambulance un datang dan mengangkut orang itu ke klinik terdekat.

Akan tetapi Tania menolak.

"Nggak! nggak bisa!. klinik terdekat tidak punya peralatan yang memadai untuk pasien!!", Ucap Tania.

"Hehhh!. Pasien ini terkena cardiac tamponade dan kalau tidak cepat kasih pertolongan pertama maka pasien bisa kehilangan nyawa!. Ucap orang itu dengan nada tinggi.

Tania malah memasang tampang bingung dengan istilah cardiac tamponade (pendarahan di dalam rongga dada). Alhasil pasien patah tulang tadi langsung dibawa ke klinik terdekat. Di tengah jalan, tekanan darah pasien meningkat drastis.

Tania pun panik dan menyuruh supir ambulans mempercepat mobilnya. Sesampainya di klinik terdekat, Tania meminta spuit jarum suntik pada suster dan langsung memberikannya kepada orang yang Tania tabrak itu. Spuit jarum pun langsung di tusukkan pada dada pasien.

Orang itu berulang kali mengeluarkan darah dari dada pasien dengan spuit jarum itu. Setelah beberapa menit kemudian, tekanan darah pasien kembali normal dan kondisi pasien membaik.

Dokter Tania (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang