Bagian 10

908 51 2
                                    

Setalah 1 jam kemudian, ada pasien darurat masuk UGD. Ia adalah Milka, kondisinya tiba-tiba drop ketika perjalanan pulang kerumahnya. Ibunya pun menyuruh perawat memanggil dr. Manda.

dr. Manda pun tiba di UGD dan langsung memeriksa keadaan Milka. dr. Manda merasa terkejut dengan kondisi Milka yang tiba-tiba drop seperti ini. Ia pun melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

Tania pun yang mendengar bahwa Milka masuk rumah sakit lagi pun langsung menemui dr. Manda. Dan menanyakan bagaimana kondisi Milka saat ini dan mengapa terjadi demikian.

"Tidak ada yang bisa kita lakukan…hanya 1 bulan… ", ucap dr. Manda.

Tania yang mendengar bagaimana kondisi Milka saat ini pun langsung tertunduk lesu. Cara pengobatan apapun untuk saat ini tak ada artinya lagi untuk Milka.

Milka begitu kesakitan, setiap ia kesakitan pasti di suntikan pereda sakit namun sakit ini tak tertahan. dr. Manda yang kala itu tengah berada di kamar Milka pun tak tega melihat Milka demikian. Ia pun langsung memeluk Milka yang sedang kesakitan bahkan dr. Manda memeluknya sambil menangis.

Di tempat lain, Tania yang sedang makan siang bersama teman-teman magangnya tak nafsu untuk makan. Makanannya pun tak sedikit pun ia sentuh. Joana dan yang lainnya saling melirik dan bertanya-tanya apa yang terjadi pada Tania. Ia terus saja melamun.

Saat malam tiba Tania masuk ke ruangan Milka. Ia hanya termenung melihat nasib anak yang beranjak remaja itu, air mata yang menetes pun tak ia sadari. Milka pun terbangun.

"Milka… jangan bangun dulu…", ucap Tania.

"Gak apa-apa dok… aku pengen duduk dok… ", ucap Milka.

Tania pun membantunya duduk di tempat tidur.

"Makasih dok.. sudah membuatku berjuang sampai akhir.. mungkin umurku gak lama lagi… tapi… setidaknya aku pernah berjuang melawan penyakit ini…", ucap Milka.

Tania hanya diam dengan mata berkaca-kaca.

"Dokter .. harus jadi dokter bedah jantung yang hebat.. jadilah dokter yang baik… aku sayang dokter…", ucap Milka.

Hanya itu yang Milka ucapkan dengan lemas, ia pun memeluk Tania sambil meneteskan air mata begitu pula dengan Tania.

Keeseokan harinya, Tania tengah sibuk di UGD. Tapi ia mendengar kabar bahwa Milka kondisinya drop. Ia pun langsung berlari menemui Milka. Saat masuk ke kamar Milka, sudah ada dr. Manda yang sudah kelelahan memacu jantung Milka namun tak berhasil, Milka meninggal dunia dengan waktu tidak sampai sebulan.

Tania tak menangis, ia hanya diam melihat dr. Manda dan perawat melepas semua alat  yang menempel pada tubuh Milka. Sampai malam ia tetap berdiri di kamar Milka yang sudah kosong tak ada siapapun.

Tiba-tiba panggilan darurat dari UGD. Tania pun yang sangat malas sekali beranjak dari sana pun terpaksa ke UGD. Sampai disana ada Wira yang mengatasi pasien. Namun ternyata pasien harus di picu jantung dengan terbuka.

Wira tak berani melakukannya akhirnya Tania memberanikan diri karena pernah sekali melihat dr. Bara melakukan itu. Namun Wira menyuruh Tania untuk menunggu dr. Bara yang akan tiba disana. Tapi Tania tak bisa menunggu dr. Bara yang terlalu lama.

Tania pun memberanikan diri membuka dada pasien dan memicu jantung secara terbuka. Ia terus memacu jantung pasien secara langsung. dr. Bara pun datang dan terkejut dengan apa yang dilakukan oleh Tania. Ia pun menyuruh Tania minggir dan mengambil alih untuk menangani pasien. Namun saat hendak menanganinya, denyut jantung pasien sudah tidak ada.

"Apa yang anda lakukan dr. Tania…???", Tanya dr. Bara tegas.

Tania hanya terdiam.

"dr. Tania… !!! ", Ucap dr. Bara. Namun tak di respon oleh Tania.

Dokter Tania (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang