"Btw keknya di belakang rumah deh". Devina menuju taman belakang rumah bersama feby.

"Devina...". Ujar cowok bertubuh tinggi, berkulit putih dan berambut agak gondrong tersebut.

"Ya ampun bang rio, kangen banget sumpah". Devina pun memeluk abangnya yang baru pulang dari melbourne.

"Gue juga kangen banget sama elu dev".

"Ya ampun so sweet". Ujar feby sambil memegang sendiri kedua pipinya.

"Lo mau di peluk juga?". Ujar angga kepada feby.

"Mau". Ujar feby sambil membuka kedua tangannya kepada angga.

"Ih ogahh". Ledek angga membuat feby cemberut.

"Gini dong akur terus". Ujar friska yang baru saja datang menghampiri mereka.

"Kok bang rio gak bilang kalo mau pulang".

"Biar surpresssss...".

"Surpresss lagi kalo datengnya waktu devina ultah bang".

"Masih lama keburu males gue pulang".

"Oh iya bang angga ntar temenin devina ke mall yuk".

"Males ah dev, mager gue".

"Ayolah bang bentar aja kok, gak minta apa - apa".

"Kemaren - kemaren ditawarin ogah".

"Kan itu kemaren capek bang abis OSPEK".

"Alah ngeles aja lo. Lagian ngapain sih ke mall mau cari apa?".

"Cari jodoh katanya bang". Timbrung feby sambil terkekeh melihat ke arah devina.

"Masih jomblo aja lo". Ledek rio yang tertawa melihat ekspresi datar adeknya.

"Lah. Jomblo kok ngatain jomblo".

"Siapa bilang rio jomblo, orang di udah punya cewek. Ya ga ri?".

"Bo'ong".

"Beneran, tanya aja sama bunda".

"Beneran bun?".

"Tadi sih katanya iya cantik lagi".

"Lah katanya doang".

"Nih aku liatin fotonya". Ujar rio sambil memberikan HP nya ke devina.

"Njir, kok dia mau sama abang?".

"Mau lah. Gua aja cakep gini dan gak ada sejarahnya gue nembak di tolak cewek". Semua yang ada di sana tertawa mendengar jawaban konyol rio.

Rio memang anak kedua di keluarga tersebut. Sebelumnya di memang kuliah di luar negeri karena pilihannya sendiri ingin jauh dari keluarganya dan dia ingin belajar mandiri. Rio dan devina hanya selilisih 2 tahun saja. Sementara rio dan angga beda 3 tahun. Jarak mereka lahir memang tidak terlalu jauh. Jadi siapapun yang melihat rio dan angga jalan berdua saja dengan devina pasti banyak orang mengira bahwa mereka itu pacaran.

Sesampainya di mall mereka ber 4 terlihat seperti double date. Apalagi devina dan rio selalu bergandengan tangan selama jalan - jalan.

"Mau makan gak?". Tawar angga.

"Mau lah, dibayarin kan?". Tanya rio.

"Gampang soal itu mah".

"Gue juga dibayarin kan bang". Tanya feby langsung to the point.

"Iyalah feb. Kan lo juga udah bagian dari keluarga kita".

"Asikkkk". Ujar feby sumringah.

Mereka pun berhenti di stand kedai masakan jepang. Devina duduk di sebelah rio, sementara angga duduk di sebelah feby.

EccedentesiastWhere stories live. Discover now