Dan yang lebih-lebih gila lagi, total semua traktiran Jika itu kurang lebih 2juta sodarah-sodarah. DUA JUTA! ya emang Jika itu horang kaya, tapi ya nyaah atu kalau duit 2jt abis dalan satu tarikan nafas mah.

"Tapi Saka pinter juga sih. Hahah. Jadi duit kita semua masih utuh, bisa buat yang aduhay duitnya" ucapan Raja sukses membuat The Rajes melongo tak percaya.

Si polos ini bilang apa barusan?

Coba ulangin deh?

Gak denger soalnya.

Iyalah gak denger, kan dibaca.

"Lo, gak sakit Ja?" Tanya Raga membuka suara nya, yang setelah sekian lama hilang.

Raja dengan polosnya mengangguk seperti anak kecil. Huffftt, alhamdulillah Raja gak ketularan Saka.

"Terus barusan lo bilang aduhay itu apa?" Desak Angga tak sabaran.

"Maksud gue, bisa buat beli jajanan di rumah tanpa bagi-bagi sama adek gue. Emang kalian mikir nya apa?" Raja menajamkan matanya.

Tangannya menunjuk mereka dengan penuh penekanan.

"Gue gak bakalan pergi ke club buat nontonin tante-tante kali!" Sewot Raja dengan sinis.

Yang menuduh hanya cengengesan gak jelas sambil menggaruk tengkuk.

"Maap maap" ucap Dewa masih dengan cengengesan nya.

"Untung aja, lo gak berubah jadi Saka" ujar Raga tenang.

"Enggak lah, amit-amit gue mah" balas nya galak.

"Oke-oke sodarah-sodarah ini bentar lagi bel ni, kalian mau dihukum pak Wiranto?" Amran mengingatkan mereka bahwa selesai istirahat ini adalah pelajaran kimia, yang gurunya galak minta ampun duh.

"Bener!" Pekik semuanya, mereka semua langsung bergegas keluar dari kantin meninggalkan Dewa seorang.

"Woii, tungguin gue elah. Kalian main tinggalin gue aja, woii!" Teriak Dewa sambil buru-buru menyusul kakak kelas sekaligus sahabat nya.

***

"Lo, ngerti gak apa yang dijelasin pak Wiranto" bisik Jika.

"Kagak, gue mah mangut-mangut aja biar cepet kelar" balas Saka. Berbisik tentunya.

"Ingat anak-anak kimia sangat dibutuhkan di dunia ini-"

"Karena kimia itu sangat penting, seperti pentingnya bapak untuk istri bapak tercinta" balas para murid dengan kompak.

Mereka sudah sangat hafal dengan apa yang akan pak Wiranto sampaikan saat pelajaran akan berakhir.

"Kok kalian motong lirik bapak sih?!" tanya nya galak.

"Yee, kan kita udah hafal pak" balas Raya dengan acuh.

"Ya, tapi it-"

Kring kring kring

"Nah pak, udah bel nih. Harus on time lho pak, ntar bu Saras marah gimana? Hayolo" goda Amran sambil menaik turunkan alisnya.

Semua Karena AllahWhere stories live. Discover now