Busuk

1.1K 20 3
                                    

Hi!
Kalo tidak ada halangan saya upload cerita tiap sabtu malam 💙
Tetep dukung saya agar tetep semangat menulis. Dengan cara membaca ceritanya 💙
Makasih 💙

🐥🐥🐥

      Sunyinya malam, tidak kalah heningnya dengan suasana di dalam mobil yang di naiki Annaya. Selama perjalanan, tidak ada percakapan sama sekali. Itu karena kondisi Annaya yang masih syok akan hal yang baru saja ia alami, sedangkan pria misterius di sampingnya terlihat fokus berkendara hingga untuk melirik ke arah Annaya saja tidak.

     Hingga kemudian, pria itu menepikan mobilnya didepan sebuah apartemen. Apartemen yang bisa dibilang jauh dari perkotaan. Suasannya sepi, benar-benar sepi. Hanya ada sedikit tamu, jika dilihat dari jumlah kendaraan yang di parkir di halaman depan.

     "Turun." Katanya tiba-tiba.

     Annaya masih mengumpulkan kesadarannya.

"Apa lo tuli juga?" Tanyanya tidak sabaran.

   Annaya turun. Ia takut jika pria di depannya kini semakin kesal.

"Ikutin gue." Katanya siap bergegas.

"Tunggu, kamu membawaku kemana?" Dengan sangat hati-hati Annaya bertanya. Mengingat bagaimana marahnya ia pada kedua preman tadi maupun wanita yang pergi bersamanya.

"Lo memang suka dipaksa, ya?!" Tanpa menunggu jawaban Annaya, dengan kasar ia menyeret Annaya masuk kedalam apartemen.

Hati Annaya di liputi oleh perasaan ragu. Namun Annaya tidak punya pilihan lain. Diluar sangatlah bahaya, apa lagi Annaya perempuan. Dan lagi, bagaimana jika preman itu masih mengikutinya? Memikirkannya saja sudah membuat nyali Annaya ciut.

   Alhasil, Annaya coba berfikir positif. Dia hanya ingin menolongku dari preman itu. Tidak akan terjadi apa-apa. Batin Annaya, menenangkan dirinya sendiri.

🕊

Pria itu menyeret Annaya hingga masuk ke dalam kamar apartemennya. Persis di ujung lorong, yang sangat sepi. Kamarnya luas dan bersih. Namun suasana didalam dirasa Annaya sangat mencekam. Rasa takut kembali hinggap di pundak Annaya.

Setelah cukup lama mengumpulkan keberanian, akhirnya Annaya coba memulai percakapan.

   "Maaf, hm hmm." Ntah kenapa, lidahnya tiba-tiba saja kelu.

"Selain tuli, lo gagap juga? Sial!" Ejeknya.

"Maaf, apa maksudmu?" Wajah Annaya kebingungan.

Bibir pria itu tersungging, meremehkan. Tatapannya seakan mengintimidasi Annaya. "Lupakan, sekarang coba tunjukan apa yang bisa kamu lakukan." Ujarnya sambil meraih sebotol vodka, Lalu menuangkan minuman itu ke gelas.

Posisi pria itu duduk persis di depan Annaya. Dengan bertopang kaki. Dengan matanya yang terfokus pada tubuh seorang wanita di hadapannya, Annaya. Pria itu memperhatikan dengan seksama tiap lekuk tubuh Annaya mulai ujung rambut hingga ujung kaki. Tatapan matanya terasa dalam, serasa bisa menembus pakaian belel yang Annaya kenakan.
     Setelah beberapa saat, tanpa adanya percakapan Annaya di buat kikuk olehnya. Sampai Annaya berfikir. Apa yang dia fikirkan? Membingungkan. Hanya sesekali pria itu tersenyum kecil dan menggeleng.

   "Apa maksudmu? Aku tidak mengerti?" Annaya memulai percakapan.

   "Berapa tarif lo? Gue bisa bayar lo 10x lipat dari biasanya." Pertanyaannya membuat Annaya semakin bingung.

ANNAYAWhere stories live. Discover now