Tempat busuk

104 5 0
                                    

     Satu hari yang lalu ...

     Waktu menunjukan pukul 12 malam. Waktunya orang-orang terlelap tidur, namun sebaliknya dengan dunia malam atau diskotik. Makin malam justru pengunjung makin ramai. Dan pukul 12 malam adalah puncak yang paling dinantikan orang-orang dalam diskotik. Pesta sampai pagi adalah motto mereka.

     "Kayanya gue balik duluan, deh. Kepala gue udah puyeng banget." Ujar Dika, salah satu pegawai diskotik yang sudah berjaga dari jam 6 sore. Dan sekarang saatnya dia bertukar shift.

      "Bareng sama gue, gue juga mau buru-buru balik." Balas Fany yang sama-sama pegawai.

      "Ok, kalo gitu." Balas Dika sekenanya. Dia benar-benar mabuk berat. Matanya sudah kabur juga jalannya sempoyongan.

       Sudah hampir 15 menit mereka berdua berjalan menyusuri jalanan yang benar-benar sangat sepi. Karena tengah malam juga, mobilpun tidak terlihat melintas satupun.

     "Buruan dong, lama banget lu. Dingin tau." Fany berjalan tidak sabaran melihat rekan kerjanya berjalan sempoyongan, tertinggal  jauh di belakangnya. "Tau gini mending gue balik sendiri aja tadi." Menggeruti adalah kebiasaannya.

      Karna harus mengimbangi jalan rekannya yang sudah teler, mau tidak mau Fany harus beberapa kali berhenti. Namun tiba-tiba langkahnya terhenti, bukan untuk menunggu Dika, tapi ia kaget sekaligus takut melihat ada yang tergeletak di tengah jalas persis di depannya kini.

     Brukk! Dika menabrak Fany yang tiba-tiba berhenti mendadak.

    "Apaan sih lo, Fan. Tadi bilang buru-buru. Sekarang malah berhenti."

    "Liat itu di depan apaan tuh? Hantu atau bukan?"

Sebisa mungkin Dika memfokuskan pupil matanya.
    "Sama hantu aja takut, lo. Serahin sama gue." Dengan percaya diri Dika melangkah untuk memastikan.

     Dengan hati-hati ia menyibakan rambut yang menutupi wajah seseorang di hadapannya. Saat menyibakan tadi ia bisa merasakan ada nafas yang terasa hangat pada tangannya.

      "Inimah manusia, masih hidup."

      "Yakin, lo?"

      "Sini kalo gak percaya. Tapi kenapa ini cewek tidur di pinggir jalan? Mabok kali ya?" Cerocos Dika.

       Fany menghampiri. "Gue gak mencium bau alkohol." Keahlian lain Fany adalah mendengus.

       "Terus kenapa ini cewek, apa dia pingsan?"

       "Banyak tanya lu, udah mending kita bawa ke si Boss. Lumayan kita pasti dapet komisi banyak."

      "Bener juga lu." Ntah kekuatan dari mana, seketika kesadaran Dika kembali terjaga. Dengan semangat mereka berdua bergantian membopong Annaya yang dalam kondisi tidak sadarkan diri. Tanpa pikir panjang ia kembali menuju diskotik.

***
Back...
Apa yang sebetulnya terjadi padaku semalam? Kenapa saat aku terbangun aku sudah di tempat busuk ini? Tempat yang tidak  pernah terbayangan sedikitpun! Kenapa?! Ini bukan tempatku! Aku tidak sama dengan wanita - wanita murahan itu...

Ingin rasanya ia menjerit dan memaki orang-orang yang sudah merendahnya bahkan hendak melecehkannya. Kemudian menapar semua pria yang berfikir wanita bagaikan mainan yang dengan mudahnya di beli dengan sejumlah uang. Pria brengsek! Ingatan Annaya tertuju pada Adreson. Harusnya kemarin aku membiarkannya saja, tidak perlu sok-sok an memikirkan dia akan sakit atau tidak. Sesal Annaya. Benar-benar bodoh!.

ANNAYAWhere stories live. Discover now