16. Buaya

177K 10.7K 1K
                                    

Nyanyi
V
V

Leeelakiii Buaya Sarap...
Buset.. aku tersipu lagi uwouwo..

Astaga, lagu jadul. 😂

________

Bara selesai mandi dan telah rapi. Keluar dari kamar ia menuju kamar sebelah untuk melihat apakah Rania sudah siap juga. Bara mengetuk lalu membuka pintu. Melongok ke dalam tak mendapati apa-apa.

Tak lama kemudian Rania keluar dari kamar mandi dengan sehelai handuk saja melilit dirinya. Bara menatap tubuh itu dari atas sampai bawah lalu bersiul menggodanya.

Rania sedikit terkejut. Menoleh pada asal suara.

"Mau lagi?" tanya Rania. Tersenyum wanita itu berjalan menuju lemarinya.

"Mau, kalo emang boleh." Bara masuk lalu duduk di tepi ranjang. Menonton semacam pertunjukan tari telanjang. Bedanya, tubuh telanjang itu tidak bergoyang.

"Mama bentar lagi nyampe." Rania mencebik, selesai memakai dalaman lanjut memakai dress-nya. Kemeja gaun sepanjang lutut berbahan katun warna dongker dengan garis toska dengan aksen tali pita di pinggang.

 Kemeja gaun sepanjang lutut berbahan katun warna dongker dengan garis toska dengan aksen tali pita di pinggang

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

(Barang ready kakak... #plakk)

"Kan aku bilang juga apa, di rumah aja." Bara terkekeh menapakkan tangannya ke belakang.

Tak lama berselang keduanya kompak menoleh. Sama-sama mendengar suara bel dari pintu depan.

"Mama," tebak Rania menatap Bara.

Bara bangkit lalu berjalan keluar untuk membukakan pintu. Benar kata Rania, wajah ibunya yang judeslah yang ia dapati di pintu depan.

"Bara?" kata Mama Tika terkejut.

Bara tersenyum menyapa ibunya. Akhir-akhir ini ibunya selalu terkejut saat melihat penampakannya. Bara tidak penasaran alasan di baliknya. Jelas karena berada di rumah ataupun di butik seperti tempo hari adalah hal langka bagi Bara. Juga hal langka yang dilihat ibunya tentu saja.

"Masuk dulu Ma, Rania-nya masih siap-siap," kata Bara mempersilahkan.

Mama Tika melangkah masuk dengan pandangan penuh selidik pada anaknya.

"Tumben di rumah," kata Mama Tika kemudian.

"Jangan ditumbenin dong Ma," jawab Bara tersenyum tanpa menatap ibunya. Berjalan saja menuju kamar Rania. "Kan bagus kalo Bara di rumah," tambahnya.

Keduanya sampai di kamar mendapati Rania masih di depan meja riasnya.

"Maaf ya Ma. Rania belum selesai siap-siapnya," kata Rania sibuk dengan riasannya.

"Atau Mama mau duluan aja?" tawar Bara. "Bara sama Rania biar nyusul."

Mama Tika sontak menatap anaknya dengan tidak percaya. "Bara ikut?" tanyanya. Menoleh pada Rania.

Kesempatan Kedua [Terbit]Unde poveștirile trăiesc. Descoperă acum