14. Sulit Mengatakannya

Start from the beginning
                                    

"Maaf bu Amala, putri anda sudah di pindahkan kekamar VVIP sekarang."

Wanita itu terkejut. "Apa kamar VVIP? Siapa yang memindahkannya?" Tanyanya bingung.

Sebagai-bagian dari penghematan, Amala hanya menyewa kamar kelas dua untuk putrinya. Karena kamar VVIP harganya terhitung sangat mahal.

"Orang itu tidak memberitahukan namanya bu." Jawab suster tersebut.

"Apa dia juga tidak meninggalkan nomer telpon atau apalah itu. Agar saya bisa menemui orang yang memindahkan putri saya."

"Maaf bu, semua itu privasi rumah sakit."

"Oh baiklah sus, tolong beri tau dimana letak kamar putri saya yang sekarang."

"Anda bisa naik lift ke lantai dua bu, hanya ada satu ruangan dilantai tersebut. Khusus untuk putri anda."

"Baik sus, terimakasih."

Setelah mengucapkan kalimat itu Amala berjalan dengan tergesa-gesa karena tak sabar ingin menemui Misya.

"Bunda . ."

"Anakku sayang bagaimana keadaanmu?" Wanita itu memeluk putrinya dan memberikan beberapa ciuman untuk Misya.

"Aku baik-baik saja, bunda dari mana aja. Misya kangen sekali."

"Maaf bunda terlalu sibuk sampai lupa menjengukmu."

Misya memanyunkan bibirnya. "Bunda sibuk kerja ya. Kalau bunda sibuk, lebih baik kita pulang aja. Ada ayah yang bakal jagain Misya dirumah."

"Misya dengarkan bunda, secepatnya kita akan pulang setelah Misya operasi oke. Tapi bisakah Misya melupakan ayah karena bunda sama ayah udah nggak bisa sama-sama lagi."

Amala memberikan sedikit penjelasan pada putrinya. Anak kecil yang malang itu tidak tau jika Mala sudah tidak bersama suaminya yang dulu lagi.

"Kenapa bunda? Bunda marahan sama ayah ya.. Misya mau ketemu ayah, Misya mau bujuk ayah biar minta maaf sama bunda biar marahnya jangan lama-lama."

Sulit sekali rasanya memberikan pengertian pada putrinya. Itu hal wajar karena Misya menyayangi mereka.

"Bukan begitu sayang, nanti saat Misya sudah besar Misya pasti tau maksud perkataan bunda."

Misya mengangguk. "Misya mau bunda bahagia."

Amala mulai meneteskan airmata. "Bunda bahagia kalau Misya sembuh." Ucapnya memegangi tangan putrinya.

"Misya janji bakal sembuh." Jawabnya sambil mengarahkan jari kelingkingnya kearah Amala.

"Janji." Amala mengaitkan jarinya pada putrinya.

"Bunda jangan nangis lagi."

"It's oke sayang, mata bunda cuma sedikit perih."

"Selama bunda tidak datang kesini ada om baik yang nemenin Misya."

"Wah benarkah, baguslah kalau begitu. Bunda jadi nggak khawatir lagi. Bunda tinggal sebentar ya. Bunda harus menebus obatmu dulu."

"Baik bunda, jangan lama-lama ya."

Wanita pergi menebus obat Misya dan melunasi biaya operasi anaknya.

"Maaf bu Mala semua biaya operasi dan perawatan sudah di lunasi." Ujar perawat yang ada di bagian resepsionis.

"Aneh sekali sus, siapa yang membayar semua tagihan anakku." Tanyanya heran.

Marvis. Apa mungkin dia yang sudah melakukan semua ini ? Amala menggeleng mengusir pikirannya itu. Tapi hanya Marvis yang bisa melakukan semua ini.

AMALA Istri Kontrak Sang CEOWhere stories live. Discover now