9. Satu Kamar Dengannya

10.9K 443 6
                                    

Hai, alangkah baiknya sebelum membaca follow dulu authornya yuk
Penulis:eista_
Jangan lupa buat vote dan comment juga ya.

Amala berjalan mengitari koridor rumah sakit, beberapa menit yang lalu dia mendapatkan telepon dari temannya Martin.

"Permisi, saya mau tanya ruang anggrek 1 A disebelah mana ya? " Tanyanya pada salah satu perawat yang berjalan kearahnya.

"Anda tinggal lurus dari sini, ruangan paling ujung disebelah kanan." Jawab perawat itu menunjukan jalan.

"Terimakasih." Setelah mengucapkan kata itu dia bergegas mencari temannya.

Dia berdiri didepan pintu putih itu memastikan jika ini benar ruangan yang dia cari. Ketika pintu ruangan itu terbuka, Amala terpaku pada sosok pria yang diperban diseluruh tubuhnya, hampir seperti mumi.

Wanita itu mendekat. "Martin? Apa ini kamu ? Kenapa lukamu separah ini ?Maafkan aku, ini semua salahku ." Rancau wanita itu karena merasa bersalah, andai saja Martin tak menolong dirinya dia tak akan jadi seperti ini.

Amala menangis sesegukan. "Martin katakan sesuatu padaku, jangan diam saja."

"Hei Mala ! Apa yang sebenarnya kau tangisi."

"Bodoh ! Aku sedang menangisimu." Jawab wanita itu. "Tunggu sepertinya itu suara Martin"

Dia menoleh kearah pintu kamar mandi.

"Kamu kok disitu."

"Emang salah kalau aku dikamar mandi."

Amala menggeleng "Bukan, maksudku kalau kamu disitu yang disini siapa."

Martin tertawa terbahak-bahak. "Whahaha. . Jadi kamu mengira itu aku hahaha. ."

"Sialan kamu menipuku ya!" Pukul wanita itu pada tangan Martin yang dibalut perban.

"Aduhh." Ringis Martin. "Aku tidak menipumu, kamu sendiri yang asal menyimpulkan bahwa itu aku."

Betul apa yang katakan Martin. "Itu karena aku mengkhawatirkanmu."

Martin lalu tersenyum, "khawatir? Sungguh kamu mengkhawatirkanku."

"Hihsss. . Kamu terluka karena aku, jelas aku khawatirlah."

Ada sedikit rasa senang saat mengetahui Amala khawatir padanya. Amala membantu Martin kembali ketempat tidurnya .

"Harusnya kamu tidak perlu melawan mereka, karena mereka bukan tandinganmu."

"Tapi aku harus melawan mereka ,karena mereka menyentuhmu dengan paksa ."

"Haishh . . Kau tau kan aku bukan wanita baik-baik Martin, aku itu p*lacur ."

"Tetap saja, aku tak ingin kamu melakukannya karena paksaan."

"Kau memang paling mengerti aku ." Amala memberikan pelukannya pada Martin .

"Ngomong ngomong siapa yang membayar biaya perawatanmu. Jika di lihat kamar ini lumayan bagus ,hampir sama seperti kamar VIP." Tanya Amala melihat sekeliling.

"Siapa lagi jika bukan orang yang mengaku sebagai suamimu di bar itu. Apa dia benar-benar suamimu ? Aku sungguh sulit mempercayainya."

"Iya dia benar benar suamiku ."

"What ? Kapan kau menikah Mala. Apa kau tau siapa dia, dia Marvis Sean orang terkaya di kota ini." Tanya Martin tak percaya .

"Aku menikah beberapa hari yang lalu." Amala mengubah raut wajahnya sedih . "Kamu taukan aku membutuhkan banyak uang untuk putriku. Aku bahkan rela menukar nyawaku, agar putriku bisa bangun ."

AMALA Istri Kontrak Sang CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang