AMALA 11

8.4K 400 10
                                    

Jangan lupa buat vote ,tekan bintang di pojok kiri layar .

Dan komen setelah membaca .

Jika ada kesalahan kata dan kalimat bahasa saat penulisan mohon maaf untuk yang sebesar besarnya .

Dimana Misya ,dimana putrinya kenapa tidak ada ?  Jerit wanita itu frustasi .

Amala berlari dengan tergesa-geda menyusuri lorong rumah sakit, dia menuju meja resepsionis untuk bertanya pada perawat yang berjaga disana.

"Permisi, saya mau tanya dimana pasien yang berada di ruang icu, dia putriku namanya Misya Arindra." Tanyannya pada perawat jaga disana.

"Sebentar ya bu, biar saya carikan datanya dulu."

Selagi perawat itu mencari data putrinya, Amala menunggu dengan cemas.

Lalu perawat itu memberitahunya. "Puteri anda sudah dipindahkan keruang anggrek nomer 5 bu."

Amala bingung kenapa putrinya dipindahkan, lantas wanita itu bertanya. "Dipindahkan ? Dipindahkan kenapa ya sus."

"Saya juga tidak tau, anda bisa menanyakan pada dokter yang menjaga disana." Jawab perawat itu.

"Baik sus, terimakasih informasinya."

Perawat itu mengangguk. "Baik bu, sama-sama."

Dengan tergesa-gesa Amala mencari ruangan putrinya. Setelah dia menemukan ruangan Anggrek no. 5, dia membuka pintu putih yang ada di depannya dengan perlahan. Matanya memastikan keberadaan orang yang dia cari. Nampak seorang anak perempuan dan juga dokter pria yang sedang menemani putrinya. Misya tersenyum, melambaikan tangan kearah ibunya.

"Bundaaa. ."

"Misya . .putriku." Amala memeluk Misya, meluapkan rasa rindu dan kegelisahannya selama ini.

"Bunda menangis, kenapa." Tangis Amala semakin pecah saat mendengar suara putrinya setelah sekian lama.

Amala melepas pelukannya, tangannya mendekap kedua pipi Misya dan menatap manik mata putrinya dengan rasa tidak percaya. Putrinya sadar setelah sekian lama.

"Apa ini sungguh kamu ?" Tanya Amala.

"Iya bunda, ini Misya."

"Syukurlah bunda khawatir tidak bisa melihatmu lagi, bunda takut kehilanganmu sayang."

"Kenapa bunda berkata seperti itu, seolah-olah Misya akan pergi jauh."

Anaknya memang tak mengerti bagaimana kondisinya sekarang.

Setidaknya usahanya tidak sia-sia. Setelah menerima uang dari Marvis, Amala langsung melunasi biaya perawatan putrinya dan menyimpan sisa uang didalam kartu kreditnya sendiri. Untuk berjaga-jaga jika suatu saat Marvis menarik kartu kredit yang diberikannya pada dirinya.

"Ehemm .  ." Sebuah suara menggangu mereka ."Maaf menganggu, saya dokter Farhan yang menangani putri anda."

Amala lalu berjabat tangan dengan dokter muda tersebut.

"Maaf dok saya terlalu senang, sampai tak sadar melupakan keberadaan anda. Saya Amala, panggil saja Mala."

"Baik bu Mala, jadi bisa kita bicara sebentar." Dokter Farhan mengajak Amala untuk menuju ruangannya, mereka duduk saling berhadapan.

"Jadi kondisi putri anda saat ini sudah mulai membaik tapi itu hanya sementara, putri anda harus mendapatkan donor jantung secepatnya, supaya kita bisa melakukan operasi."

"Donor jantung ."

"Ya betul bu, anda harus mencari seseorang yang mau mendonorkan jantungnya untuk putri anda."

AMALA Istri Kontrak Sang CEOWhere stories live. Discover now