AMALA 18

2K 142 9
                                    

Written : eista_

Wah nggak nyangka yaa ternyata author sampe lupa update hampir 2 tahun nih, wkwkwk 😋authorkan juga manusia bisa lupa ya kan . Yang bisa ngingetin author buat update ya cuma coment coment kalian. Jadi setelah baca jangan lupa coment dan tekan bintangnya yaa.

~~~~~~~~~~~~ππππππππ~~~~~~~~~~~

Suara nada dering ponsel melengking dari telepon seluler Amala. Wanita itu membuka matanya samar samar, lalu mencari ponselnya dengan mata kalang kabut. Hari ini adalah hari ketiga mereka menjalani bulan madu. Setelah menemukan ponselnya, Amala  mengangkat telepon itu yang ternyata dari pihak rumah sakit Misya.

"Halo dengan ibu Amala ,apakah betul."

"Iya betul."

"Jadi begini ,kami dari pihak rumah sakit ingin menginfokan kalau operasi putri ibu bisa dilaksanakan lusa ini bu."

Amala melirik kearah Marvis yang masih tertidur disampingnya. Lalu dia menyingkap selimutnya berjalan keluar kamar karena tak ingin menggangu suaminya yang masih tidur.

"Jadi gimana bu?". Tanya pihak rumah sakit lagi.

"Baik baik ,saat akan datang secepatnya kerumah sakit."

"Oh iya bu, pesan dari dokter Farhan setelah ibu sampai dirumah sakit, beliau ingin berbicara langsung dengan ibu mengenai operasinya."

"Oh begitu. Iya saya mengerti."

"Baik ibu terimakasih."

Amala sangat senang karena pada akhirnya Misya bisa mendapatkan operasi untuk jantungnya. Satu dekapan erat penuh kelembutan melingkari tubuhnya, Marvis menunduk mengecup lehernya pelan sambil membisikan sesuatu.

"Morning sweetie".

Amala tersenyum mendengar panggilan terbaru untuk dirinya saat ini. Wanita itu memutar tubuhnya berhadapan dengan Marvis.

"S-sweetie . .?"

"Ya, itu panggilan yang sangat cocok untukmu, suka nggak ."

"S-suka, sangat suka." Ucap Mala tersipu. "Tidak ada wanita yang tidak suka dengan panggil seperti itu, apalagi yang manggil pria tampan, seorang ceo muda yang kaya raya kayak kamu." Amala menyentuh garis wajah suaminya sembari melontarkan kata itu.

Ketika Marvis menunduk dan mengecup pipinya pelan, Amala menutup mata menikmati setiap kecupan yang diberikan Marvis. Sensasi geli dan juga gairah menyebar dari pipinya hingga seluruh tubuh, sentuhan sederhana itu membuatnya ingin melakukan sesuatu yang lebih dari itu. Namun saat tangan sang prianya mulai masuk kedalam tali bra-nya, Amala menghentikan Marvis.

"Tunggu. ." Kesadarannya telah kembali dan membuat Amala kini mulai fokus. "Aku harus pergi kerumah sakit."

"Oke aku akan mengantarmu sore nanti." Tak mau kalah Marvis masih terus menjelajahi tubuh Amala dengan tangannya.

"Tidak Marvis. Bukan sore nanti tapi siang ini."

"Tidak perlu terburu buru sweetie, disana ada suster jaga yang aku sewa untuk menemani Misya."

Amala menarik nafas sebelum dia meninggikan suaranya "Marvis stop it !". Wanita itu berusaha melepaskan diri dari kungkungan suaminya. "Ini soal operasi Misya."

Marvispun menghentikan aktivitasnya lalu mendengarkan istrinya. Setelah paham Marvis mengajak Amala untuk pulang dijam itu juga. Amala sangat bersyukur karena Marvis sangat pengertian dan tidak ada satupun gurat kemarahan terlihat diwajah Marvis.

Sepanjang perjalanan yang ternyata memakan waktu cukup lama itu, Amala tak henti hentinya memikirkan kondisi Misya. Semoga putrinya cepat sembuh dan bisa berkumpul bersama mereka. Membangun sebuah keluarga kecil dimana itu hanya dia Marvis dan Misya. Karena untuk saat ini tak pernah terpikirkan bagi Amala mempunyai anak dari Marvis Sean. Sebab pria itu selalu menggunakan alat kontrasepsi atau semacam kond*m saat mereka melakukannya akhir akhir ini.

AMALA Istri Kontrak Sang CEOWhere stories live. Discover now