6. Perasaan Apa Ini

11K 421 2
                                    

Yeee author hari ini baik jadi bakal double updatenya .

Jangan lupa vote sebelum membaca .

"Bawa dia masuk." Perintahnya pada Varen.

Varen membuka pintu besar yang ada diruang rapat tersebut dan semua orang yang ada diruangan itu melihat kearah pintu menantikan apa yang sedang di rencanakan Marvis.

W-wanita. . Pintu terbuka dan munculah seorang wanita cantik dari balik pintu itu. Amala masuk dengan sangat anggun menggunakan gaun berwarna hitam dengan taburan swarovski dan tatanan rambut yang digelung kebelakang.

"Perkenalkan dia istriku ." Ucap Marvis santai, dia menautkan jari jari tangannya pada jari wanita itu.

"Tidak mungkin dia istrimu ". Janied masih coba menyangkal apa yang di utarakan adik tirinya .

Marvis tersenyum sinis. "Varen tunjukan surat nikahnya."

Varen lalu meletakan bukti pernikahan Marvis dengan Amala.

"Silakan kalian periksa keaslian surat ini." Kata Marvis.

"Sudah cukup!." Kini pengacara keluarga itu mulai bicara. "Semua bukti ini sudah cukup untuk menunjukan bahwa tuan Marvis sudah menikah."

Janied tidak terima, Adik tirinya yang b*jingan itu telah mempermalukannya, pria itu berdiri lalu merobek surat itu didepan semua orang.

Ketegangan mulai terjadi, semua orang mulai waspada dan melirik kesatu sama lain.

"Dia hanya anak dari hasil perselingkuhan, dia tidak pantas menerima semua saham itu, aku lebih pantas karena aku anak kandung ayah."

Marvis geram, pria itu menatap tajam kakaknya, cukup sudah batas kesabarannya kini mulai habis.

"Bawa penipu itu masuk." Kembali pria itu menyuruh Varen membawa seseorang untuk masuk kedalam ruang rapat.

Varen lalu mendorong seorang pria masuk keruangan tersebut, pria itu dalam kondisi babak belur diwajah serta tangannya.

"Tuan Janied . ." Ucap pria itu jatuh tersungkur.

Janied terkejut. Kenapa dia bisa ada disini ?.

"Dia adalah orang suruhanmu, benar kan ?. Dia juga orang yang telah menjual desain Seanlytex pada perusahaan lain.

Janied coba menyangkal. "Jaga bicaramu Marvis, aku tidak mengenalnya. Tak ada bukti untuk semua omong kosongmu itu."

Marvis lalu melempar beberapa berkas di hadapan Janied.

"Apa semua bukti itu masih kurang." Kata Marvis. Pria itu tak memberikan celah sedikitpun pada kakak tirinya.

Janied mengambil itu dan melihatnya satu persatu. "Semua bukti ini palsu, jangan menuduhku dengan semua bukti palsu itu."

"Bicaralah." Suruh Marvis pada orang itu

"Itu semua benar, tuan Janied menyuruh saya menyuap semua orang yang hadir di rapat dan juga menjual design Seanlytex pada perusahaan lain agar Seanlytex mengalami kerugian."

Janied tak mampu berkata kata lagi, keringat dingin mulai bercucuran didahinya. "Kau . .!"

Pria itu hendak memukul Amala namun tangannya lebih dulu dicekal Marvis.

"Aku tak akan membiarkan tangan kotormu itu menyentuh istriku."

Janied berusaha melepaskan tangannya dari Marvis. Marvis memegang pundak pria itu dengan satu tangannya. "Kali ini aku pemenangnya kakak. Menyerahlah sebelum aku berbuat kasar padamu."

"Hahh . . Dasar b*jingan br*ngsek ! !." Pria itu meninggalkan ruang rapat. "Aku akan membalasmu suatu saat nanti."

"Rapat selesai kalian semua boleh pergi."

AMALA Istri Kontrak Sang CEOWhere stories live. Discover now