"terimakasih hyung".

"bagaimana bisa kau tertidur saat jam segini? Kau ada masalah? ". Seokjin duduk di depan taehyung sambil memperhatikan gurat wajah taehyung yang resah.

"tidak! Aku hanya kelelahan saja. Banyak dokumen yang harus aku selesaikan". Taehyung terkenal hangat bila didekat orang-orang yang dekat denganya seperti seokjin. Selain itu ia akan memasang wajah super galak, datar, dan dingin, mengeraskan rahangnya dengan tatapan menusuknya.

"benarkah? Ah iya.. Aku ada janji dengan keluarga Ronald bisa kau jemput anak-anak?" 

Sontak saja mata taehyung membola lalu melirik jam pada tanganya yang sudah lewat untuk menjemput anak-anak pulang sekolah.

"astaga aku akan menjemput mereka". Dengan buru-buru taehyung menyambar kunci mobil bahkan ia juga melupakan untuk melepas jas kerjanya. Sedangkan seokjin menggelengkan kepalanya melihat Taehyung yang terburu-buru itu.




;
Dua bocah yang berusia sekitar 10 tahun itu tengah duduk tenang di sebuah ayunan samping sekolah mereka. Tatapan mereka terlihat begitu tajam tidak bersahabat meskipun mereka hanya seorang bocah biasa. Salah satu dari bocah itu memandang penjual ikan dengan tatapan binar.

"Jun-yah aku mau ikan itu". Rengek bocah yang lebih kurus darinya.

"Tidak bisa hyun-ah Tae appa melarang kita beli itu". Seokjun terlalu patuh dengan kedua orang tua itu. Jihyun merengut tidak setuju.

"jangan buat appa mu marah hyun-ah". Peringat seokjun mengusak rambut jihyun.

Sedangkan Taehyung kelimpungan mencari dua bocah yang tidak ada disekitar taman sekolah biasanya mereka akan menunggu disana tapi disekolah itu bahkan sudah sepi. Taehyung mengerang kesal bagaimana kalau anaknya kenapa-kenapa?

"ji kau dimana?". Taehyung bertanya pada cleaner servis disana dan ia menunjuk kalau tadi dia sempat bertemu dengan dua bocah yang taehyung sebutkan ciri-cirinya.

"Jihyun! Seokjun! ".

Kedua bocah itu mengalihkan pandanganya ke arah dimana taehyung lari kecil ke arah mereka.

Jihyun tersenyum senang saat sang appa menjemputnya. Jihyun loncat ke dalam pelukan taehyung dan mendapatkan tamparan pada pantatnya. Seokjun melihat itu dan ia mau seperti jihyun. Taehyung menatap binar sedih diwajah seokjun. Ia merentangkan tangan satunya dan seokjun tersenyum senang ia berlari kecil ke arah Taehyung. Mereka berdua sudah berada di gendongan taehyung dan ia tidak henti-hentinya memberi peringatan pada mereka.

"maaf appa"

"maaf tae appa".

Mereka berdua memeluk leher taehyung. Taehyung mana bisa marah lama-lama dengan mereka.

Yah sudah 10 tahun lamanya ia pergi dari rasa sakit duluh. Taehyung hanya ingin sendiri bersama anaknya tidak lebih menghabiskan waktunya untuk terus memikirkan kesalahanya.

Jihyun sudah tumbuh dewasa sebelum pada waktunya setiap tutur katanya mampu menusuk hati dengan perkataan pedas bocah itu dan pastinya itu didikan dari seokjin.

Seokjun anak seokjin yang sudah ia anggap anaknya sendiri. Kalau tidak ada seokjin, taehyung tidak tahu apa yang akan terjadi pada jihyun duluh.

"Jika seokjin hyung tahu habis kalian".

Mereka berdua bergidik membayangkan kemurkaan seokjin jika sedang marah.

"eomma menakutkan jangan beri tahu dia". Gumam seokjun menyembunyikan wajahnya diceruk leher taehyung.

Jihyun tertawa kecil melihat wajah pasi seokjun yang terbilamg jarang senyum itu.

Taehyung mendudukan mereka di kursi penumpang dan membiarkan taehyung yang menyetir.

"kalian sudah makan siang?".

Dan mendapatkan gelengan dari si kecil.

"aku mau Mcd appa"

"aku mau masakan eomma".

Taehyung terkekeh melihat perdebatan kecil kedua bocah itu .

"Eomma jin sudah masak untuk kita. Kita makan di r.s saja ya ji? ".

Jihyun menatap binar sang appa dia sangat suka bila di ajak ke rs.

"Iya appa".





;
Katakan dunia sempit tapi memang inilah adanya setelah makan siang tadi seokjin mengantar anak-anak pulang ke rumah.

Sebenarnya apa hubungan mereka berdua? Tentunya hanya atasan dan bawahan.

Taehyung pemilik rumah sakit tempat ia bekerja sekarang dimana rumah sakit Kim Family salah satu rumah sakit terbaik dan terbesar ketiga di Toronto.

Bukan hanya itu saja Taehyung juga mendapat gelar Doktor di usia mudanya lalu menjabat sebagai profesor dan saat jabatan itu ia membangun rumah sakit nya sendiri. Tidak hanya di Toronto saja di beberapa negara juga.

Seokjin berhutang budi pada Taehyung yang mau menyekolahkanya, membiyai hidupnya juga ikut membesarkan anaknya. Sebagai balasanya Seokjin juga harus mau merawat Jihyun. Anak taehyung.

Dan sore tadi bagaikan hantaman untuk seokjin. Seokjin pikir anaknya baik-baik saja dengan sifatnya yang memang pendiam dan terlihat tidak peduli itu menanyakan sesuatu yang mampu meremas hatinya pilu.

"Eomma apa aku bisa memiliki appa? ".

Pertanyaan itu bagikan bom waktu yang bisa datang kapan dan mampu menghentikan nafasnya saat itu. Tidak! Tidak! Seokjin tidak pernah menutupi siapa ayah seokjun dia selalu menceritakan tentang ayahnya walaupum kenyataan begitu pahit.

;
TBC

Sequel Tears Season II

Bagimana kisa selanjut nya? Apa taehyung dapat kembali seperti duluh?

Atau semakin terpuruk?

Bagimana jihyun kecil menghadapi kenyataanya dunia ini?

Apa jihyun kecil mampu?

Kita tidak ada yang tahu bukan?

Maka nikmatilah Sequel terbaruku dari Tears.

SELAMAT MENIKMATI SAMPAI BERTEMU DI LAIN WAKTU DIKALA AKU SENGGANG

[REST]  I Need U, Jimin! • vmWhere stories live. Discover now