XV : Yera Sakit

9.7K 1K 240
                                    

──────────────────────────

-Meskipun aku berjuang, selalu ada dinding pembatas disetiap tempat-

──────────────────────────





















Hyunjin menghela nafas gusar. Pagi ini ia belum melihat Yera sama sekali. Ditambah tidak ada sarapan dimeja makan. Jika Yera ke sekolah lebih awal, gadis itu biasanya meninggalkan sarapan diatas meja. Atau setidaknya meninggalkan sticky note di pintu kulkas.

Sehingga Hyunjin menyimpulkan bahwa Yera belum keluar dari kamarnya. Laki-laki itu berjalan ke kamar Yera. Menempelkan telinganya dipintu. Namun Hyunjin tidak mendengar tanda-tanda kehidupan didalam sana.

“Yera masih tidur?” gumam Hyunjin.

Tok tok tok

“Yer?” Hyunjin menempelkan kembali telinganya pada pintu. Namun Hyunjin masih tidak mendengar apapun. Dengan rasa penasaran tingkat dewa, Hyunjin memberanikan diri untuk membuka pintu kamar Yera.

Hyunjin berdecak. Ternyata Yera masih tidur dengan tenang di atas kasurnya. Pantas saja Hyunjin tidak mendengar kehidupan di kamar Yera tadi.

“Yer...” Hyunjin mengguncangkan pelan tubuh Yera yang masih terbalut selimut. Tidak mendapat respon, Hyunjin pun berjongkok di depan Yera.

“Udah siang, Yer!  Lo sekolah gak?” Yera mengeliat pelan. Matanya beberapa kali menerjab, menyesuaikan cahaya yang masuk. “Gue pusing, Jin!” Lirih Yera.

Kening Hyunjin mengerut. Tanganya terulur menyentuh kening Yera. Badannya panas, Hyunjin sangat Yakin Jika Yera sedang sakit. “ Lo demam Yer! Ke rumah sakit ya?"

Yera menggeleng samar. “Gak usah. Ntar juga sembuh!”

“Lo sakit Yera!”

“Cuma demam kok!”

“Iya kalau lo cuma demam biasa, kalau typhus atas DBD gimana? Pakai jaket cepet! Gue ganti baju dulu.” Yera akhirnya menurut. Gadis itu segera berdiri. Sedangkan Hyunjin kembali kekamarnya untuk melepas seragamnya.

Setelah Hyunjin selesai, ia segera menghampiri Yera. Tapi gadis itu kembali berbaring di atas kasur. Melihat itu, Hyunjin hanya menghela nafas. Lalu menepuk pipi Yera pelan. “Ayok!”

Yera bangkit. Namun ia kembali terduduk di kasur karena kepalanya sangat pusing. Hyunjin tentu saja peka. Laki-laki itu berjongkok didepan Yera. Mempersilahkan Yera untuk naik ke punggungnya.

“Naik Yer.”

Oke, Yera pasrah. Bagaimanapun, Hyunjin adalah suaminya. Dan Yera adalah tanggung jawab Hyunjin. Mereka segera pergi ke rumah sakit. Masa bodo dengan sekolahnya hari ini. Sesekali Katua OSIS seperti Hyunjin ingin merasakan bagaimana nikmatnya membolos.










--🍓🍓🍓--























“Selamat Pagi Anak-anak!" Sapa Pak Seokjin. Pak Seokjin ini bukan hanya Guru Sejarah yang membahas masa lalu. Tapi juga masa depan. Iya, masa depan kita.

“Pagi, pak!!”

“Materi kita terakhir kali apa?” tanya Pak Seokjin

“Kan bapak gurunya. Kok tanya saya?” mendengar jawaban asal-asalan dari Lucas, Renjun yang ada disamping Lucas lantas mendorong kepala laki-laki itu dengan telunjuknya.

My Ketos My Husband | Hwang Hyunjin [TERBIT]Where stories live. Discover now