VIII : Berubah

9.8K 1K 91
                                    

───────────────────────────

-Karena seseorang aku berubah. Iya, seseorang yang membuatku jatuh cinta atau seseorang yang ingin matanya kubuat terbuka.-

───────────────────────────












"Ada yang belum paham?" Tanya Pak Hoseok ketika sudah selesai menjelaskan Bab Bangun Datar pada pelajaran matematika wajib. Semua siswa kelas XII MIPA-3 saling melirik satu sama lain.

"Kalau tidak ada, kerjakan soal halaman tiga puluh yang nomor dua." instruksi Pak Hoseok.

"Ayera, maju." semua siswa menatap Yera seraya menahan tawa. Sesekali mengatakan 'mampus lo' tanpa suara. Yera menghela nafas. Maju kedepan tanpa membantah.

Teman sekelas Yera sedang besiap-siap untuk tertawa. Bahkan Lucas tengah berdehem menyiapkan suara agar tawanya terdengar paling kencang jika Yera melakukan kesahalan. Tapi ucapan Pak Hoseok membuat satu kelas terdiam.

"Oke, betul. Berarti kamu sudah paham." Yera kembali duduk di bangkunya. Lucas tidak jadi menertawakanya. Dan Satu kelas menatap heran gadis itu.

"Pertahankan ya, Yera. Bapak tau kamu bisa berubah. Tidak seperti Han dan Seungmin."

"Saya mulu pak. Felix tuh, cuman tidur kerjaannya!" sahut Han tidak terima. Satu kelas tertawa. Apa lagi Lucas.

"Kamu juga sama saja Lucas! Kerjaannya cuman ngelawak. Coba berubah seperti Yera, dong!" Setelah Pak Hoseok berbicara seperti itu, satu kelas bergantian menertawakan Lucas.

"Otaknya Yera lagi encer, Pak! Yera mana mungkin bisa berubah. Jiwa bar-barnya udah dari bayi, susah ilangnya."

Yera tersenyum kecut. Ternyata selama ini begitu anggapan orang-orang terhadap dirinya. Tidak heran jika Ayahnya selalu memperlakukan dirinya sesuka hati.









--🍓🍓🍓--











"Yeri, Pinjem buku catetan matematika sama sejarah lo dong. Mau gue salin."

Siswa kelas XII MIPA-3 yang masih berada didalam kelas, dibuat melongo karena ucapan Yera. "Lo gak lagi sakit kan, Yer?" tanya Jaemin ngegas. Maklum, dia sangat kaget. Bahkan ia membiarkan cacing nya menabrak cacing lain dan lebih memilih fokus ke Yera.

"Nih, Yer!" Yera nerima buku Yeri. Kemudian kembali ke bangkunya. Tidak mempedulikan pertanyaan Jaemin.

"Lo aneh banget, Yer hari ini." Ucap Sena. Gadis itu mulanya duduk di bangku Sanha, kemudian pindah kebangkunya, disamping Yera. Gadis berstatus putri pemlik sekolah itu menanggapi dengan senyum tipisnya. Membuka bukunya, mulai menyalin catatan Yeri.

"Lo lagi ada masalah? Cerita sama gue dong. Gue bisa kasih saran kok. Gue janji gak bakal ketawain lo deh." Desak Sena. Pasalnya Yera terlihat aneh belakangan ini. Semua orang tahu, Yera dan teman-temannya tidak pernah mencatat.

"Bisa diem gak, Sen?" Yera menatap Sena datar. Lalu melanjutkan mencatat lagi. Sena tersenyum kecut. "Lo kenapa sih, Yer? Dari kamaren lo cuma diem terus. Lo ada masalah sama gue? Ngomong Yer. Jangan cuman diem aja!"

"Jangan gede-gedein masalah bisa gak, Sen?"

Sena terdiam. "Jadi gue yang gede-gedein masalah? Sadar gak sih Yer, Kita ini makin jauh gara-gara lo yang tiba-tiba"

My Ketos My Husband | Hwang Hyunjin [TERBIT]Where stories live. Discover now