VI : Sekolah

10.7K 1.1K 129
                                    

──────────────────────────

Aku memang buka sesuatu yang patut dibanggakan. Tapi nanti, ada saatnya aku dibutuhkan—

──────────────────────────







Setelah Yeji dan Hyunjin pulang dihari itu, Yera bersikeras ingin bersekolah dengan alasan 'rindu sekolah'. Eh, rindu membuat masalah disekolah maksudnya. Sampai Yera marah dan kepalanya terbentur nakas. Sehingga jahitan di kepala gadis itu terbuka kembali.

Berakhirlah dengan Yera yang menangis kesakitan dan takut akan darah disekitarnya. Membuat gadis itu berfikir yang tidak-tidak jika dirinya akan menglami amnesia. Akhirnya Adrean mengizinkan Yera untuk sekolah. Yera pun berhenti menangis. Lalu kepala Yera dijahit kembali.

Hari ini Yera masuk sekolah setelah dua bulan tiga minggu di rumah sakit.

Sejak Yera memasuki gerbang sekolah, banyak sekali yang memperbincangkan Yera. Bahkan tidak jarang yang memotret gadis itu. YA GIMANA TIDAK!

Yera turun dari mobil dengan cara digendong Ayahnya, Adrean Aditya. Lalu dituntun berjalan kekelas. Dengan tas sekolah berwarna pastel milik Yera yang berada dipunggung Adrean.

Kedaan Yera pagi ini adalah, kepalanya masih diperban. Sedangkan penyangga yang ia pakai di tangan telah dilepas. Keadaan bahunya sudah membaik. Hanya saja kaki kanannya masih sedikit sakit.

Awalnya Hani menyarakan untuk memakai kursi roda. Tapi Yera menolak dengan alasan tidak nyaman saat di kelas.

Selama perjalanan dari gerbang ke kelas, yang Yera lakukan hanya menunduk. Rasanya malu. Ayera si gadis bar-bar sedang di tuntun sang ayah.

“Malu kamu?” tanya Adrean yang dibalas anggukan oleh Yera. “Harusnya kamu bangga dong. Kata temen-temen kamu Ayahnya Ayera ganteng.”

Yera menahan tawanya. Ternyata Adrean juga bisa senarsis ini. Memang sih, sedari tadi yang Yera dengar hanya kata-kata 'Bokapnya Yera ganteng' atau kalau tidak begitu ya 'Kayaknya kak Yera kena karma sih.' Sumpah, Yera ingin sekali memukul mulut itu.

Setelah sampai di kelas, Yera duduk di bangkunya. Bangku nomor tiga dari belakang, didekat jendela. Lalu Adrean meletakan tas Yera dimeja.

“Nanti Ayah jemput di kelas. Jangan keluar gerbang!” Yera mengangguk patuh. Sejak seminggu ini, Adrean memang bersikap sangat lembut kepada Yera.

“Belajar yang bener ya sayang. Jangan nakal!” Adrean membelai kepala Yea seraya tersenyum.

“Kalau itu Yera gak janji.” Adrean terkekeh. Lalu mencium kening Yera. Dan sial nya, satu kelas menatap Yera. Runtuh sudah jiwa bar-bar seorang Ayera.

“Ayah ke ruangan kepala sekolah dulu. Ngurus soal Ryujin.” Yera mengangguk. Setelahnya Adrean pergi dari kelas Yera. Menyisakan teman-temannya yang tengah menahan tawa.

“Apa lo liat-liat?” sarkas Yera tidak suka. Laki-laki dikelas itu kompak menertawakan Yera. Termasuk Seungmin, Felix, dan Han.

“Aduh, Yer. Sumpah ya, perut gue sakit. Ternyata bar-bar lo bisa ilang juga kalo sama bokap lo.” Lucas tertawa kencang.

“Kok gue iri sih, sama lo, Yer. Bokap lo bisa soft banget gitu.” sahut Chaewon. Mendengar itu, Yera tersenyum miris.

Apa yang ingin mereka irikan dari Yera? Mereka iri dengan orang tua Yera yang bercerai? Mereka iri dengan Yera yang tidak terurus? Mereka iri dengan Yera yang mendapat kasih sayang yang cukup?

My Ketos My Husband | Hwang Hyunjin [TERBIT]Where stories live. Discover now