Pasien dr. Bara kali ini seorang penyanyi yang harus di operasi di bagian dada, resiko yang akan di hadapinya adalah pasien tidak bisa bernyanyi lagi jika syaraf laringnya rusak ketika membabat habis sel kanker.

Sang pasien pun meminta dr. Bara berusaha tidak merusak laring. dr. Bara pun akan berusaha tapi tak bisa menjamin 100%.

Setelah keluar dari kamar pasien, tiba-tiba ada yang memanggil dr. Bara. Dan itu ternyata dr. Zahra. Zahra adalah dokter spesialis bedah dada yang pindah ke rumah sakit lain. Sebelum Tania masuk ke bagian bedah dada, Zahra lah yang selalu di samping dr. Bara, terlebih lagi ibu Zahra adalah dokter juga di rumah sakit harapan.

"Kak Bara..", ucap Zahra.

"Zahra...", ucap dr. Bara.

"Sudah lama banget gak ketemu.. hmm Wira apa kabar... seneng liat kalian...", ucap Zahra.

"Kamu belum berubah sedikit pun kak..", ucap Zahra.

"Tapi ada apa? Kok kamu pake baju pasien??", Ucap dr. Bara.

"Aku sakit dan harus segera di operasi..tapi hanya operasi kecil.. ayo minum kopi di bawah...", ucap Zahra sambil menggandeng dr. Bara.

dr. Bara pun pergi dengan Zahra dan Wira ada panggilan darurat sedangkan Tania malah mengikuti dr. Bara, ia berjalan di belakang dr. Bara dan Zahra. Melihat dr. Bara dan Zahra yang begitu akrab ternyata ada sedikit perasaan cemburu bagi Tania. Ia pun memutuskan pembicaraan akrabnya dengan Zahra.

"Dokter.. bukankah kita harus temui pasien...", ucap Tania langsung di potong dr. Bara.

"Saya akan menemani Zahra..kamu boleh pergi sekarang..", ucap dr. Bara.

"Jika kakak sibuk...", ucap Zahra.

"Enggak... kita sudah lama gak ketemu...jadi ayo kita minum kopi...", ucap dr. Bara tersenyum lalu pergi meninggalkan Tania.

Tania terus menatap dr. Bara dan Zahra. Sungguh ia sangat cemburu dengan keakraban mereka berdua. Dan tak pernah ada sikap dr. Bara yang seperti itu kepada dirinya.

Ketika Tania sedang berjalan ke arah lobi, ia melihat dr. Bara dan Zahra saling mengobrol bahkan tertawa bersama.

"Apa yang membuatmu begitu senang?", Ucap Tania kesal. Ia pun pergi tapi pandangannya masih ke arah dr. Bara sehingga ia menabrak orang yang sedang membawa kopi. Tania pun di marahi orang itu dan akibat tabrakan itu membuat dr. Bara mengetahui bahwa ada Tania disana. Tapi dr. Bara cuek saja tak memperdulikan Tania sama sekali.

Tania termenung ketika menjaga pasien. Fikirannya terus saja kepada dr. Bara dan Zahra. Tetapi bunyi alarm pun membuyarkan fikirannya, ini waktunya ia harus di suntik.

Ia pun menyiapkan alat suntik untuk dirinya di ruang obat dan ketika akan menyuntik tiba-tiba dr. Bara muncul. Tania terkejut dengan kedatangan dr. Bara keruangan itu sedangkan dr. Bara hanya meliriknya saja dan tak membantu menyuntik Tania.

Setelah Tania pergi dari ruangan itu, dr. Bara pun masuk dan mencari obat apa yang di suntikan kepada Tania. Namun dr. Bara tak berhasil menemukan bekas obat yang di suntikan pada Tania. dr. Bara sebenarnya sangat penasaran dengan kondisi Tania saat ini.

Ibu Linda mengunjungi Tania. Ia memberitahukan ibunya itu bahwa dirinya tak bisa pulang minggu ini. Ibu Linda pun membawa baju ganti untuk anaknya. Namun ibu Linda merasa anaknya tampak pucat dan tampak bengkak. Ibu Linda sangat khawatir pada anaknya itu.

Setelah ibu Linda pulang, Tania pun pergi ke toilet memerhatikan wajahnya yang menurut ibunya tampak pucat dan bengkak. Ia pun memoles sedikit bibirnya dengan lipstik agar tak terlihat pucat.

Dokter Tania (COMPLETED)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang