02

1.4K 131 0
                                        

Hari pertama di semester baru tahun ini, mungkin akan menjadi mimpi buruk Alesha.

Sedari malam Alesha sendiri sudah gugup bahkan hampir pingsan, bagaimana jika ada yang mencurigai dirinya?!!

Tepat saat Alesha berdiri di depan gerbang menuju neraka, ralat gerbang sekolah, semua pikiran negatif menyerang otaknya.

Alesha berdiri dengan tubuh yang agak gemetar sampai sebuah suara dingin menyapa indra pendengarannya, "Lo patung hah?"

Inilah kekuatan plot-sama yang agung, bahkan saat Alesha hanya berdiri di sembarangan tempat, dia masih akan bertemu pemeran utama pria.

"Sekarang lo bisu juga....."

Entah itu pertanyaan atau pernyataan, nada pemeran utama pria memang susah dimengerti.

Alesha memaksakan dirinya untuk tersenyum lalu menjawab, "Enggak kok Arsa, Shasha sehat." Mungkin karena dipaksakan senyum itu tampak agak.... eh sangat kaku?

Arsakha sang pemeran utama pria hanya mendengus, lalu meninggalkan Alesha yang masih tersenyum kaku.

'Aduh Alesha kenapa bego banget sih' rutuk Alesha dalam batinnya.

Saat berjalan masuk ke dalam sekolah, Alesha kembali terpaku, sekolah ini berkali kali lipat lebih besar dari sekolahnya di kehidupan sebelumnya.

'Yah penulis novel memang sangat memanjakan putra dan putrinya.' Alesha membatin sambil menganggukan kepalanya.

Lagi lagi seseorang kembali menyapa Alesha, "Pagi Alesha." Dia menyapa dengan senyum cerahnya, yang dimata Alesha malah jadi kesilauan.

Tidak salah lagi, ini pastilah pemeran utama wanita, lihat saja dirinya seperti bermandikan cahaya lampu sorot.

Alesha mulai mempertimbangkan, apa dirinya harus membawa kacamata hitam? Cahaya sorot ini terlalu berlebihan bahkan mengganggu.

Mengikuti kebiasaan Alesha asli, Alesha hanya memindai pemeran utama wanita lalu pergi tanpa mengucapkan satu patah kata pun.

Mungkin karena rasa benci yang mendalam yang masih tersisa di tubuh ini, Alesha juga merasakan kebencian untuk Adila yang tidak lain adalah pemeran utama wanita.

.

.

.

.

.

Kelas adalah zona aman, jadi Alesha bisa mingikuti pelajaran dengan santai ditambah lagi cara para guru menjelaskan sangat mudah dipahami, mungkin inilah yang disebut 'harga tidak mengkhianati kualitas'.

Tapi ada satu hal yang sangat mengganggu, tatapan tajam dari sang sadboy, sebenarnya sekarang gelar itu belum disandang tapi nanti pasti akan.

Sang sadboy tidak lain dan tidak bukan ialah pemeran utama pria kedua, Faris.

Bukan kah orang ini agak tidak waras? Alesha sedari tadi dengan khidmat mendengarkan penjelasan guru, tapi Faris menatapnya seakan akan ingin memakan dirinya hidup hidup.

'Apa dipikiranya wajahku sangat mengganggu? Jika memang iya, bukankah lebih baik dihiraukan saja dari pada terus dipandangi? Huh jalan pikiran para pemeran utama memang susah dimengerti oleh orang biasa.' -Alesha dan curhatan batinnya.

Sedikit gambaran mengenai pemeran utama pria kedua ini, jika pemeran utama wanita biasanya membawa lampu sorot kemana mana, dan pemeran utama pria membawa gungung es. Maka pemeran utama pria kedua adalah yang paling aneh, karena ia sering membawa hal hal beragam dan aneh sebagai background-nya.

'Apa diam diam dia membuka toko serba ada?' -sekiranya itulah kesan Alesha mengenai Faris

Contohnya saja saat ini, saat dia menatap ke arah Alesha, dibelakang seperti ada banyak pisau yang melayang layang, dan berdasarkan pemahaman yang Alesha peroleh setelah melalui banyak proses, hanya dirinya lah yang bisa melihat benda-benda ini.

'Hah, rupanya aku memang tidak bisa lari dari plot sialan ini!!!' - suara hati Alesha. Tapi tidak memanggil namamu ya, karena dia Alesha bukan Ariel NOAH.

.

.

.

.

.

Pesan Azvina_ : Mungkin kalian akan ngerasain kalau cerita ini banyak kekurangan dan kekosongan, cerita ini memang sudah sangat lama di draf saya, bisa dibilang sudah usang dan berdebu. Jadi tolong di maklumi....

Savior of The PlotWhere stories live. Discover now