"Kak supir, bisa lebih cepat gak? Alesha udah telat banget-nget-nget!!" Kata Alesha dengan wajah panik.
Perjamuan sudah dimulai dari beberapa saat lalu, tapi bukan itu yang Alesha khawatirkan. Bagaimana jika Azfar berubah pikiran karena terlalu lama menunggu? Azfar kan lelaki random dengan sangat sedikit stok kesabaran!
Atas desakan Alesha, mobil mulai melaju dengan kecepatan di atas wajar menuju villa tempat perjamuan diadakan.
Saat sampai Alesha dengan tergesa-gesa turun dari mobil, dan langsung memasuki villa.
Villa dalam kondisi ramai. Terdapat berbagai macam jenis orang, para petinggi, pejabat, orang-orang penting serta terkemuka, para artis, serta golongan orang yang bermimpi ingin menikahi orang kaya.
Perjamuan ini memang lah kesempatan bagus bagi orang-orang yang berambisi. Perjamuan yang diadakan untuk tetua salah satu dari empat keluarga terhormat.
Empat keluarga terhormat sendiri terdiri dari;
Conrad, keluarga yang secara turun-temurun melahirkan penasihat negara.
Cagney, keluarga yang mendapat gelar kehormatan karena berperan besar dalam perekonomian negara.
Dexter, keluarga yang berada di tengah garis hitam dan putih, dengan kekuasan yang tak terbantahkan. Konon katanya, merupakan tangan kanan dari pendiri nagara yang super lengendaris.
Dan yang terakhir, Arden. Kerluarga paling dihormati dan berada di tingkatan tertinggi, merupakan pilar penting sejak negara didirikan. Memiliki kekuasaan di berbagai bidang, dan yang paling penting keluarga Arsakha sang pemeran utama pria.
Kembali ke Alesha. Alesha mengedarkan pandangan menuju seluruh penjuru villa, untuk tentu saja mencari Azfar, sang penyelamat nyawanya.
Tap.
Seseorang menepuk bahu Alesha dari arah belakang. Tunggu, Alesha tidak mungkin bertemu masalah hanya dengan memasuki villa kan?
"Dek kamu ngapain sih?"
Huh syukurlah, ternyata itu Atiya. Alesha menatap Atiya yang sekarang berdiri tepat di sampingnya.
"Eh kak Tiya, Alesha lagi nyari Fio." Jawab Alesha, yang dengan tiba-tiba membawa nama Fiorella si antagonis wanita.
"Fio? Fiorella?" Tanya Atiya dengan kening yang berkerut.
Alesha mengangguk. "Iya Fiorella, Alsha sama dia kan seumuran hehehe." Ungkap Alesha dengan kekehan canggung sebagai penutup.
"Iya sih, tapi emangnya dia datang?" Pertanyaan selanjutnya dari Atiya. Alesha curiga apa mungkin Atiya telah putus asa menjadi dokter, dan akhinya ingin menjadi intel saja.
"Pasti lah kak, ini kan perjamuan neneknya masa dia gak datang. Gak mungkin banget-nget,nget-nget kan? Pokonya gitu deh." Alesha dengan aksi nyata mencari alasan yang malah jadi bikin puyeng diri sendiri.
"Oh iya, kenapa kamu telat banget dek?" Lagi-lagi pertanyaan yang keluar dari mulut saudari Atiya.
Mampus. Atiya melempar panah ke tempat yang tepat, dengan sukses membuat Alesha gelagapan, "eh... ah itu, tadi Alsha kan udah siap-siap, eh malah kebelet jadi rempong gitu deh." Kata Alesha dengan ekspresi yang diusahakan tidak mencurigakan.
Atiya memandang wajah adik bungsunya, kemudian menangguk. Hal yang patut disyukuri, Atiya adalah-adalah tipe kakak yang menaruh kepercayaan penuh pada adik-adiknya.
"Kamu mau nyari fio kan? Yaudah gih, biar kak Tiya yang nyelesain tugas dari mamah."
Ah iya! Tugas dari mamah. Mamah dan papah saat ini di luar kota, jadi tanggung jawab bercengkrama jatuh kepada dua putrinya.
"Alesha nitip ya Kak Tiya." Kata Alesha, lalu berjalan ke arah balkon.
Di arah ujung balkon berdiri sosok yang sedari tadi Alesha cari, Azfar. Alesha berjalan mendekat, manyamakan dirinya pada posisi tepat di samping Azfar.
"Nih." Kata Alesha, dengan menyodorkan sebuah kotak kecil berwarna hitam. Kotak yang ia keluarkan dari saku gaunnya.
Azfar menoleh dengan pandangan seakan bertanya -apaan-nih?-. Bagaimana Alesha tahu? Mungkin ini bisa disebut keahlian khusus? Pokonya anggap saja begitu, hitung-hitung bikin Alesha senang.
"Alesha rasa Azfar pasti tahu ini. Ini cincin pusaka Arden." Ungkap Alesha.
Azfar mengerutkan keningnya, "di lo?" Tanyanya singkat.
Alesha mengangguk dengan senyum manis. "Iya..." Jawab Alesha dengan riang.
"Kok bisa?" Tanya Azfar lagi-lagi. Seakan alasan cincin itu ada pada Alesha lebih penting, daripada kegunaanya untuk dirinya.
Alesha menatap Azfar beberapa saat, kemudian menjawab. "Bisa lah, kan gak ada aturan cincin ini harus sama siapa kan?"
Dengan ragu Azfar menanggapi dengan anggukan kecil.
"Alesha mau foto Alesha sama Faris dari lambe sekolah." Sahut Alesha memulai kegiatan bisninya. "Azfar pasti tahu kan, cincin ini bisa buat hal apa aja, jadi Alesha gak perlu jelasin. Azfar tenang aja, kapanpun Azfar butuh Alesha siap."
Alesha mulai merasa dirinya benar-benar keren, seperti tokoh-tokoh dalam film dan novel laga saja.
"Alesha? Azfar?" Sebuah suara terdengar dari pintu balkon.
Uwaaaaa. Luar biasa bukan? Bahkan ada adegan terciduknya!!
Diam-diam Alesha kembali memasukan kotak cincin pada saku gaunnya. Bahaya kalau sampe Fiorella ikut campur.
"Eh halo Fio, akhirnya ketemu juga. Dari tadi Alesha cariin." Sapa Alesha sambil berjalan mendekati Fiorella.
Fiorella mengerjap. "Kenapa gak nyari di dalam?"
"Tadi sih Alesha udah nyari. Eh malah ketemu Azfar disini, jadi Alesha ngajakin ngobrol deh." Kata Alesha menjelaskan.
Fiorella mengangguk asal. Tidak benar-benar yakin ada yang bisa mengobrol santai dengan Azfar, apalagi dengan senyum riang yang masih terpampang di wajah Alesha. "Ke dalam aja yuk." Ajaknya.
"Ayo. Azfar, Alesha duluan ya." Pamit Alesha.
Saat Alesha dan Fiorella hampir masuk ke arah villa, Alesha mengedipkan matanya ke arah Azfar yang masih memandangi mereka dengan tatapan malas dengan sedikit bersandar pada pagar balkon.
.
.
.
.
.
Saat sudah kembali ke rumah, Alesha tersadar. Tunggu, kenapa tadi dia mengedipkan matanya ke Azfar ya?
Pesan Azvina_ : Di chapter ini sudah mulai bermunculan misteri-misteri, walau masih potongan-potongan kecil sih.
VOCÊ ESTÁ LENDO
Savior of The Plot
FanficJudul : Savior of The Plot Penulis : Azvina_ Kategori : Transmigrasi, rebirth. Waktu publikasi : 27-02-2021 Status : ongoing Dalam perkembangan alur novel, harus sesuai dengan plot yang telah ditulis dan dirancang oleh penulis. Tapi apa yang akan te...
