13

757 85 6
                                        

Alesha berakhir di taman tidak jauh dari parkiran, setelah dirinya meninggalkan Faris dan Adila yang masih melanjutkan pelukan ala teletabis mereka.

Setelah sedikit termenung, Alesha mengirim pesan pada Azfar memberi tahu bahwa dirinya akan menunggu Azfar di taman dekat parkiran.

Tak bersalang lama Azfar muncul dan mengajukan pendapatnya bahwa mereka lebih baik pulang saja, katanya acara sudah memasuki tahap terlalu membosankan(padahal sejak acara dimulai mulut seorang Azfar Savian Dexter tak pernah lepas dari keluhan bosan dan sejenisnya).

Lagi-lagi perjalanan dipenuhi keheningan. Keheningan itu membawa Alesha berkelana ke tempat yang jauh dari tempatnya sekarang berada.

Dulu, sebelum dirinya menjalani hidup sebagai Alesha Azkia Faresta, Alesha punya hidupnya sendiri. Alesha Navya Mahira, anak tengah dari lima bersaudara. Alesha punya satu kakak laki-laki dan satu kakak perempuan di atasnya. Lalu satu adik perempuan dan satu adik laki-laki di bawahnya.

Alesha memang bukan berasal dari keluarga super kaya seperti kelaurganya di dunia ini, tapi mereka tidak pernah merasa kekurangan.

Maka dari itu, Alesha selalu bermimpi kelak akan mengenyam pendidikan di negri yang jauh. Karena Alesha tahu dengan kehadiran kakak-kakaknya, juga adik-adiknya orang tuanya tak akan kesepian.

Siapa sangka, Alesha benar-benar pergi ke negri yang jauh. Sangat jauh sampai tak akan pernah bertemu dengan semua orang yang dikenalnya lagi.

Alesha tak bersedih dan khawatir terlalu lama saat sadar dirinya tak lagi berada di dunianya, karena Alesha yakin kekosongan yang ditinggalkannya tak akan terlalu banyak terasa bagi orang-orang yang ditinggalkannya.

Tapi jika diberi kesempatan Alesha tentu ingin berpamitan pada mereka dengan cara yang benar. Dan yang paling penting....

'Makasih mah, makasih pah, udah jadi mamah papah terhebat buat Alesha. Maaf kalau Alesha sering bikin mamah dan papah kecewa dan sedih. Alesha gak pernah nyesel pernah jadi anak mamah papah.' Kalimat paling tulus yang ingin Alesha sampaikan dari dalam lubuk hatinya yang terdalam.

.

.

.

.

.

Saat sampai di rumah Alesha baru teringat bahwa ada Atiya yang harus ia berikan penjelasan.

Alesha memasuki rumah dengan mengendap-endap. Suatu kegiatan yang terlampau percuma, karena Atiya dengan tangannya yang dilipat, juga senyum manis yang biasanya terlihat seperti malaikat, tetapi kini terlihat seperti iblis sedang menunggunya tepat di ujung tangga.

"Jadi?" Tanya Atiya, menuntut kejelasan yang tadi adik bungsunya itu janjikan.

"Hehehe...." kekehan canggung lolos bibir Alesha.

Pada akhirnya Atiya sepakat untuk mendengar penjelasan dari Alesha setelah Alesha membersihkan dirinya terlebih dahulu.

Alesha duduk di kasur Atiya, di sampingnya Atiya dengan santai sedang selonjoran menunggu penjelasan adiknya.

Bagai terdakwa yang tengah dihadapkan bukti konkret, Alesha gelagapan entah harus mengeluarkan alasan apa.

Alesha mulai meneliti dalam otaknya, namun bayangan Faris yang merengkuh hangat tubuh Adila lolos begitu saja tak dapat dicegah.

'Apa perasaanku dan Alesha mulai saling tercampur?'

Tentu saja Alesha curiga, Alesha tentu tahu jenis kehidupan seperti apa yang Alesha asli jalani. Alesha tahu semuanya, bahkan semua rahasia terdalam Alesha asli.

Cara Alesha mendapat ingatan Alesha asli bukan dengan rasa sakit dikepala disertai dengan munculnya potongan-potongan memori bagai kaset rusak.

Sebelum terbangun ke dunia ini, Alesha mengalami mimpi super panjang. Mimpi tentang kehidupan Alesha asli, mimpi yang terasa sangat nyata. Sangat nyata sampai Alesha hampir beranggapan bahwa kehidupannya sebagai Alesha Navya Mahira hanya sebuah mimpi. Ya, bagai dua kehidupan yang tercampur. Alesha paham dan seperti dapat merasakan apa yang Alesga asli rasakan. Terasa wajar jika kini emosi keduanya juga bercampur, kan?

Tanpa diminta setetes cairan bening menetes dari mata Alesha.

Atiya mengerjap menatap kosong ke arah Alesha, "Arsakha....." Atiya terdiam tak mampu melanjutkan perkataannya.

Atiya mendekat, merengkuh hangat tubuh adik bungsunya itu, tidak ketinggalan membisikkan kalimat penghiburan.

Alesha tahu Atiya salah paham. Ilusi yang Alesha asli ciptakan terasa begitu nyata, hingga kenyataan terasa seperti sebuah dongeng belaka.

Alesha menyukai Arsakha, begitulah adanya. Setidaknya itulah yang dunia ketahui.

Tapi ada sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawabannya. Apa Alesha juga akan menyukai Faris seperti Alesha asli?

Savior of The PlotHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin