Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Happy reading kalian -Langit 🍑
Cek mulmed nya gais, ok.
Langit tersenyum memandang batu Nisan yang sedang di peluknya. Di bawah guruyan Hujan yang sedang turun, Langit ikut meneteskan air mata nya. Ternyata, Semesta ikut merasakan apa yang sedang kini Langit rasakan.
"Maafin Langit ya, Nek. Langit ga bisa jaga amanat yang Nenek kasih" Gumam nya. Sambil mengusap Nisan di depan nya langit menghapus Air matanya.
Nenek nya selalu bilang, Air mata laki laki itu dianggap sebagai jati diri, cukup dikeluarkan saat bahagia saja, jadi laki laki itu tidak boleh lemah.
Dan Langit akan selalu memegang teguh prinsip nya. Yaitu, dengan tidak mengeluarkan air mata nya untuk hal yang tidak perlu ditangisi.
Seperti sekarang, Langit tidak akan menyalahkan takdir yang lebih dulu mengambil sang Nenek dari hidupnya. Setiap yang bernyawa pasti akan merasakan kematian. Itu yang Langit tahu, selama diri nya hidup di Dunia, Nenek nya selalu memberi nya Nasihat tentang cara bertahan hidup dalam Dunia yang penuh dusta ini.
Sambil menuggu Hujan reda, Langit terus merapalkan doa nya agar Nenek nya tenang disana, dan di tempatkan di tempat yang paling istimewa.
Langit bangkit dari jongkoknya saat sudah tidak ada lagi tetesan Hujan yang membasahi Hoodie nya.
"Langit pamit Nek. Semoga nenek tenang disana, Langit bakalan jaga diri Langit sebisa mungkin. Sampai jumpa lagi Nek." Ujar Langit. Dia mencium nisan yang bertuliskan nama Nenek nya dengan sayang.
Aminah- Nenek nya. Seseorang yang selalu menjaga dan merawat nya selama ini, sedari kecil dia tidak pernah merasakan lembut nya tangan kedua orang tua nya. Bahkan saat belajar berjalan pun Nenek nya lah yang selalu ada di samping nya, menyemangati diri nya agar tidak pantang menyerah saat jatuh dari sepeda dulu, hingga Langit sebesar ini pun Nenek nya lah yang selalu ada disaat Langit butuh seseorang untuk mendengarkan keluh kesah nya.
Untuk masalah Kakek nya, bahkan saat Langit lahir ke Dunia ini, dia belum pernah sekalipun melihat sosok yang sangat dicintai Nenek nya itu. Menurut cerita yang iya dengar dari Nenek nya, Kakek Langit bernama Bima, dia adalah sosok yang lemah lembut dan tidak pernah membeda bedakan anak nya yang satu dengan yang lain nya.
Kakek akan menjadi seorang Ayah yang kejam bila melihat anak nya keluar dari Arahan yang ia berikan. Kakek nya meninggal saat dirinya sedang di kandungan sang bunda. Jadilah dirinya sekarang kesepian. Mungkin kalau masih ada sang Kakek, Langit tidak akan merasakan kesepian seperti saat ini.
Langit menutup tudung Hoodie nya yang bertulis GAP. Dia harus memastikan teman teman nya aman di markas nya. Dia hanya meninggalkan pesan bahwa kurang dari tiga puluh menit akan kembali kesana, tapi ini sudah lebih dari Satu jam lama nya.
Kerinduan nya selama satu tahun pada sang Nenek selama ini membuatnya lupa waktu, tapi rindu yang selalu menikamnya kini terbayar sudah. Nenek nya pasti akan tersenyum bahagia saat melihat Langit sudah tidak sekaku dulu saat baru ditinggal Sang Nenek.