"Amplop, aku meletakkannya disini tadi. "
"Aku tak tau, hyung. Mungkin kau lupa meletakkannya. "
"Aku sudah mencari di dalam kamarku, dan juga sebagian rumah ini, tetapi tetap saja. "
"Memangnya itu mplop apa hyung? "
"Uang, itu berisi uang gaji milik sekertaris ku. Akankah ada maling dirumah ini? "
"Hais kau ada-ada saja hyung. " Sahut Jaehyun yang baru saja bergabung di meja makan tersebut.
"Beberapa hari lalu juga, kalung eomma menghilang. "
Jaehyun dan Jeno dengan serempak membelalakkan matanya. "Apa hyung"
"Bagaimana bisa hyung? " Tanya Jeno.
"Tidak tahu Jen, beberapa hari lalu, aku membersihkan kamarku, jadi aku mengambil kalung eomma. "
"Jangan sampai kau menghilangkannya hyung, itu peninggalan eomma. " Sahut Jaehyun.
"Hanya ada satu orang yang tidak kemana-mana sejak beberapa hari lalu. " Ucap Taeyong kemudian beranjak menuju kamar Jaemin.
Jaehyun dan Jeno yang khawatir dengan Jaemin, takut jika Taeyong akan berbuat yang tidak-tidak pada Jaemin, mereka membuntutu Taeyong.
Taeyong membuka kamar Jaemin dengan cukup keras, sehingga membuat Jaemin yang awalnya tertidur membuka matanya.
"Ada apa hyung? " Tanya Jaemin.
Taeyong masih mengelilingi kamar Jaemin dan mencari amplop miliknya. "Pasti kau yang mencurinya? "
"Mencuri apa hyung? "
Jaehyun dan Jeno masih terdiam diambang pintu menatap kearah Taeyong dan juga Jaemin.
Taeyong membuka laci Jaemin dan melihat amplop cokelat miliknya dan juga kalung ibunya. "Jadi benar kau yang mencurinya kan? " Tanya Taeyong, tangannya menunjukkan amplop dan kalung yang dipegangnya.
"Tidak hyung, aku menemukannya, aku berniat mengembalikan itu padamu tadi, tapi aku mendengar kau sedang tertidur di kamar mu hyung. "
"Tidak usah banyak alasan! Tak ada maling yang mau mengaku, kalau seperti itu, sel pasti akan penuh bodoh! "
"Hyung, tapi benar aku tak mencuri amplop itu hyung. "
"Kau pikir aku bodoh, sudah jelas-jelas ini berada di lacimu! Ah iya, jadi kau juga yang mencuri kalung eomma. "
"Hyung, aku tidak berbohong, aku menemukan itu di lantai dapur hyung. "
"Tak usah banyak alasan, sekarang ikut dengan ku! " Taeyong segera menarik Jaemin masuk kedalam kamar mandinya.
Jaehyun dan Jeno yang melihat langsung menhampiri keduanya, namun mereka terlambat, Taeyong terlebih dahulu mengunci pintu kamar mandi itu.
Di dalam Taeyong memukul dan menendang Jaemin dengan habis-habisan, Jaemin terus memohon agar Taeyong menghentikan kegiatannya, namun Taeyong tak menggubris nya. Dari arah luar pun Jaehyun dan juga Jeno berteriak agar Taeyong membuka pintunya, tetapi tetap saja Taeyong tak menggubris mereka.
"Hyung akh aku mohon hiks hen-ti akh kan" Jaemin terus memohon dan terisak, tubuhnya sungguh lemas dan juga sangat sakit akibat pukulan dan tendangan dari Taeyong. Taeyong menyiram Jaemin dengan berkali-kali, dan untuk yang terakhir kalinya Taeyong menhentakkan tubuh lemas Jaemin ke bathtup yang berisi air, kemudian dirinya beranjak dan meninggalkan Jaemin.
Taeyong membuka pintu kamar mandi itu, dan segera beranjak dari situ, namun sebelum beranjak, Taeyong menatap tajam kearah Jaehyun dan Jeno yang berdiri. "Jangan ada yang membawanya kerumah sakit, kalau kalian sampai melawan ku, aku pastikan dia tak akan melihat matahari esok! " Ucapnya kemudian melangkahkan kakinya
"Kau jahat hyung. " Lirih Jeno yang terdengar pelan namun Taeyong masih bisa mendengarnya, Taeyong sedikit tersentak akan kalimat Jeno, namun dia terus melangkah kan kakinya.
Jaehyun dan Jeno segera berlari masuk kedalam kamar mandi, terlihat Jaemin yang meringkuk di bathtup, tubuhnya hampir saja tenggelam, namun dengan cepat Jaehyun meraih tubuh Jaemin dan menggendongnya.
"Nana bangunlah. " Ucap Jaehyun menepuk pipi Jaemin pelan, namun tetap saja anak itu tak menjawab.
Jaehyun segera membaringkan tubuh Jaemin diranjangnya. "Ambilkan pakaian hangat untuk Jaemin, Jeno. " Jeno segera melaksanakannya, kemudian memberikan pakaian itu pada Jaehyun, dengan cepat dan perlahan, Jaehyun menggantikan pakaian Jaemin dan menyelimuti tubuh Jaemin agar tak kedinginan.
"Maaf Na hiks. " Jaehyun menangis ketika dia teringat bagaimana kondisi tubuh Jaemin saat dia menggantikan pakaiannya tadi, banyak luka dan juga lebam ditubuhnya.
"Engh hyung jangan menangis, Nana tak a-pa. " Lirih Jaemin yang baru saja membuka matanya, bibir pucat nya tersenyum pada Jaehyun, tangannya meraih pipi Jaehyun dan menghapus air mata Jaehyun.
"Maaf hiks, hyung tidak bisa menjagamu Na. "
Tbc.
Bentar lagi tamat 😭
YOU ARE READING
Complicated •NA JAEMIN (END)
FanfictionWe are family • Brothership ⚠NCT Story ⚠Semi baku
