18

6.3K 485 11
                                        

Jaemin, anak itu sedang terduduk sendiri di atas bangsal nya. Pandangannya kosong menghadap lurus kearah depan. Dia masih tak habis pikir tentang penyakit ganas yang bersarang pada tubuhnya. Dia terus berpikir bagaimana kehidupannya setelah ini.

"Bagaimanapun kalian semua tidak boleh mengetahuinya, sebisa mungkin aku akan menutupinya dari kalian. " Lirih Jaemin kemudian kembali terisak.

Pintu ruang rawat Jaemin terbuka, menampakkan Jeno dan Haechan.

"Nana, Hei. Kenapa kau menangis. " Ucap Jeno

Jaemin mendongak, menoleh pada sosok Jeno yang berada di sebelahnya.

"Hyung." Lirih Jaemin kemudian memeluk Jeno dan semakin terisak.

"Hei kau kenapa? Ada yang sakit? Mau hyung panggilkan dokter? " Jeno mengusap surai adiknya yang semakin terisak. Jaemin hanya menggeleng.

Jaemin melepas pelukan Jeno dan menatap Jeno dengan mata yang masih berair.

"Katakan pada hyung, Na. Kau kenapa? " Jaemin menggeleng.

"Tak apa, hyung. Aku hanya merindukan eomma dan appa. "

"Aigoo aku kira kau kenapa. "

"Maaf aku berbohong padamu hyung. " Ucapnya dalam hati.

"Sudah kau jangan menangis, disini masih ada hyung. Kau tak malu menangis di depan Haechan. " Ucap Jeno menyeka air mata Jaemin.

"Betul kata Jeno, Lee Jaemin tidak cengeng seperti ini. Ini pasti bukan Jaemin, siapa kau? Kembalikan Nana hei! " Goda Haechan

"Echan! " Rengek Jaemin

Jeno dan Haechan tertawa melihat Jaemin yang merengek dengan wajah yang menggemaskan.

"Oh iya, bagaimana kata Jhonny hyung? Kau kenapa? "

"Aku tidak apa-apa hyung, aku pingsan karena aku mengalami sedikit benturan, hyung. "

"Benarkah? Kepalamu benar-benar tidak apa-apa kan? "

"Tidak, hyung. Aku tak apa. "

"Syukurlah. "

"Asal kau tau, Na. Sejak tadi di sekolah Jeno terus menangisimu dan merengek ingin kemari. " Ucap Haechan

"Tidak, kau bohong. "

"Aku tidak berbohong. Itu nyata. "

"Tukang mengadu. " Jeno memutar bola matanya malas.

Haechan dan Jaemin yang melihatnya langsung tertawa lepas.

"Kalian menertawai ku? "

"Tentu hyung. Kau sangat lucu saat kau ngambek. "

"Ini semua karenamu Nana. Hyung mana yang tidak cemas melihat adiknya pingsan dengan kepala yang mengeluarkan darah. "

"Hehe mian hyung. "

"Aku sangat takut, Na. "

"Kenapa? "

"Aku sangat takut kejadian beberapa tahun lalu terulang. "

"Yang mana hyung? "

"Saat kau harus koma karena kecelakaan itu, aigoo aku tidak bisa membayangkannya. " Jeno bergidik ngeri ketika mengingat kejadian itu lagi.

"Sudah tidak usah diingat hyung, itu sudah berakhir. Dan sekarang lihat kan, aku tak apa. "

"Kenapa kau suka sekali berurusan dengan rumah sakit, Na? "

Complicated •NA JAEMIN (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora