34

4.7K 359 12
                                        

"Maafkan aku hyung, aku akan memperbaiki semuanya hyung. "

Emosi Mark benar-benar meluap sehingga tanpa sadar dia mendorong tubuh Renjun dengan keras sehingga menabrak dinding koridor,sehingga suara yang dihasilkan cukup keras ketika kondisi koridor yang cukup sepi seperti ini. "TIDAK ADA GUNANYA HUANG RENJUN! SEMUANYA TELAH BERLALU, KAU TIDAK AKAN MENGEMBALIKAN EOMMA DAN KEBAHAGIAAN KU! " Ucap Mark kemudian melangkahkan kakinya meninggalkan Renjun.

Bugh....


Mark terus melangkahkan kakinya, dia mendengar suara itu, ia yakini itu adalah suara tubuh yang menabrak lantai, namun dirinya enggan untuk membalik tubuhnya hanya untuk sekedar melihat Renjun. Mark menghentikan kakinya, dia masih beradu dengan pikiran dan hatinya yang tak sejalan. Dengan terpaksa Mark membalikkan tubuhnya menghadap Renjun, dia membelalakkan matanya ketika melihat Renjun yang sudah terkapar di lantai koridor.

"Renjun! " Mark berlari menghampiri tubuh Renjun dan meraihnya.

"Bangun bodoh! Kau kenapa? "

"Hyu-ng akh maaf, aku akh jan-ji ini untuk yang terakhir kalinya aku me-repotkanmu dan akh mengganggumu. "

"Kau kenapa? Tahan sebentar, sebentar lagi ambulans akan datang, aku mohon kau harus bertahan. "

"Hyu-ng akh sakit. "

"Dimana yang sakit, katakan padaku Renjun! "

"Aku akh tidak ku akh at hyung. " Ucap Renjun sebelum semuanya menjadi gelap.

Mark gelagapan melihat Renjun yang tak sadarkan diri.

"Renjun bangun bodoh! Bangun! Jangan membuatku semakin bersalah! Bangun Renjun, okey aku akan memaafkan mu dan juga appa, tapi kau harus bangun. " Namun tetap tidak ada sautan dari Renjun.

















***

Mark menunggu Renjun di depan UGD.

Jeno, Haechan dan Jaemin berlarian menyusuri lorong rumah sakit, mereka tiba setelah panggilan dari Mark yang berkata bahwa Renjun masuk rumah sakit.

Haechan berlari kemudian mendorong Mark yang sedang berdiri di depan pintu UGD sehingga membuat Mark tersungkur. "APA YANG KAU LAKUKAN PADA RENJUN? "

"Haechan hentikan, jangan memperburuk keadaan! " Ucap Jeno berusaha menahan tubuh Haechan yang tersulut emosi, sedangkan Jaemin membantu Mark bangun.

"Katakan pada kami apa yang terjadi sebenarnya, Mark? " Ucap Jeno.

Air mata Mark menetes, didalam hatinya hanya ada kata menyesal dan rasa takut yang menyelimuti, dia tidak ingin kehilangan lagi. "Maaf, aku emosi tadi, aku mendorongnya, aku tidak tau jika dia dalam kondisi yang tidak baik, aku tidak tau, aku minta maaf hiks. "

Jeno mendekat kearah Mark dan mengusap punggungnya. "Jangan meminta maaf pada kami, minta maaflah pada Renjun, sekarang kita berdoa untuk Renjun, dan yakin bahwa Renjun akan kembali dengan kita. "

Mark yang awalnya menunduk kemudian mendongak dan menatap teman-temannya. "Jeno, Haechan, Nana. Aku minta maaf hiks, aku sadar kematian eomma bukan karena kalian hiks, aku minta maaf. "

"Tak apa. Kami maafkan. " Sahut Haechan.

Jeno, Haechan dan Jaemin memeluk Mark. Tangisan Mark benar-benar pecah saat teman-temannya memeluknya.

Beberapa polisi tiba didepan UGD bersma dengan seorang pria.

"APPA! " Mark menghambur kepelukan ayahnya.

"Appa aku minta maaf hiks, ini semua karenaku. "

Ayah Mark membalas pelukan dari Mark, air matanya juga ikut menetes ketika melihat Mark menangis dalam dekapannya. "Mark, jangan salahkan dirimu, nak. Ini bukan salahmu. "

"Aku yang menyebabkan Renjun seperti ini appa. "

"Bukan Mark, kau tenang ya. "

"Bagaimana bisa aku tenang appa, adikku didalam, dia sedang berjuang. "

"Appa juga sama sepertimu Mark, appa sedih, appa khawatir dengan adikmu, tapi appa mencoba tenang dan berharap semuannya baik-baik saja. "

Mark mendongak menatap ayahnya. "Appa, Renjun kuatkan? " Ayah Mark menganggu dan tersenyum tipis. "Iya Mark, adikmu pria yang kuat, dia mampu melewati ini semua. "

Pintu UGD terbuka menampilkan dokter dan beberapa perawat. Semuanya mengalihkan pandangannya pada dokter tersebut.

"Bagaimana kondisi anak saya dok? "

"Kami mohon maaf sebelumnya tuan, terdapat komplikasi pada tubuhnya, dia mengalami benturan cukup keras sehingga membuat keretakan pada tulang punggungnya. Renjun sudah sadar, silahkan menemuinya, saya permisi dulu. " Ucap dokter itu kemudian beranjak dari tempatnya.

Ayah Mark, Mark, Jeno, Haechan dan Jaemin memasuki ruang rawat Renjun. Didalamnya menampilkan Renjun yang sedang terbaring lemas, dengan sebagian wajahnya ditutupi oleh masker oksigen, Renjun memandang orang-orang yang memasuki ruangannya, dia meneteskan air matanya ketika melihat ayahnya berdampingan dengan Mark.

Pria bermaga Huang itu menggenggam tangan Renjun dan mengusap surai hitam Renjun. Ia tak mampu menahan tangisnya ketika melihat kondisi Renjun. "Nak, kau tak apa? Dimana yang sakit? Katakan pada appa. " Renjun hanya menggeleng. "Appa minta maaf karena appa tak bisa menjagamu, Renjun. "

Renjun melepas masker oksigen yang menutupi wajahnya. "Appa, bagaimana bisa appa bisa ada disini? "

"Mark menelfon kepolisian dan mengatakan pada appa jika kau masuk rumah sakit. Itu tidak penting Renjun, yang terpenting sekarang adalah dirimu. "

Renjun mengalihkan pandangannya pada Mark. "Hyung, Renjun minta maaf, Renjun janji tidak akan mengganggumu lagi. " Mark menggeleng cepat. "Tidak, kau harus tetap menggangguku. Seharusnya aku yang minta maaf padamu Renjun. Maaf telah melukaimu, maaf karena aku membencimu. "

Renjun tersenyum pada Mark. "Tidak hyung, semua sudah kumaafkan. Hyung, jangan membenci appa ya. "

Mark mendekat kearah ayahnya dan merangkulnya. "Tidak, kau lihatkan. Aku sudah tidak membenci appa dan juga kau, aku menyesal, aku sadar apa yang aku lakukan adalah salah Njun. "

"Kau sudah berbaikan dengan Jeno, Haechan dan juga Jaemin? "

"Sudah Njun,iyakan? "

"Iya, kami sudah berbaikan dengan Mark. " Sahut Haechan, diikuti anggukan oleh Jeno dan juga Jaemin.

"Benarkah? Aku senang mendengarnya. " Ucap Renjun dengan tersenyum. "

"Kau harus segera kembali dengan kami Njun, cepatlah sembuh. " Ucap Jaemin dan hanya dibalas senyuman oleh Renjun.

"Ada yang ingin aku katakan pada kalian. "

"Apa Njun? " Tanya Haechan.

"Sebenarnya aku yang mendonorkan ginjal pada Jeno. "

Semuanya terlonjak kaget.

"Apa yang kau lakukan Njun? " Tanya Jeno.

"Aku melakukan ini bukan karena apa-apa Jen, aku hanya ingin kau sehat. Sebelumnya aku yakin bahwa aku sanggup hidup dengan satu ginjal, ternyata tubuhku berkata lain. "

"Mengapa kau tak mengatakan pada kami? " Tanya Jaemin.

"Aku takut kalian akan khawatir padaku. "

"Lalu, apakah itu alasanmu tidak masuk sekolah saat itu Njun? " Tanya Jaemin hanya dibalas anggukan oleh Renjun.

Mark mendekat kearah Renjun dan meraih tangan Renjun. "Bagaimana bisa? "

"Hyung, jangan benci mereka lagi ya"

Kini air mata Mark menetes lagi. "Tidak akan Renjun. "





























Tbc.

Complicated •NA JAEMIN (END)Where stories live. Discover now