31

4.6K 376 7
                                        

Hari ini seorang pemuda sedang berada di pusat kota, didepannya terdapat gedung yang tak terlalu tinggi. Pemuda itu memasuki gedung itu, langkahnya menuju salah satu ruangan, disepanjang jalan yang ia lewati, banyak seorang pria maupun wanita dengan berseragam rapi. Pemuda itu memasukki salah satu ruangan dan menarik kursi yang telah disiapkan.

Disisi lainnya sorang pria yang sudah berusia cukup, menghampiri pria muda itu.

"Waktumu tak lama, manfaatkan dengan baik tuan. " Ucap salah satu petugas yang menjaga pria lainnya.

Pria itu menatap pemuda yang ada dihadapannya. "Nak, kau datang? "

Pemuda itu menatap pria dihadapannya, ekspresi wajahnya tidak bisa diartikan, marah, kecewa ataupun rindu, tidak ada yang tau arti ekspresi itu. "Tidak usah memanggilku dengan sebutan itu. "

"Baiklah Mark,bagaimana kabarmu? "

"Buruk, dan selalu buruk. "

"Appa minta maaf Mark. "

"Untuk apa? Semuanya sudah terlambat, kau tidak perlu minta maaf, itu percuma. "

"Appa menyesal Mark, appa benar-benar minta maaf. "

Mark mengedipkan matanya berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh. "Semuanya terlambat, percuma saja, maafmu tidak akan mengembalikan eomma ku. "

"Maksudmu apa Mark? "

Mark berdecih dan tersenyum miring. "Apakah anak kesayangan mu tidak bercerita kepadamu? Bukankah dia sudah tau? "

"Apa maksud mu Mark? Katakan pada appa. "

"Eomma ku sudah meninggal, kau puas kan?"

Lelaki Huang itu terbelalak dengan jawaban Mark. "Apa? Tidak mungkin, bagaimana bisa? "

"Ini semua karena keluarga Lee, dan juga karena kau. Dimana kalian disaat aku mencari kalian? Saat itu eomma sakit. Bahkan saat kematian eomma karena keluarga Lee pun kalian tidak datang. Ah tidak, bahkan eomma ku meninggal kau tidak tau. "

Kini air mata lelaki Huang itu sudah mengalir. "Keluarga Lee? Siapa Mark? Bagaimana istriku bisa meninggal? "

"Keluarga Lee, rival bisnismu, dan tentu saja sahabat anak kesayangan mu itu, karena menyelamatkan anak rivalmu itu eomma ku meninggal. "

"Maaf tuan waktumu habis. " Ucap salah satu petugas.

Petugas itu menggiring lelaki Huang menuju selnya. Sedangkan Mark masih dalam posisinya menatap punggung pria yang berstatus ayahnya itu.

Mark tidak bisa lagi membendung air matanya yang dari tadi ia tahan agar tak terjatuh saat dihadapan ayahnya.

"Eomma, aku tidak bisa. Aku membencinya, aku tidak bisa memaafkan nya eomma. "














***
Mark berjalan dengan gontai melewati sebuah taman. Mark tidak sadar disana terdapat Renjun, Jeno, Haechan dan Jaemin sedang duduk dan asik berbincang.

Jeno yang saat itu menoleh kearah lain dan melihat Mark yang sedang berjalan,Jeno menepuk Renjun. "Njun ada Mark, dia terlihat tidak baik. "

Renjun menoleh pada arah yang Jeno tunjuk. "Aku akan menghampiri nya. "

Renjun berlari ke arah Mark, diikuti oleh Jeno, Haechan, dan Jaemin.

"Mark hyung, kau tak apa? " Tanya Renjun.

"Bukan urusanmu. " Jawab Mark dan melewati Renjun begitu saja.

"Mark, setidaknya hargai adikmu. " Sahut Jeno.

Complicated •NA JAEMIN (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora