AMALAN KELIRU DI BULAN SYA'BAN*

Start from the beginning
                                    

Di bulan Sya’ban juga amat dekat dengan bulan Ramadhan, sehingga bagi yang masih memiliki utang puasa, maka ia punya kewajiban untuk segera melunasinya. Jangan sampai ditunda kelewat bulan Ramadhan berikutnya.

🖇 *Amalan yang Tidak Ada Tuntunan di Bulan Sya’ban*

Adapun amalan yang tidak ada tuntunan dari Nabi shallallahu ‘alaihi  wa sallam banyak yang tumbuh subur di bulan Sya’ban, atau mendekati atau dalam rangka menyambut bulan Ramadhan.

● Boleh jadi ajaran tersebut warisan leluhur yang dijadikan ritual.

● Boleh jadi ajaran tersebut didasarkan pada hadits dho’if (lemah) atau maudhu’ (palsu).

🖇 *Amalan yang Tidak Ada Tuntunan di Bulan Sya’ban*

*Apa saja amalan tersebut?* Berikut beberapa di antaranya:

📍 *1. Kirim do’a untuk kerabat yang telah meninggal dunia dengan baca yasinan atau tahlilan.* 

Yang dikenal dengan Ruwahan karena Ruwah (sebutan bulan Sya’ban bagi orang Jawa) berasal dari kata arwah sehingga bulan Sya’ban identik dengan kematian. Makanya sering di beberapa daerah masih laris tradisi yasinan atau tahlilan di bulan Sya’ban.

❗Padahal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat tidak pernah mencontohkannya.

📍 *2. Menghidupkan malam Nishfu Sya’ban dengan shalat dan do’a.*

Tentang malam Nishfu Sya’ban sendiri ada beberapa kritikan di dalamnya, di antaranya:

*a. Tidak ada satu dalil pun yang shahih yang menjelaskan keutamaan malam Nishfu Sya’ban.*

👤 Ibnu Rajab rahimahullah mengatakan,

_“Tidak ada satu dalil pun yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat. Dan dalil yang ada hanyalah dari beberapa tabi’in yang merupakan fuqoha’ negeri Syam.”_
📗 (Lathoif Al Ma’arif, 248). Juga yang mengatakan seperti itu adalah Abul ‘Ala Al Mubarakfuri, penulis Tuhfatul Ahwadzi.

*Contoh hadits dho’if yang membicarakan keutamaan malam Nishfu Sya’ban,* yaitu

📜 hadits Abu Musa Al Asy’ari, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِنَّ اللَّهَ لَيَطَّلِعُ فِى لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ

“Sesungguhnya Allah akan menampakkan (turun) di malam Nishfu Sya’ban kemudian mengampuni semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik atau orang yang bermusuhan dengan saudaranya.”
📚 (HR. Ibnu Majah no. 1390).

👤 Penulis Tuhfatul Ahwadzi berkata,
*“Hadits ini munqothi’ (terputus sanadnya).”*
[Berarti hadits tersebut dho’if/ lemah].

*b.* 📜 Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لاَ تَخْتَصُّوا لَيْلَةَ الْجُمُعَةِ بِقِيَامٍ مِنْ بَيْنِ اللَّيَالِى وَلاَ تَخُصُّوا يَوْمَ الْجُمُعَةِ بِصِيَامٍ مِنْ بَيْنِ الأَيَّامِ

🌿 _“Janganlah mengkhususkan malam Jum’at dari malam lainnya untuk shalat. Dan janganlah mengkhususkan hari Jum’at dari hari lainnya untuk berpuasa.”_
📚(HR. Muslim no. 1144).

Seandainya ada pengkhususan suatu malam tertentu untuk ibadah, tentu malam Jum’at lebih utama dikhususkan daripada malam lainnya. Karena malam Jum’at lebih utama daripada malam-malam lainnya. Dan hari Jum’at adalah hari yang lebih baik dari hari lainnya karena dalam hadits dikatakan, _*“Hari yang baik saat terbitnya matahari adalah hari Jum’at.”*_
📚 (HR. Muslim).

Istiqomah Di jalan AllahWhere stories live. Discover now