back to korea

121 17 3
                                    

3 tahun kemudian

Gadis remaja berlari kearahnya sambil memegang piagam kelulusan yang sudah menyangdang status sarjana tersenyum sumriah setelah menempuh pendidikan yang sangat lama tapi bagi orang lain itu terbilang luar biasa sangat patut di apresiasi, kerja kerasnya si jenius memang patut dibanggakan, bayangkan saja umurnya yang baru menginjak 18 tahun sudah menyelesaikan study bahkan kabar gembiranya lagi jika dia mau dia bisa dengan dibiayai gratis oleh negara ini untuk menempuh pendidikan di kanada

"Appa jihyo sudah menyelesaikan kuliah, jika jihyo mau, jihyo bisa dikirim ke kanada untuk kuliah lagi aku hebat kan appa, jika appa tau aku rasanya sangat lelah terus berada di dalam asrama yang segudang mempunyai tugas yang rumit persis seperti neraka" ucapnya panjang lebar sambil memasang ekspresi cemberut

"Cukup! Apa malu mempunyai anak sepertimu kau aib dalam keluarga, seharusnya kau lulus seperti murid lain tapi ini? Sungguh mengecewakan"

Hyung sik tampak memegang keningnya menampilkan ekspresi kekecewaan yang tergambar jelas di mata sang gadis yang memakai baju toga dengan sebuket bunga di tangan kirinya

"Maksudnya?" 

Sungguh otak jihyo tidak menampung dalam hal seperti ini

"Jihyo! Kau tidak normal di antara anggota keluarga, yang pintar paling hanya mendapatkan juara satu dan kau! Kemampuanmu diatas rata-rata kau terlalu pintar boleh saja mendapatkan juara tapi tidak dengan otak jeniusmu dan terus loncat kelas, kau ini sebenarnya anak siapa? Kau harus ingat peraturan keluarga kita tidak boleh melampaui kemampuan yang tertua itu sudah mutlak"

Dia sungguh bingung sepertinya tidak ada peraturan seperti itu atau appanya yang tidak memberitahukannya, suasana ruangan nampak sunyi tidak ada yang bicara nampak sepasang anak dan ayah memasang ekspresi sedih dan kecewa, ruangan ini tiba-tiba terasa hujan badai, mungkin bagi orang lain ini ada keberuntungan luar biasa tapi bagi keluarganya termasuk kelainan, sebenarnya yang kelainan siapa disini???

"Jihyo! Seharusnya kau aku kirim tiga tahun lagi tapi karena melanggar peraturan sekarang juga kau kembali ke korea urus dirimu, kau tak perlu khawatir tentang biaya aku akan membiayaimu disana tapi hanya terbatas"

Dia tersenyum simpul, tidak perlu repot untuk bicara panjang lebar dia sudah ingat waktu itu dia akan dikirim ke korea, tidak perlu memakai peraturan konyol, jujur saja dia juga bosan berada disini mungkin nanti di korea dia akan refreshing sesaat, dia juga tidak mendapat kasih sang ayah yang hanya fokus ke oppanya yang sudah besar, jihyo hanya terus berkutut dengan tugas dan ekstrakurikuler yang menempuk setiap harinya bahkan menghubungi teman-temannya hanya bila ada waktu senggang itupun jarang

Jujur saja perasaan pilih kasih semakin terasa dia sibuk memanjakan dua bocah ingusan dirinya kapan? Padahal dia juga termasuk bagain dari anaknya dasar menyebalkan,

"cepat pergi dari sini jangan pernah untuk menginjakkan kakimu kesini sebelum aku memintanya dan jangan harap aku akan menemuimu nanti"

"appa apa aku masih anakmu? Jujur saja aku merasa diperlakukan berbeda dengan saudaraku sudah lama aku pendam ini semua, tapi saat ini kau! Keterlaluan, terima kasih atas semuanya tapi aku tak akan menginjakkan kakiku lagi kesini"

Sedih, kecewa, marah tentu saja anak mana yang mau diperlakukan berbeda, dia langsung membuang bunga kelulusan ke tong sampah dan berlari ke kamar mengemas barang-barangnya yang ia hendak bawa ke korea, tapi sebelum pergi langkahnya terhenti karena ucapan sang ayah

"Tidak perlu merasa kau sangat kecewa aku lebih kecewa darimu, aku sudah beritahu sahabatku untuk menjemputmu di bandara dan jadi lah anak yang baik, kau sebentar lagi akan menjadi anak angkatnya"

Because Of You Where stories live. Discover now