(Karya: Muhamad Rais)
/1/
Di panjang jalan itu,
Mekhanai pecah dada
Di malam yang masai
Barangkali, hatinya itu panas tungku
Seperti luka yang amat aduh : dada gemuruh
Mekhanai itu berjantung memar
Lantaran keluarga mulei
Menghadang sebagai mulut belati
(Mungkin, kemiskinan membikin kasmaran begitu asin)
Pun ia menyerupai derak dahan
Seperti bunyi luka yang astaga;
Ia menyerupai kotoran semesta yang dibuang ke tebing jungkal!
/2/
—Dadanya itu berisik hujan
Seperti bujang berselimut genang
Lalu dimaki ribut banjir
Berikut kabut yang nyinyir
Berangsur dipilihnya sekelebat petang sebagai sakit
Ketimbang luka yang panjang umur—
Ia pun pulang ke peluk-cium mak
Menyimak bahasa
Ia yakini petuah mak adalah panasea untuk anaknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Perjalanan Cinta
PoetryBuku ini merupakan salah satu buku terbitan Sinar Gamedia yang merupakan kumpulan karya puisi dari finalis Olimpiade Menulis Puisi bertema Perjalanan Cinta.