Mainan Baru (2)

614 127 35
                                    

Vano dan keempat temannya baru saja tiba dikantin. Seperti biasa mereka duduk di bangku kekuasaannya, di pojok kantin. Dan bagi siswa yang lainnya, bangku itu adalah bangku keramat. Siapa saja yabg berani coba-coba untuk duduk dibangku itu bakal berujung dibully oleh Vano dan kawan-kawannya.

Tanpa membuang waktu lagi, Vano segera duduk diatas kursinya. Menyilangkan kedua kakinya lalu ditaruh diatas meja. Sedangkan kedua tangannya bersedekap didepan dada. Dan badannya, dia sandarkan ke dinding yang berada dibelakangnya.

"Cak, sono lo pesenin gue makanan. Uangnya minta sama Kenzo," perintah Vano.

Cakra yang baru saja mendudukan pantatnya di kursi tepat didepan Vano langsung melototkan kedua matanya.

"Kok gue. Kan sekarang gilirannya Galih tuh yang pesen," seru Cakra.

"Tapi gue maunya lo yang pesen," balas Vano sengit.

"Tapi gue udah pewe duduk nih," balas Cakra lagi.

"Gue maunya lo. SEKARANG!" ultimatum Vano yang tidak bisa dibantah lagi.

"Ye titik," balas Cakra yang langsung pergi untuk memesan makanan.

"Syukurin tuh Cak. Kalo sama Vano tinggal nurut aja, apa susahnya sih," ejek Galih.

Cakra yang belum terlalu jauh segera berbalik badan menghadap Galih dan menyambar botol air mineral kosong yang ada disebelah kanan badannya. Dan melemparkan ke arah Galih.

Tuk!

"Bangke. Dasar Cakra manusia biadab!" seru Galih sembari mengusap-usap jidatnya. Sedangkan Cakra hanya menjulurkan lidahnya dan pergi ke penjual mie ayam.

Tiba-tiba kantin penuh oleh suara suitan para cowok. Ya hal ini menandakan Clarissa dan kawan-kawannya sudah datang, memasuki kantin. Vano yang melihatnya, hanya mengembuskan napasnya kasar.

Pasalnya Clarissa itu adalah cewek yang sudah lama naksir Vano, dari hari pertama sekolahnya di SMA Abdi Nusa. Dan Clarissa adalah cewek pertama yang berani mengusik ketenangannya Vano.

Ya memang Vano suka banget ngombalin cewek-cewek. Tapi siapa sih nggak risih jika lo dideketin sama cewek yang ambisius banget pengen ngedapetin elo?

Gini-gini Vano juga nggak suka sama cewek yang modelan kayak Clarissa. Emang sih Clarissa itu cantik malah oke banget. Bodynya goals banget. Tapi inget Clarissa itu bukan tipenya Vano. Yang suka centil kesana kesini dan selalu bawa antek-anteknya.

"Hai baby," sapa Clarissa sembari mengelus pundak kanannya Vano pelan.

"Gue bukan babinya lo. Jauhin tangan lo dari gue!" geram Vano.

Tapi Clarissa tak mengindahkan perkataan Vano bahkan Clarissa berani duduk di samping kirinya Vano. Dan meletakkan kepalanya di bahu kirinya Vano.

"Gue bilang jauh-jauh dari gue," peringat Vano lagi, setelah beranjak berdiri dan menatap tepat ke mata Ckarissa. Clarissa sempat shock akibat perbuatan dan perkataannya Vano.

"Kok kamu begini sih, beib?" ujar Clarissa dengan nada yang dimanja-manjain. Vano menutup kedua matanya dan menghirup napasnya pelan-pelan.

Tiba-tiba Cakra datang dengan pesanannya. Karena Cakra keberatan membawa pesanannya milik Vano, buru-buru Cakra menaruh pesanan itu diatas meja.

"Woy. Minggir, minggir air panas nih. Air panas!" teriak Cakra membelah keheningan dimeja Vano.

"Kurang kenceng nyet," sewot Galih.

"Sewot aja lo manusia purba," balas Cakra. Kemudian Cakra menghadap Vano yang ada didepannya.

"Yah Van, kasianilah Clarissa. Biarin dia duduk disini aja napa sih. Ribet amat," ucap Cakra.

I Love You My Pawang [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang