Tukang Onar (3)

680 145 36
                                    

Vano dan keempat temannya sudah menunggu seseorang didepan pintu gerbang. Kenapa didepan pintu gerbang? Kenapa tidak di lapangan aja? Jawaban dari Vano hanya satu dan simple, hanya ingin menggombali kaum hawa. Emang hidup Vano tidak bisa jauh-jauh dari menggombal.

Mereka duduk-duduk manis diatas motor sportnya masing-masing. Menciptakan suasana berisik yang dihasilkan dari cewek-cewek ketika melihat kelima mostwanted disekolahnya.

Vano melihat dua cewek yang sedang melintas didepannya. Kemudian Vano membuang permen yang tinggal setengahnya, ke sembarang tmpat. Gombalan time is comming.

"Hai cewek," sapa Vano sembari menyisir rambutnya kebelakang.

"Ah kak Vaaannnnooooo...." jerit kedua cewek itu kegirangan.

"Pagi-pagi udah bikin perut gue mules aja Van," ujar Kenzo.

"Syirik aja lo, Zo."

"Kak boleh minta id linenya nggak?" tanya salah satu cewek yang dia sapa tadi.

"Waow, bar-bar kali ini cewek," ucap Galih tepat ditelinga Vano. Tapi Vano tak menggubrisnya dan malah memperlihatkan senyum menawannya.

"Boleh. @Vano_matteo," balas Vano. Seketika kedua adik kelasnya itu mengetikan username milik Vano diponselnya masing-masing.

"Makasih kak. Nanti jangan lupa disave ya, kak," pinta cewek yang satunya.

"Siap cantik," balas Vano.

"Ya udah kak. Kita duluan ya," kata temannya. Dan Vano hanya menganggukan kepalanya.

"Udah kayak iklan aja lo Van. Diumbar kemana-mana," sindir Cakra.

"Iri lo? Makanya jadi orang tuh yang cakep, biar banyak yang suka," balas Vano.

"Gitu aja bangga," balas Cakra sengit.

Mereka masih menunggu orang itu. Sesekali diiringi canda tawa. Zafran yang notabenya cowok terdingin hanya memainkan game didalam ponselnya. Hingga suara senandung cewek yang sedang berjalan dengan headphone terpasang ditelinganya, menarik perhatian kelima cowok yang sedang duduk diatas motornya.

"Noh Van, sasaran lo udah datang," ujar Kenzo.

Dan Vano langsung turun dari motornya. Sedangkan keempat temannya memilih untuk tetap duduk diatas motor.

"Hai cantik," sapa Vano ketika sudah berdiri didepan cewek itu.

"Lo lagi," jawab cewek itu malas.

"Boleh kenalan nggak? Boleh ya" tanya Vano sedikit memaksa. Sedangkan si cewek lebih memilih melanjutkan perjalanannya.

"Woy tunggu," teriak Vano segera menyusul cewek itu. Vano memutar tubuh cewek itu sehingga kini menghadapnya. Vano meneliti seragam cewek itu, dan tidak menemukan badge nama disana.

"Nama lo siapa," tanya Vano lembut.

"Nama gue, nggak penting buat lo. Minggir," ujar cewek itu ketus. Ketika cewek itu akan melangkah lagi, Vano segera menghadang jalannya.

"Gue cuma mau tahu nama lo doang. Susah amat sih," ucap Vano yang sedikit kesal.

"Ya kalo gue nggak mau, nggak usah dipaksa," kata cewek itu.

Cewek itu melangkahkan kakinya ke kanan tapi Vano segera mencegahnya. Cewek itu berjalan ke kiri dan Vano juga mengikuti langkah cewek itu ke kiri. Hal ini membuat cewek itu geram.

"Mau lo apa sih!" tanya cewek itu emosi.

"Kan tadi udah gue bilangin. Gue cuma mau tanya nama lo doang," kata Vano sembari tersenyum smrik.

I Love You My Pawang [REVISI]Where stories live. Discover now