Seperti biasa Kamel yang akan memesan makanan mereka, saat sedang duduk berdua dengan Risa, tiba tiba ada yang mendekati keduanya. Lebih tepat nya Asya.

"Ohh ini Nad?" Tanya seorang cewek berbandana pita biru dengan baju super ketat.

"Tau gini gue aja yang maju, kalian cukup duduk manis dan nonton doang" ucap seorang cewek dengan rambut yang diikat satu.

"Ke-kenapa ya kak?" Tanya Asya gugup.

"Pake nanya lagi lho, ngaca dong! Lo itu gak pantes sama Amran!" si cewek berbandana pita biru itu kembali berkicau tanpa diminta.

"Abisin sekarang nih?" Cewek dengan rambut tergerai itu memperlihatkan smirk nya.

"Gaskan" titah Nadia.

Dengan cepat Nadia segera memberikan masing masing satu botol air mineral kepada teman temannya dan...

Byurrr

Asya langsung disiram oleh keempat nya dan itu langsung membuat semua orang yang berada di kantin heboh. Mereka sekarang menjadi sorotan di kantin, suasana mendadak hening saat The Rajes memasuki kantin dan berjalan cepat menuju ke tempat di mana Asya dan Risa berada.

"Sya, lo gpp kan?" Tanya Risa panik saat melihat sahabat nya menggigil kedinginan dan seketika bibir nya membiru serta wajah nya pucat.

"ASYA!" teriak Amran. Dia segera memapah Asya keluar dari kantin tapi tiba tiba

Bruukk

Asya amruk seketika, wajah nya sudah pucat pasi dan itu membuat Amran langsung naik darah.

"LO BISA MIKIR GAK SIH, KALAU ORANG YANG LO LO SIRAM ITU PUNYA PENYAKIT. HAH?!!" teriak nya penuh emosi.

Saka mencoba menenangkan Amran yang sangat emosi kepada empat cewek di depannya itu.

"Sya, bertahan ya. Dek lo kena air juga?" Tanya Angga khawatir.

"Ngga kak, gue tadi ada di seberang Asya" jawab Risa cepat.

"Ka, tolong bawain jaket gue di tas ya, ntar ke UKS in" pinta nya kepada Jika yang langsung diangguki oleh siempunya.

Angga segera membopong Asya, keluar dari kantin.

"LO MIKIRIN GAK HAH?!" bentak Amran lagi, karena keempat cewek di hadapannya ini hanya tertunduk lesu.

"Ran, udah" Raja membantu Saka menenangkan Amran yang sudah bergejolak.

"JAWAB GUE!!" paksanya lagi. Kali ini Amran menarik kasar dagu Nadia.

"Lo punya mulut kan?!"

"Ris, ada apa?" Tanya kamel yang baru kembali dengan membawa tiga mangkuk mie ayam dan tiga gelas teh manis.

"Ntar gue ceritain, sekarang kita ke UKS" tanpa babibu Risa dan Kamel sudah hilang dari kantin.

"Ini semua gue lakuin demi lo, Ran!" Teriak Nadia penuh amarah dengan mata berkaca kaca.

"LO GAK PUNYA HATI!" Amran menghempaskan dagu Nadia dengan kasar.

"Dia punya penyakit, lo denger gue kan?! dia punya penyakit bego!" sungguh, baru kali ini Amran marah sekali kepada seseorang.

"Dari awal gue udah peringatin, supaya lo gak sentuh Asya!"

Suasana di kantin masih hening, tak ada yang berani berbicara. Sekarang Amran seperti sedang kerasukan. Amran yang lembut kepada wanita, sudah lenyap.

"Lo gak mikir" lirih Amran. Tubuh nya langsung ambruk seketika, dia menangis. Ya, dia menangis saat ini, di kantin.

"Ran, mending kita ke UKS aja, liat Asya" bujuk Dewa.

Semua Karena AllahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang