sembilan belas

4.1K 415 189
                                    

"Haowen!"

Haowen langsung menghentikan langkahnya di koridor sekolahnya saat ia mendengar jika ada yang memanggilnya. Bocah itu langsung menolehkan kepalanya ke belakang untuk melihat siapa yang memanggil, dan ternyata itu adalah Naeun.

"Hai, Naeun!" Haowen tersenyum pada Naeun yang terlihat terengah-engah karena berlari dari gerbang untuk menghampirinya. "Naeun kenapa berlari? Ayo duduk dulu, pasti Naeun lelah."

"Naeun menunggu kedatangan Hao dan eomma Hao di sana, tapi tidak datang-datang. Ternyata Hao sudah di dalam sekolah." Naeun berucap setelah mereka mendudukkan diri mereka di kursi yang tersedia di koridor.

"Kenapa Naeun mencari eomma dan Hao?"

Naeun terkekeh malu-malu, "Naeun ingin bertemu saja. Naeun juga ingin berterima kasih pada eomma Hao karena sudah menguncir rambut Naeun kemarin.

Oh iya."

Haowen langsung memasang wajah bingung saat Naeun mengeluarkan sebuah kotak bekal dari tas berwarna merah mudanya lalu menyerahkan benda itu padanya.

"Dari daddy untuk Hao."

Haowen tampak berbinar saat dia melihat kotak bekal bermotif robot pemberian Naeun. Kotak bekalnya bagus sekali, kesukaan Haowen karena sering menontonnya di TV.

"Apakah Hao boleh membukanya?!"

"Tentu saja boleh! Itu semua milik Hao!"

Mata Haowen semakin melebar saat dia melihat isi di dalam kotak bekal tersebut. Bento mini berbentuk lucu disertai sayuran, telur gulung, pangsit goreng, dan sosis berbentuk gurita menjadi pendampingnya. Tak lupa dengan salad buah dan sekotak susu pisang yang akan menjadi penutupnya.

"Wah, makanan dan kotak bekalnya bagus sekali!"

"Hao suka? Itu dari daddy sebagai ucapan terima kasih karena sudah berteman baik dengan Naeun!

Itu semua daddy yang membuatnya sendiri, loh. Naeun juga baru tahu kalau daddy bisa memasak. Dan saat Naeun bertanya, daddy bilang kalau daddy hanya memasak seperti ini untuk Naeun dan Haowen saja! Bukankah daddy Naeun hebat?"

Haowen mengangguk. Di dalam hatinya ia merasa senang sekali.

Haowen kira ayahnya Naeun itu tidak suka padanya. Terlebih kemarin ayahnya Naeun menatap dirinya dengan tatapan yang aneh--menurut Haowen.

"Daddynya Naeun hebat sekali. Hao harus berterima kasih pada daddynya Naeun karena sudah repot-repot membuatkan bekal untuk Hao." Haowen bergumam pelan. "Kalau begitu, besok Haowen juga akan membawa bekal. Nanti Naeun bisa mencoba masakan eomma Hao yang enaaaak sekali!"

"Wah, benarkah?!"

"Tentu saja. Pasti Naeun suka sekali dengan masakan eomma." Haowen berucap bangga sambil memamerkan masakan sang ibu kepada Naeun yang menanggapinya dengan terkikik imut.

Tiba-tiba saja bel sekolah mereka berbunyi. Naeun dan Haowen yang mendengar pun segera membereskan kotak bekal mereka yang dikeluarkan.

"Hao, Naeun ke kelas dulu ya? Nanti istirahat makan bekalnya bersama Naeun. Nanti Hao tunggu saja di sini, pasti Naeun datang!"

Haowen hanya mengangguk dengan senyuman yang tersemat di bibir mungilnya, menyetujui ajakan Naeun yang sudah berlari ke arah gedung di arah yang berlawanan.

-----

Naeun dan Haowen sudah keluar dari kelasnya. Mereka tampak menunggu jemputan di kursi warna-warni yang sama seperti kemarin.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: May 04, 2020 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

RockabyeWhere stories live. Discover now