sembilan

2.9K 499 65
                                    

"Ataukah Hao terlalu nakal ya jadi ayah Hao tidak ingin bertemu dengan Hao sampai sekarang?"

Deg!

Hatinya mencelos seketika hingga membuat Jongin ingin sekali menumpahkan air matanya saat ucapan itu keluar dari bibir mungil sang anak.

Hal yang ia hindari terjadi juga.

Padahal Jongin sudah berusaha keras untuk tidak menyebut kata ayah selama mereka hidup berdua.

Jongin.. hanya tidak mau mengingat masa lalu.

Masa kelam yang melukai hati serta fisiknya itu, Jongin hanya ingin menguburnya dalam-dalam.

"Eomma? Eomma menangis ya?" Tanya Haowen di saat melihat mata Jongin berkaca-kaca di hadapannya.

"Ah y-ya? Ah tidak, tidak. Eomma hanya kelilipan.." Jongin tertawa canggung sambil mengelap matanya yang berair.

"Apakah eomma sedih karena Hao bertanya tentang ayah Hao?"

Jongin hanya tersenyum sambil menggeleng, lalu ia menatap Haowen dengan mata sembab karena menahan tangis.

"Tentang ayah.." Jongin berdeham pelan untuk menghilangkan rasa gugupnya. "Hao sama sekali bukan penyebab kenapa ayah Hao tidak ada. Tapi, ayah Hao hanya berada di tempat yang jauuuh sekali.." Ucap Jongin sembari mengelus rambut halus sang anak.

"Jauh? Apakah bisa di tempuh menggunakan sepeda Chanyeol hyung?" Tanya Haowen polos sambil memasang wajah bingung.

"Tidak, sayang." Jongin menghela napas pelan lalu tersenyum pahit. "Bahkan, eomma sudah menyerahkan semua yang eomma punya untuk bersama ayah Hao. Tapi.. ayah Hao tetap tak bisa eomma gapai.."

Beberapa detik dilanda keheningan sambil memandangi sang ibu yang bersusah payah menahan air mata, membuat Haowen merasa bersalah.

Sepertinya, Haowen sudah melukai perasaan eommanya.

"Eom--eomma.." Panggil Haowen dengan suara bergetar. "Maafkan Hao.. Hao selalu membuat eomma menangis--hiks.."

Jongin yang tadi agak termenung langsung membelalakan matanya saat mendengar suara isakan tangis Haowen.

Jongin yang melihat Haowen menangis pun langsung membawa sang anak ke pelukan hangatnya.

"Hao kenapa menangis, hmm?" Tanya Jongin pelan sambil mengelus-elus punggung anak lelakinya.

"Hao--hiks--minta maaf karena Hao nakal.." Jawab Haowen dengan suara yang teredam.

"Siapa bilang Hao nakal? Anak eomma anak yang baik.."

Haowen menggeleng pelan, "Jika Hao anak baik, pasti Hao tidak membuat eomma menangis.." Tangan mungil Haowen menyeka air matanya yang tumpah ke pipi. "Hao mencari dan menanyakan ayah yang tidak ada disaat Hao punya eomma yang selalu ada di samping Haowen--hiks.. Maaf eomma.."

Jongin tersenyum haru, "Tidak apa-apa. Eomma juga minta maaf ya pada Hao karena eomma belum bisa menjadi yang terbaik."

Haowen membalas ucapan sang ibu dengan anggukan di kepalanya.

Akhirnya pagi itu mereka isi dengan tangisan yang sama sekali mereka tidak harapkan untuk datang di sela-sela hari mereka.

-----

Tak biasanya Sehun hanya merenung di dalam ruang kerjanya. Biasanya ia langsung mengerjakan pekerjaannya tanpa babibu agar pulang cepat. Tapi tiba-tiba saja ia malah merenung karena penasaran pada sesuatu hal samar-samar yang terjadi tadi malam.

RockabyeWhere stories live. Discover now