Bab 3 - I Love You

745 31 7
                                    


Taksi yang ku tumpangi berhenti tepat di depan toko pak No. Ya memang kosanku di depan toko pak No. Sekalian mampir dan bercerita liburanku. Dari jendela mobil aku melihat pak No sedang bersih- bersih halaman toko. Dari kejauhan toko pak No memang seperti toko jaman kolonial. Wajar jika kebersihan selalu diperhitungkan. Kalau gak gitu bisa dikira situs kuno. Meskipun memang toko pak No sudah lama. Peninggalan orang cina leluhur pak No.

'Asalamualaikum pak!' ucapku setelah turun dari taksi.

'Walaikumsalam. Lululuh Arif udah balik' jawab pak No.

Aku mendekati pak No dan segera menyalami tangan tuanya itu. Perasaan tenang dan damai menghampiri diriku. Serasa pak No adalah orang tuaku yang lain.

'Gimana nak liburanmu?' tanya pak No sambil menaruh sapu di depan toko.

'Gimana ya pak, gak sesuai tujuan sih. Tapi cukup senang, hehe' jawabku.

'Eh eh pak makasih ya sarannya, sangat bermanfaat loh' lanjutku.


'Saran yang mana sih?' tanya pak No bingung. 'Waktu itu loh pak, yang kata bapak membagi

kebaikan adalah cara lain untuk membaiki diri

sendiri. Waktu malam UAS.'

'Oh yang itu, ya wajar dong Rif. Kita kan manusia sosial. Membagi kebaikan adalah hal yang wajib kita lakukan.'

'Gini pak, setelah aku menerapkan yang bapak sarankan, aku..' ucapku terputus oleh kata pak No.

'Tunggu nak!'

'Duduk di sana aja tempat biasa, sambil makan roti kesukaanmu. Masih bayak loh! Hehe' ucap pak No sambil menunjuk 2 kursi dan satu meja kecil di depan toko.

'Boleh deh pak hehe' aku berjalan ke arah kursi itu. Pak No pergi kebelakang mengambilkan roti dan minuman untukku. Seperti raja yang baru datang dari medan perang saja hidupku.

Ku rasa kursi yang kududuki termasuk kursi lama. Tapi cukup kuat untuk ukuran kursi sekecil ini. Memang dasarnya udah kayu jati, apa lagi sudah di spirtus untuk menambah nilai artistiknya. Kalau di bayangkan, ini seperti pondasi manusia dalam membangun kehidupan. Sekecil-kecilnya bangunan kalau pondasi kuat pasti akan tahan lama. Hanya menambahkan sedikit hiasan untuk mempercantiknya.


'Gimana nak? Lanjutkan ceritamu tadi. Kepo nih!' kata pak No yang berjalan membawa sepiring roti dan 2 gelas botol minuman.

'Jadi gini pak, awal aku pulang kampung berencana mencari pacar. Bapak tahu kan aku gak pernah berkalan sama cewek. Ya karena aku gak punya pacar hehe. Terus di sana niatku ku urungkan. Aku mengajar anak-anak seusia adikku. Anehnya, hari demi hari aku mejalani aktifitas itu kebahagian datang kepadaku. Aku seperti merasakan apa yang mereka tertawakan. Bahkan tujuan awalku sampai ku lupakan. Dan tergolong gagal pula, hehe' ucapku.

Novel SIP! Komedi RomantisNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ