16. The Truth

833 92 1
                                    

"Jeongin, udah siap?"

Kemarin Jeongin memutuskan untuk pulang ke rumag Felix, ia takut jika pulang ke rumah lalu bertemu Hyunjin. Sungguh, ia masih takut dengan kakak tiri-nya itu. Kakak tiri? Iya kakak tiri.

Jeongin juga sudah menepati janji-nya dengan menjelaskan apa yang selama ini terjadi antara dirinya, Felix, Jisung, juga Seungmin. Dan tentang perihal kemarin mengenai Hyunjin, serta Felix yang hampir menjadiㅡatau bahkan sudahㅡkorban transaksi illegal

Felix sendiri juga tak menyangka bahwa lelaki tinggi yang ia lihat semalam adalah kakak Jeongin, ya meski ternyata adalah saudara tiri.

Felix juga paham, mengapa Jeongin melakukan semuanya.

"U-udah.."

"Yaudah ayok, pak Jinyoung udah nunggu"

Felix menarik tangan Jeongin untuk segera menuju mobilnya dimana sudah ada pak jinyoungㅡsi supirㅡyang menunggu.


Di sekolah Felix dan Jeongin bertemu Jisung di koridor. Berpas-pasan saat di ambang pintu. Tatapan mereka bertemu, iris keduanya menyiratkan arti yang berbeda

Felix tampak senang saat bertemu dengan Jisung. Namun berbeda dengan si tupai, tatapannya datar dan tersirat rasa benci di dalamnya. Terlebih saat melihat sesosok di belakang Felix

"Oh, populasi pengkhianat bertambah" lalu Jisung berlalu pergi meninggalkan Felix yang bingung

"J-jisung.." Jeongin yang melihat Felix turut merasa iba. Ia tahu diri, disini ia yang menjadi duri dalam hubungan pertemanan Jisung dan Felix

"Lix.. g-gue"

"Gapapa Jeongin. Bukan salah Jeongin kok" Felix mengembangkan senyumnya tipis. Lalu beranjak dari sana "Ayo, Felix anter ke kelas Jeongin, bentar lagi masuk."

~•°•°•~

"Ji-jisung.."

Jam sudah menunjukkan waktu istirahat sejak beberapa menit lalu. Felix memberanikan diri untuk mendekati Jisung yang tampak tak beranjak dari bangkunya

"K-ke kantin yuk?"

"Udahlah Lix, gue muak ngeliat lo sumpah"

"J-jisung jangan ngomong gitu"

"Terus?! Gue gak boleh ngomong gini setelah lo dengan santainya jalan bareng entah masih bisa gue sebut manusia apa hewan. Lo tega lix, semaleman gue coba telpon lo tapi gak aktif, chat gue juga gak dibales. Nyatanya? Pagi-pagi lo dateng bareng si bangsat itu!"

"Jisung! Dengerin Felix dul-"

"Udahlah. Lagian gue udah contact Seungmin buat nyelesaiin ini sekarang. Dan kali ini, harus ada Jeongin" Jisung berdiri dari tempat duduknya lalu pergi meninggalkan Felix dengan tanda tanya besar di kepalanya

"J-jisung.."

Entah sudah berapa kali Felix menyebut nama Jisung. Tapi kali ini, rasanya Felix tak hanya ingin menyebut nama Jisung, tapi sungguh Felix ingin segera memeluknya

Beberapa saat lalu, Felix, Jisung, Jeongin, Seungmin, dan seorang dekan sekali lagi berkumpul di ruang kemarin.

Dan sekali lagi pula membahas masalah yang sama, perihal ponsel Seungmin. Namun kali ini, interogasi dilakukan bersama sang pelaku, Yang Jeongin kelas sebelas IPA-5

Jeongin menceritakan semuanya. Ya tentu tidak serinci yang ia ceritakan pada Felix, Jeongin hanya menyampaikan peristiwa sejak jam olahraga itu. Dimana Jeongin yang diam-diam mengambil ponsel Seungmin, lalu memberikannya pada Felix dengan dalih bahwa itu miliknya

ㅡ; Beberapa saat lalu

" j-jadi.. begitu" terang Jeongin

"Terus maksud dari semua ini apa?! Tujuan lo ngelakuin ini apa?!" Seungmin menaikkan nada suaranya

"Seungmin tenang. Saya rasa masalahnya sudah cukup jelas. Jeongin sudah mau mengakui kesalahannya, lagipula ponselmu tak benar-benar hilang kan Seungmin? Dan untuk motif Jeongin, saya rasa itu masalah pribadi di antara kalian. Kalian sudah cukup dewasa untuk membicarakan hal sepele seperti ini bukan? Jadi saya harap, keluar dari ruangan ini, tak ada lagi dendam atau benci satu sama lain. Selamat siang, saya permisi. Kalian kembalilah ke kelas kalian masing-masing."

Seungmin yang lebih dulu beranjak, pergi dari sana dengan wajah datar tanpa sepatah katapun. Selanjutnya diikuti Jisung yang keluar tanpa suara, namun bisa Felix pastikan Jisung tengah menahan tangis.

"L-lix.. g-gue gak salah ngomong kan?" Jeongin menatap takut-takut pada Felix

"Hey, tenang Jeongin. Lo berani datanh dan cerita semuanya aja udah cukup buktiin lo berani tanggung jawab. Udah gak usah dipikirin lagi" Senyum Felix

Mengatakan untuk tak memikirkan apapun, pikirannya sendiri melayang bebas memikirkan satu nama

"J-jisung..."


「 to be continued 」


Miss me? Maaf pendek ya :D
Author berusaha mempersingkat alur biar cepet tamat

Anyways..
Enjoy the story? Feel free to leave a vote or some comments :D

i WUFF you~


- created at 28th April '2020 -
- 11:15 -

- posted at 28th April '2020 -
- 11:34 -

Huff n Puff • [ChangLix + Straykids]Where stories live. Discover now