1.9K 302 28
                                    

"Aku mau pergi ke papa gapapa ya?" Pamit Iqbaal kepada (Namakamu) yang sedang bermain game di handphone Iqbaal.

"Mau ngapain?" Tanya (Namakamu) tanpa mengalihkan perhatiannya.

"Ada urusan bentar tadi aku di telfon" (Namakamu) mengangguk lalu melirik Iqbaal yang tidak berniat untuk pergi.

"Ngapain?"

"Itu handphone aku yang kamu pake btw" (Namakamu) menepuk keningnya lalu menatap iqbaal sambil menunjukkan jajaran giginya . Tetapi semua diluar ekspektasi saat ingin tersenyum pipi (Namakamu) tiba tiba terasa nyeri.

"Aduh" ringis (Namakamu) sambil memegang pipinya membuat Iqbaal khawatir.

"Ck! Mangkanya gausah ketawa dulu" Iqbaal berdecak kesal lalu mengusap pipi (Namakamu).

"Namanya juga reflek ih!" (Namakamu) memukul bahu Iqbaal .

Cklek

Iqbaal dan (Namakamu) menoleh kearah pintu disana sudah ada Alif,Alfin,Rakha,Fikri,dan juga angga (Namakamu) menatap mereka dengan alis berkerut darimana mereka tau dia disini.

"Assalamu'alaikum Allahuakbar mesum gak tau tempat mata suci gue ternodai" cerocos Rakha membuat Angga yang ada disampingnya menoyor kepala Rakha.

"Rumah sakit inget gausah bar bar" Rakha mengusap kepalanya lalu mengerucutkan bibirnya.

"Kalian tau darimana aku disini?" Tanya (Namakamu) saat kelimanya berjalan kearahnya.

"Leon kasih tau gue kemarin" jelas Alif membuat (Namakamu) menganggukkan kepalanya.

"Kebetulan ada kalian titip bentar ya ada urusan penting banget" pamit Iqbaal sambil memakai jaket denimnya.

"Yoi baal santai aja sama kita" Iqbaal mengangguk lalu mendekati (Namakamu).

"Minum obat jangan lupa sama satu lagi makannya yang nurut" Iqbaal mengusap puncak kepala (Namakamu) lalu mengusap pipinya. Tidak tau kah dia ada yang terbakar api cemburu diruangan ini.

"Duluan ya" pamit Iqbaal lalu berjalan kearah pintu.

"Ada yang cemburuhhh nichh" goda Rakha sambil menatap Alfin yang menatapnya tajam.

"Bacot banget" cibir Alfin membuat semuanya tertawa kecuali (Namakamu).

"Kok bisa sampe gini dek?" Tanya fikri.

"Inces di keroyok bang apalagi inces kan anak diam anak kalem jadi gak bisa apa apa" (Namakamu) menatap Fikri imut .

"Najis gila pen muntah gue" cibir Alif dan Rakha yang berekspresi ingin muntah.

"Netijen selalu sirik".

"Zidny lagi?" Tanya Alfin sambil menatap pipi (Namakamu) yang bengkak.

"Siapa lagi musuh aku" tangan Angga tiba tiba saja ingin memegang pipi bengkak (Namakamu) tetapi hal itu di tepis kasar oleh Fikri dan Alfin.

"Aduh!" Angga mengusap tangannya.

"Jangan di pega bego banget sih udah tau bengkak gitu" cerocos Alfin.

"Yakan gue kepo aja kok bisa sampe dua duanya sih".

"Nempelin cutter dia kecil sih tapi lumayan juga" sontak semuanya menatap (Namakamu) kaget.

"HAH?!" (Namakamu) mengusap kedua telinganya saat mendengar teriakan kelima lelaki ini.

"Apaan sih kaget gue yaallah" gumam (Namakamu).

"Kok bisa sih pake cutter" tanya Alif penasaran.

"Gatau gue kalo dia bawa cutter"

"Kasian banget pacar gue sini sini peluk" rakha merentangkan tangannya bersiap memeluk (Namakamu) tetapi hal itu tidak terjadi karena Rakha malah memeluk Alfin yang langsung menghadang badannya.

A Million Dreams (IDR)Where stories live. Discover now