1.9K 285 27
                                    

Aku saranin play mulmed ya gais biar feelnya dapet

Saat ini (Namakamu) sedang berada di balkon kamarnya menatap jajaran bintang yang bersinar indah di atas sana . Tiba tiba air matanya menetes begitu saja mengingat kejadian tadi .

"Apaan sih cengeng banget gue" (Namakamu) mengusap air matanya yang menetes.

Tok tok tok

"Iya siapa?" Tanya (Namakamu)

"Makan yuk dek di tunggu mama sama papa tuh" ternyata sang kakak yang mengetuk pintu kamarnya.

"Masih kenyang adek gak ikut makan"

"Makan dikit aja yuk" bujuk Verrel membuat (Namakamu) berdecak kesal.

"Lagi gak mau di ganggu" tidak ada sahutan mungkin sang Abang sudah meninggalkan kamarnya .

(Namakamu) beranjak dari balkon kamarnya masuk kedalam kamar lalu berbaring di kasurnya . (Namakamu) menoleh kearah handphonenya yang berada di nakas yang sedari tadi terus saja berbunyi .

"Buka gak buka gak buka gak" gumam (Namakamu) sambil menatap handphonenya

"Gausah deh . Mending tidur aja gue" (Namakamu) menarik selimut sampai batas dadanya lalu memejamkan matanya . Tak lama dirinya terlelap padahal sekarang masih terbilang belum terlalu malam yaitu pukul setengah delapan malam.

🦄🦄🦄🦄🦄

"Ale gak mau yah!" Iqbaal berdiri dari duduknya menatap sang ayah .

"Le cuma sementara sampe om Ivan ungkap semuanya kamu ikutin kata ayah" bujuk ayah Herry

"Duduk dulu le gak baik ngomong gitu sama ayah" bunda Rike mengelus lengan Iqbaal sehingga Iqbaal kembali terduduk lalu menghela nafasnya kasar

"Kenapa sih harus Ale yang jadi korban. ale gak mau, bunda sama ayah tau sendiri Ale gak bisa jauh jauh dari (Namakamu)" lirih Iqbaal sambil menundukkan kepalanya.

"Iyaa bunda tau sayang ini demi kebaikan kalian berdua ya Ale harus tahan . Om Ivan udah bilang ini gak bakalan lama om Ivan udah nyuruh orang buat nyelidikin ini semua" jelas bunda sambil mengusap lembut rambut Iqbaal.

"Dengerin kata bunda sama ayah gausah batu jadi orang" timpal teh ody membuat Iqbaal menatap kakaknya itu tajam

"Ale gak mau debat" teh ody menahan tawanya melihat Iqbaal yang seperti orang putus asa itu.

"Ayah janji ini gak bakalan lama percaya sama ayah" Iqbaal menatap ayahnya tersebut lalu menganggukkan kepalanya ragu.

"Kasih Ale waktu" ayah Herry menggeleng

"Gabisa le gaada waktu" ucap ayah Herry membuat Iqbaal mendengus kesal

"Oke besok Ale bicara sama (Namakamu)" putus Iqbaal lalu beranjak menuju kamarnya.

"Gitu banget mukanya gak kuat ody" tawa teh ody pecah begitu saja .

"TEH! ALE DENGER YA!" Teriak Iqbaal dari ambang pintu kamarnya membuat teh ody terdiam.

A Million Dreams (IDR)Where stories live. Discover now