6) Satu Setengah Meter

359 39 0
                                    

H-1 pertandingan melawan SMA 20

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

H-1 pertandingan melawan SMA 20. Hari ini Marcel dapat keuntungan besar, karena traktiran Rina dan Wina dalam rangka memberi selamat telah menjadi 4 besar sekaligus memberi semangat untuk pertandingan besok. Sedangkan aku, akan mentraktir Marcel setelah pertandingan berakhir.

"Makasih Winaa," ucap Marcel sambil meletakkan mangkok soto di atas meja kantin. Sekarang kami berenam sedang berada di kantin untuk  menghabiskan waktu istirahat.

"Yoi. Besok harus menang ya!"

"Amin deh amin,"

"Pasti besok lo bolos?" tebakku sambil sambil mengaduk es jerukku.

"Iya dong,"

Tidak heran lagi, pasti mereka harus menyimpan energi sebelum bertanding dari pada menghabiskan waktu di sekolah.

"Gue ikutan ah," kata Aaron.

Kevin menyahut, "Yang ada lo dicariin Joko sampe nelpon bapak lo,"

"Joko posesif banget jadi wali kelas,"' kata Marcel menambahkan.

Aku tertawa mendengarnya. Memang benar sih, wali kelas kami itu sangat posesif. Jika ada siswa yang masuk tanpa kabar, maka beliau akan menanyakan kepada siswa kelasnya, orang tua, bahkan menelpon siswa tersebut.

Tiba-tiba Rina menyenggol lenganku waktu manik matanya menangkap sesuatu yang bersinar memasuki kantin.

"Apaannn—ohh," awalnya aku ingin marah kepada Rina yang terus menerus menyenggolku, sebelum akhirnya aku paham, jika teman-temanku seperti ini kelakuannya, pasti ada Hansel.

Aku langsung mencari keberadaan pemuda yang kukagumi itu. Tidak susah, karena memang se-dashing, se-good looking, sebersinar itu, hingga tak jarang beberapa pasang mata menoleh ke arah Hansel yang sedang memasuki kantin.

"Kenapa sih? Hansel?" tebak Marcel yang posisinya membelakangi Hansel.

"Iya lah, siapa lagi," balasku. Manik mataku fokus memandangi Hansel. Tidak terlalu fokus sih, nanti bisa ketahuan bahwa aku memandanginya.

"Gila cuyyy ganteng bangett huhuhuhu," kataku dengan suara pelan, yang langsung disetujui oleh Rina dan Wina.

"Bucin lu," ledek Kevin.

"NGACA YA TOLONG," seru Wina.

"Ah, ga bakal sampe segitunya gua mah," katanya, masih ngotot.

"Tapi, gue kaget lho Ayna kayak gini. Ga nyangka aja dia bakal suka sama orang sampe segininya," celetuk Rina.

Iya gue sendiri sebenernya juga ga nyangka, batinku.

Better Better; harutoWhere stories live. Discover now