19) Sticky Notes

75 8 8
                                    

Kurang 14 hari lagi, hingga kami, siswa kelas 12 mengikuti UN serentak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kurang 14 hari lagi, hingga kami, siswa kelas 12 mengikuti UN serentak. Dibanding minggu-minggu sebelumnya, hari ini kami merasa agak lebih santai dan tenang. Entahlah, mungkin kami sudah merasa pasrah. Terbukti dengan kami yang saat ini malah asyik duduk melingkar untuk membahas idola Korea yang baru saja merilis lagu.

"Ngomong-ngomong kalian udah liat belum pesan dari adkel?" tanya Wina tiba-tiba, merubah topik pembicaraan.

"Hah, apaan tuh," tanya Rina.

"Ituuu, di lorong kelas kan ada papan buat mading atau pengumuman gitu kan. Spesial hari ini, papannya dikosongin buat diisi pesan-pesan untuk angkatan kita," jelas Wina, menjawab pertanyaan dari Rina.

"Keren juga. Tau dari mana lo?" tanyaku.

"Tadi pagi pas mau ke kelas, gue liat. Mau ke sana ga?"

"Ayo ih, penasaran,"

Aku, Wina, dan Rina memutuskan untuk keluar kelas dan menuju papan yang dimaksud. Di sana, sudah ada Marcel, Kevin, dan beberapa siswa lain yang sibuk membaca pesan-pesan. Tampak separuh dari papan sudah terpenuhi sticky notes warna warni yang ditulis baik dari kelas 10, 11, maupun kelas 12. Ada pesan yang ditujukan secara perorangan, ada juga yang ditujukan untuk umum. Seperti yang aku dapat dari teman-teman Divisi Dekorasi dan Dokumentasi atau lebih sering disebut Divisi Dekdok. Divisi yang merupakan tempatku bekerja ketika aku masih aktif dalam organisasi kepanitiaan sekolah.

SEMANGAT YA KAKAK KAKAKKU DEKDOK! SEMOGA LANCAR MENEMPUH HIDUP BARU <3
- dekdok'21 & 22

Aku tersenyum melihatnya. Siapa pun yang memberikan ide untuk merubah papan pengumuman menjadi papan pesan, aku sangat berterima kasih. Pesan dan celutukan yang tertempel membuatku menjadi lebih baik dan sedikit lebih berani untuk menghadapi UN.

Tak lama, suara tawa Marcel membuat beberapa pasang mata menatapnya, termasuk kami.

"AHAHAHAHAH ANJIR,"

"Paan si," Wina yang penasaran, merubah posisi agar lebih dekat ke Marcel dan ikut melihat apa yang Marcel lihat.

"Fix sih ini yang nulis Hansel," ujar Marcel yang masih terkekeh, diikuti Kevin.

"Mana?" aku refleks menanyakannya tanpa sadar bahwa yang ada di tempat tersebut tidak hanya siswa yang berasal dari kelasku.

Marcel menunjuk sebuah sticky note bewarna merah muda, yang tertulis,

<3 bawa santai aja bos. hidup emang berat, cukup dijalani aja, jangan diduduki <3
- basket'22

Aku ikut terkekeh, alih-alih mendapat kata penyemangat, Marcel mendapat kata-kata yang berunsur komedi. "Eh tapi kok lo tau yang nulis siapa?" tanyaku.

"Tulisan jelek gini mah punya Hansel,"

Aku menganggukan kepala seakan setuju dengan perkataan Marcel. Aku tentu tidak berhak menertawakan tulisan Hansel, karena aku sendiri sadar tulisanku tidak termasuk golongan rapi.

"Sedih kan lu, bentar lagi bakal ga ketemu lagi?" goda Wina.

Aku langsung mengisyaratkan agar ia mengecilkan suaranya. Dasar, berbicara sesuka hati tanpa melihat keadaan sekitar. "Ya sedih lah. Kenapa pula gue lahir duluan,"

Ucapanku membuat Wina dan Rina tertawa kecil.

Wina memegang pundakku. "Tapi gapapa, Na. Kan masih ada kesempatan selama 2 tahun buat liat dia main basket sebelum lulus,"

"Diem gak lu anjirrr, ntar aja bahasnyaaa," ujarku gemas, menghentikan mereka agar berhenti membicarakan Hansel di depan umum.

Kedua teman dekatku malah terkekeh. Aku memutar bola mata malas, mereka benar-benar tidak bisa diajak kerja sama.

Akhirnya kami memutuskan kembali ke kelas, mencari tempat aman untuk membicarakan topik seorang Hansel yang lama-lama berubah ke topik idola Korea. Maklum, inilah kehidupan fangirl.

Hari ini, aku mengetahui satu hal lain tentang Hansel. Tulisan pemuda itu, kini aku tahu bagaimana bentuknya. Ah, juga selera humornya yang bagus.

 Ah, juga selera humornya yang bagus

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Better Better; harutoWhere stories live. Discover now