1. Prolog

165 20 0
                                    

Bismillah, hai teman-teman hari ini pertama kali aku bikin cerita semoga kalian semua terhibur.

___________

Seorang gadis berseragam putih biru tengah melamun, membayangkan bagaimana nanti kegiatan dia di sekolah. Semoga seru.

Perkenalkan teman teman nama dia, Alisya Indah Safitri, atau orang rumah sering memanggil nya dengan sebutan Asya. Anak tunggal dari keluarga yang lumayan kaya dengan hijab di kepalanya.

Hari ini hari pertama Asya masuk ke SMA, karena hari ini masih masa perkenalan lingkungan sekolah atau MPLS maka Asya harus memakai baju SMP nya dahulu. Asya sudah tak sabar untuk bertemu dengan teman teman barunya.

Kata bunda Asya, Kamelia juga bersekolah di sekolah yang sama dengan Asya, sangking senang nya melamun Asya tak sadar bahwa dia sudah sampai di sekolah barunya.

"Neng Asya, udah nyampe di sekolah nya" tegur pak Jamal-supir pribadi di rumah Asya.

Panggilan pak Jamal menyadarkan Asya dari dunia khayal nya ke dunia nyata.

"Eh iya pak, maaf barusan Asya ngelamun, hehe" Asya memperlihatkan cengirannya.

"Ehh eneng, ngelamun terus" tanggap pak Jamal.

"Yaudah pak, nanti jemput jam 2 ya pak" pesan Asya mengingatkan pak Jamal, karena keseringan lupa untuk menjemputnya.

"Assalamualaikum, pak" salam Asya.

"Waalaikumussalam" jawab pak Jamal.

***

Asya berjalan menuju lapangan, karena sepertinya upacara pembukaan MPLS akan dimulai. Sebelumnya Asya sudah menyimpan tas nya di ruangan khusus untuk murid baru.

"Asya!" Seru seorang gadis berparas cantik dengan rambut panjangnya yang dibiarkan terurai.

"Kamalia" Asya langsung berhambur ke pelukan Kamelia, ya orang yang tadi memanggil Asya adalah Kamelia. Teman kecil nya yang sudah tak bertemu dengannya selama 4 tahun ini, karena dia pindah ke kota lain.

"Sya, beneran ini kamu? kamu cantik banget Sya, ya ampun gk nyangka aku, temen kecil aku yang dulu ingusan, kucel, kumel. Sekarang jadi cantik bak bidadari surga" puji Kamelia panjang lebar.

"Ah kamu ini, gausah berlebihan, nanti Allah cemburu. Kamu juga cantik tau, makin cantik malahan" Puji Asya kepada Kamelia.

"PERHATIAN SEMUANYA" seru seorang lelaki yang berdiri di depan barisan anak baru."Gue bakalan bagi kelompok setelah upacara nanti, kalian harus kumpul di aula sekolah. MENGERTI!"

"MENGERTI KAK" seru semua murid kelas 10 yang masih berpakain putih biru.

"Oke, baris rapi, karena 2 menit lagi upacara bakalan dimulai, kalau ada anak yang ketahuan mengobrol atau kabur, kami panitia MPLS gak segan-segan buat ngehukum kalian.

"Iya, kak" suara anak kelas 10 melemah seraya kepergian lelaki tadi.

***

"Kita bakalan bagi kelompok hari ini, kelompok ini berlaku untuk hari pertama MPLS sampai hari terakhir MPLS dimana akan diadakan kemah" pengumuman dari lelaki itu lagi.

"Oh ya, perkenalkan nama gue, Ray Budiano Anggara, kalian semua bisa panggil gue, kak Ray" akhirnya lelaki itu memperkenalkan dirinya.

"Ganteng ya sya kak Ray nya" bisik Kamelia.

"Kamu ini, ke yang ganteng aja melohok, hahah" canda Asya.

***

Pembagian kelompok telah selesai, sayang sekali Asya dana Kamelia tidak satu kelompok.

"Yahh Sya, aku gak sekelompok sama kamu" komentar Kamelia ntah yang keberapa kalinya.

"Kam, kamu itu udah berapa kali ngomong begituan ke aku, apa gak bosen?" Heran Asya.

"Abis aku kesel banget, kenapa coba kita gak satu kelompok?" Tanya Kamelia kepada Asya.

"Iyalah Kamelia sayanggggg, huruf depan nama kita itu jauh" jawaban Asya menyudahi keheranan Kamelia.

"Iya juga ya Sya, kenapa aku gak kefikiran ya?" Tanyanya, heran kepada diri sendiri.

"Kamu ini ada ada aja" sahut Asya.

"Yaudah yuk pulang, Sya" ajak Kamelia.

"Aku dijemput supir Kam, kamu duluan aja, tapi kalau mau nebeng, ayo" ajak nya.

"Gausah deh, nanti nanti aja" tolak Kamelia secara halus. "Yaudah kalau gitu aku pulang duluan ya, babay Syaa" pamit Kamelia.

"Iya, hati hati yaaa" balas Asya

____________






Hai temen temen, alhamdulillah part satu nya udah ada, in sya allah part dua nya nyusul besok ya. Maafin nih kalau gak nyambung mohon dimengerti 😂

Jangan lupa ya vomment nya



Semua Karena AllahWhere stories live. Discover now