Awal Untuk Sebuah Akhir

643 46 2
                                    

Aku mengerutkan dahi melihat penampilannya. Anak perempuan dengan aksesoris serba merah itu menabrak ku dan menumpahkan minuman yang ia bawa.

Baju putih yang harusnya bersih itu kini memerah oleh entah apa minuman itu. Dan hanya kata ma'af yang berulang tanpa ada solusi, lalu semuanya berakhir dengan dia yang kembali berlari memasuki sekolah.

Aku yang mau mendaftarkan diriku ke sekolah ini langsung berniat berhenti, aku tidak mau bertemu anak perempuan itu lagi. Tidak!!, Sebenarnya aku jadi punya alasan untuk tidak melanjutkan sekolah dan menunggu dengan tenang ajal menjemput ku.

Kenapa aku begitu pesimis begini?.Jika kalian tau alasannya, kalian pasti langsung iba dan tak percaya. Aku yang terbilang punya wajah ganteng ini, sudah pasti mati dibawah umur 16 tahun. Aku penderita sakit jantung stadium akhir yang bisa mati kapan saja.

Seluruh hidupku dihabiskan dalam ruangan serba putih dan bau obat yang menyengat. Aku sebenarnya tidak mengeluh, tidak secara langsung pastinya, hanya saja keluargaku semuanya tampak putus asa dengan aku yang hanya menerima keadaan ini.

Jadi, setelah hampir selama 17 tahun ku habiskan waktuku di Rumah Sakit, aku bahkan sekolah privat di sana, akhirnya aku diminta sekolah layaknya orang normal. Tapi kesan ku pertama di sekolah hanya warna serba merah dan gadis menyebalkan itu. Sungguh aku jadi benci warna merah.

Hari kedua aku kembali bertemu dengan si merah ini, namun temanya sedikit berbeda, gadis itu memadukan warna merah dengan warna putih, dia…. mirip bendera. Ia membawa mungkin sekitar 50 kotak roti yang di susun rapi dan membawanya ke ruang guru. Sepertinya…dia bukan anak dari sekolah ini.

Ougghh😡.., Warna merah lagi. Benar-benar bikin sakit mata.

Siapa gadis ini???, Dia sudah mengitari sekolah 3 kali hari ini, apa yang dia cari??, Siapa yang dia cari??. Bikin penasaran saja.

Wow😑, kenapa mereka harus beradegan mesra di depan gerbang sekolah??. Kenapa aku harus jadi satu-satunya orang yang menyaksikan ini??. Menyebalkan. Siapa pria ini, kenapa elus-elus kepala orang lain dengan santainya??. Padahal udah tua. Pedofil kah??.

Aku hanya ingin mewanti-wantinya, aku baik kan!!. Dia masih terlalu muda untuk termakan bujuk rayu pria tua. Tapi kenapa dia malah lari begitu??!😐 Aku pikir….aku tidak se menyeramkan itu.😕 Menyebalkan!!!.

Hujan deras.
Kalian tau?!. Hal yang perlu di lakukan pada saat itu hanyalah tiduran di dalam kelas, sayangnya ini sudah jam pulang sekolah dan kelas sudah di kunci. Aku yang terlambat pulang karena supir yang biasa menjemputku terjebak macet itu, jadi terpaksa menunggu di depan gerbang sekolah.

Setengah jam dan aku sudah benar-benar merasa kedinginan, ingin rasanya lari saja dan bodoh amat dengan hujan. Tapi langkah ku terhenti ketika melihat gadis itu tiba-tiba muncul dan berteduh di seberang sana.

Satu detik, dua detik dan detik ketiga gadis itu kembali naik sepeda. Wow…..hujan deras begini, tubuh kecilnya itu tertutup runtuhan hujan dan menghilang dari pandangan. Aku tidak yakin, kalau besok ia tidak akan terserang demam.

🤨Tapi besoknya, gadis itu dengan santai memasuki gerbang sekolah seolah hujan badai kemarin tidak ada apa-apanya baginya.

Seiring waktu berjalan, aku jadi terus-terusan memperhatikan gadis merah ini, entah itu karena keadaan atau memang ini sebuah kebetulan yang aneh, kami selalu bertemu di depan pintu gerbang sekolah.

Aku yang memang anti sosial, memutuskannya menjadikannya objek menarik yang menemani hari-hari membosankan ku di sekolah. Aku bahkan dengan sengaja membeli sebuah buku diary khusus untuk gadis merah ini.

Aku kadang iri melihat orang lain bisa dengan bebas bicara dengannya, aku juga ingin seperti itu. Tapi…. kenapa gadis itu malah seperti takut padaku?.🤨

Unexpected Love (END)Where stories live. Discover now