22. - Jangan sakit lagi

Mulai dari awal
                                    

"Gue gak lemah!"

"Tapi waktu lalu kamu hampir gak bisa angkat sendok"

Arkan terdiam. Entahlah, ia sendiri merasa heran dengan tubuhnya yang labil. Sebelumnya ia bisa melempar buku tebal ke arah Kevin dengan tangannya namun saat mengangkat sendok tiba-tiba saja tangannya terasa kaku untuk di gerakan. Ia bahkan bisa memegang ponsel dan memainkannya namun ketika bersama Maura tenaganya hilang begitu saja. Arkan jadi bertanya-tanya,

Sebenarnya siapa gadis ini?

Tiba-tiba sekelebat bayangan itu muncul di otaknya. Arkan melihat dirinya dan seorang gadis tengah berdiri di balkon kamarnya tengah memegangi sebuah lampion. Arkan melihat gadis itu, namun ia tak bisa melihat jelas wajah sosok gadis itu.

"Arrrgh!" Arkan kembali mengerang saat tiba-tiba rasa sakit itu datang lagi menyerang kepalanya. Maura berdiri menyentuh bahu Arkan sembari memanggil namanya dan entah sadar atau tidak, Arkan mendorong Maura hingga gadis itu terdorong kuat ke belakang.

"Tahan ya, Ar. A-aku panggil dokter—"

"Jangan!" cegah Arkan, cowok itu masih meringis kesakitan sehingga napasnya tak beraturan.

"Stay here. Don't go anywhere!" tekannya sembari berusaha menekan rasa sakitnya. Melihat Arkan menjambak rambutnya sendiri dengan erangan yang menyakitkan membuat hati Maura perih. Mata Maura berkaca-kaca, tak tega melihat cowok itu kesakitan seperti ini.

Maura menjulurkan tangannya menjauhkan tangan Arkan dari rambutnya lalu menarik kepala cowok itu lembut agar bersandar di dadanya. Maura menahan tangan Arkan agar cowok itu tidak kembali menjambak rambutnya sendiri.

"Jangan sakitin diri kamu sendiri, Ar" kata Maura lembut. Gadis itu mengusap kepala Arkan di sertai dengan pijitan-pijitan kecil di sekitarannya berharap agar rasa sakit itu mereda.

'Jangan sakit lagi ...' batin Maura sedih.

Perlahan erangan Arkan pun mereda, Maura bisa merasakan pernapasan Arkan mulai kembali normal. Maura pun menghela napas lega.

☃☃☃

Pagi ini Reyhan kembali mendatangi rumah Ben. Cowok itu berdiri bersandar di pintu mobilnya memperhatikan bangunan di depannya itu, menunggu Ben keluar. Reyhan tak menyerah begitu saja karena sesuai amanah Clara yang di berikan padanya, Reyhan harus segera bertemu dengan adiknya, Angel. Sekaligus meminta izin pada Ben untuk mengambil Angel karena Angel adalah satu-satunya keluarga kandung yang Reyhan punya. Sedangkan Ben? Cowok itu masih mempunyai Arkan dan kedua orang tua yang selama ini mengasuhnya, Clara dan Edgar.

Reyhan juga belum menceritakan hal ini pada Calista, siapa dirinya yang sesungguhnya. Reyhan takut jika Calista akan menjauhinya jika gadis itu mengetahui bahwa ia bukanlah anak kandung Clara dan Edgar.

Reyhan menegakkan tubuhnya ketika melihat Ben keluar dari rumahnya. Reyhan menunggu sembari memperhatikan Ben menyalakan mesin motornya lalu berjalan ke arah gerbang.

Ben melihat Reyhan, namun cowok itu seolah tak memperdulikan kehadirannya. Ben membuka gerbang kemudian berbalik menuju motornya yang terparkir di halaman.

Reyhan pun menghampiri Ben dan menahan bahu cowok itu.

"Ben" panggil Reyhan. Ben pun langsung menepis tangan Reyhan dari tubuhnya dan tetap berjalan menuju motornya.

"Please, izinin gue ketemu Angel" pinta Reyhan namun Ben tak menghiraukannya.

"Ben, jangan egois!" ujar Reyhan yang mulai emosi atas sikap Ben padanya. Ben berhenti dan berbalik menatapnya tajam.

"Lo yang egois! Lo udah punya segalanya dan lo mau ambil Angel juga dari gue?! Picik lo!" sungut Ben sembari mendorong Reyhan.

"Lo boleh ambil balik semua yang gue punya sekarang, tapi tolong kasih Angel ke gue"

My Cold Prince 2 || (T A M A T)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang