Just because it's hard doesn't mean it's impossible.
You can do it.×××××
Kenapa fokus untuk belajar itu susah? Kalau melihat Airin belajar dengan serius meskipun kondisi sedang ramai itu terlihat gampang. Tapi kalau Alin yang melakukannya sendiri.. ugh, sangat susah.
Menurut Alin, belajar di rumah sudah jelas gagal total. Dia tidak bisa menahan dirinya dari gravitasi kasur atau ponsel. Jadi dia memilih untuk belajar di mal.
Biar kelihatan pinter juga hehe. Gak deng, canda.
Setelah memastikan baju yang dipilihnya nyaman, tidak lupa Alin mengambil foto.
Oke, setelah Alin mengupload foto ini di second account IG nya. Sekarang dia siap pergi.
"Ma, aku pergi ya," pamit Alin. Mamanya beranjak berdiri dari sofa dan menghampiri anaknya. "Mau kemana? Sama siapa?"
"Mau belajar di mal, kesananya sama supir ojek online, hehe."
"Hati-hati ya, nak. Belajar yang serius, lho. Bukannya jelalatan lihat baju." Alin hanya menyengir menanggapi ucapan mamanya.
"Kuaminin aja dulu. Khilafnya ntaran. Dah ma!" Alin langsung menghampiri orang yang sudah menunggunya dari tadi.
Sesampainya di mal, tujuan Alin memang langsung foodcourt. Sebenarnya waktunya sekitaran 15 menit kurang untuk mencapainya, tapi akibat banyaknya godaan setan dari toko-toko, satu setengah jam kemudian barulah Alin sampai di foodcourt. Untungnya kekhilafannya tidak membuat dirinya benar-benar membeli sesuatu. Palingan dia hanya membeli boba dan corn dog untuk menemaninya belajar.
Oke, waktunya belajar sejarah~
"Teori Gujarat, Persia, sama Mekkah. Harusnya ini gampang sih.."
Dia mulai menulis ulang di lembar kosong sambil sesekali meminum minumannya. "Wah gila, ya kali aku harus ngehafalin semua sunan ini?"
Alin memijat jidatnya sejenak sebelum kembali memulai menulis.
CITEȘTI
Perfect Spotlight (✓)
Ficțiune adolescențiKata orang, menjadi cantik akan menyelesaikan 50% masalah kehidupan. Mungkin benar, tapi rasanya masalah batinku yang bertambah. Semua sorotan seakan-akan aku pemeran utama terlalu berlebihan. Semua orang datang dan mengagumi diriku, padahal aku tid...